Gunung Rinjani Jadi Lokasi Pilot Project Penerapan Aplikasi Pelacakan Pendaki Selama Pendakian

2 months ago 80

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni menyatakan bahwa pihaknya akan segera menerapkan aplikasi pelacakan untuk setiap pendaki yang mendaki di berbagai gunung di bawah naungan Balai Taman Nasional. Gunung Rinjani akan menjadi lokasi pilot project.

"Kita punya alat namanya Beacon (Beacon Personal System). Jadi, setiap pendaki nanti akan bisa di-track melalui handphone mereka," kata Menhut dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu, 13 Agustus 2025.

Aplikasi pelacakan pendaki itu sudah tersedia yang bekerja sama dengan Federasi Mountaineering Indonesia. Dengan aplikasi pelacakan tersebut, posisi setiap pendaki di Gunung Rinjani bisa diketahui pasti. 

"Jadi in case, naudzubillah ada yang terjatuh, dengan cepat nanti kita akan tahu titiknya di mana," kata Menhut seraya menyebut itu sebagai upaya untuk meniadakan kecelakaan (zero accident).

Hanya saja, pihaknya tak bisa langsung menerapkannya ke semua pendaki lantaran terkendala sinyal. Saat ini, pihaknya sedang mengadakan koneksi internet di Gunung Rinjani dan ditargetkan akhir Agustus 2025 atau awal September 2025 sudah bisa diterapkan.

"(Pemasangan penguatan sinyal) terutama titik-titik yang memang diidentifikasi sebagai titik rawan... dari Sembalun maupun dari Pelalawan. Bahkan nanti dari kantor ini, kita akan bisa melihat, nge-track berapa orang yang naik, posisi di mana," imbuhnya.

Batal Pakai RFID

Menhut menyatakan penggunaan aplikasi pelacakan itu menggantikan rencana awal yang akan menggunakan RFID. Pertimbangannya adalah karena dianggap lebih efisien.

"Ternyata kurang efisien (RFID) karena pembelian alatnya, terus nanti dipasang. Kalau ini, semua insya Allah punya handphone. Bisa diswitch on di sana, (langsung) jalan," katanya.

Sementara itu, Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) mewajibkan setiap pendaki Gunung Semeru menggunakan gelang pelacak 'radio frequency identification' (RFID). Penggunaan gelang tersebut untuk mempermudah pelacakan lokasi para pendaki, terutama ketika terjadi keadaan darurat.

Lewat akun Instagram @bbtnbromotenggersemeru pada 3 Juli 2025 dijelaskan bahwa gelang pelacak itu dilengkapi dengan chip mini dan antena yang memancarkan sinyal ke menara pemancar di beberapa titik jalur pendakian. Saat pendaki yang menggunakan gelang tersebut posisinya berada di dekat alat pemancar chip akan mengirimkan data, di antaranya identitas pengguna dan lokasi keberadaan terakhir.

Setiap data yang masuk bisa diakses langsung lewat sistem pusat, misalnya di pos pendakian. Data langsung terkirim ke Kantor Resort Ranupani. 

Grade Gunung Rinjani

Sementara itu, berdasarkan analisis tim Kementerian Kehutanan dan berbagai pihak terkait ditetapkan bahwa seluruh jalur pendakian Gunung Rinjani masuk dalam Grade IV atau sangat sulit. Total ada enam jalur pendakian Rinjani, meliputi Senaru, Sembalun, Tete Batu, Aik Berik, dan Torean.

"Kalau Grade IV artinya tidak boleh pendaki pemula," kata Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kemenhut Satyawan Pudyatmoko dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis, 13 Agustus 2025.

Ia menerangkan penetapan itu didasarkan dari berbagai aspek, termasuk panjang jalur pendakiannya, keterjalannya, hingga kemungkinan kondisi cuaca buruk, seperti angin badai dan sebagainya. Informasi tentang grading gunung itu akan diketahui begitu pendaki mendaftar secara online. "Di situ sudah ada informasi tentang grade," ujarnya.

Senada dengan Satyawan, Menhut Raja Juli Antoni mengingatkan bahwa pendakian gunung tidak bisa sekadar karena fear of missing out (FOMO). "Menurut Agam Rinjani lagi, banyak para korban baik yang kemudian jatuh dan kemudian meninggal atau yang korban cedera dan sebagainya itu karena persiapan yang kurang, karena FOMO tadi," kata Raja Juli.

SOP Baru Pendakian Gunung Rinjani

Direktur Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kemenhut Nandang Prihadi menjelaskan seiring penetapan Gunung Rinjani sebagai Grade IV, para calon pendaki harus berpengalaman mendaki di tempat lain. Sementara ini, proses pembuktiannya bisa dilakukan secara mandiri.

"Jadi boleh dari fotonya dia ketika di gunung atau medsos dia memberikan dia mendaki atau pernyataan dari pengelola gunung, dan seterusnya. Ke depan, dari arahan Pak Menteri, kita akan ada e-sertifikat yang membuktikan bahwa dia pernah mendaki," kata Nandang.

Selain itu, para pendaki Rinjani diwajibkan tidak hanya melakukan tes kesehatan, minimal di fasilitas kesehatan level 1, maksimal H-1. Mereka juga wajib menunjukkan hasil tes kebugaran yang juga dilakukan pada H-1. 

"Tidak bisa tiba-tiba naik gunung padahal dia enggak pernah latiha, enggak pernah jalan kaki, dan seterusnya," sambungnya.

Pihaknya juga secara bertahap akan menerapkan kewajiban asuransi premium. Jenis asuransi tersebut memungkinkan untuk meng-cover manfaat evakuasi dengan menggunakan helikopter.

"Tapi karena banyak yang sudah daftar, sudah membayar, itu masih diberikan pilihan, dia boleh pakai asuransi yang standar atau asuransi premium," imbuh dia.

Foto Pilihan

Penari Reog Ponorogo dari Sedulur Warok Ponorogo Bekasi beraksi saat pembukaan acara Parade Wastra Nusantara 2025 yang di Grand Atrium Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Jumat (8/8/2025). (KapanLagi.com/Budy Santoso)
Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |