Kemenpar Rilis Imbauan Keselamatan Wisatawan di Indonesia Usai Gempa Rusia yang Menyebabkan Peringatan Tsunami

20 hours ago 8

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menginformasikan imbauan keselamatan wisatawan usai Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis peringatan dini tsunami dampak gempa Rusia magnitudo 8,8. Karena peristiwa seismik tersebut, sejumlah wilayah Indonesia timur diperkirakan terdampak gelombang kecil, Rabu, 30 Juli 2025, antara pukul 14.52–16.30 WIT.

"USGS (Survei Geologi) Amerika Serikat menyatakan tsunami dapat mencapai Jepang, Filipina, Alaska, Hawaii, Guam, dan Indonesia. BMKG mengatakan bahwa terdapat 10 wilayah di lima provinsi Indonesia yang berpotensi terdampak tsunami dengan ketinggian kurang dari 0,5 meter," tulis Kemenpar di akun Instagram-nya, Rabu.

Sejumlah wilayah tersebut, yakni Talaud, Kota Gorontalo, Halmahera Utara, Manokwari, Raja Ampat, Biaknumfor, Supiori, Sorong Utara, Jayapura, dan Sarmi. "Dalam rapat koordinasi BNPB dan BMKG, seluruh OPD terkait di daerah diminta mengimbau masyarakat untuk tidak beraktivitas di kawasan pesisir selama satu jam sebelum dan dua jam setelah waktu prakiraan datangnya gelombang tsunami," ungkap pihaknya.

Ambil Langkah Antisipasi

Sebagai langkah antisipasi, Kementerian Pariwisata mengimbau:

  • Pengelola destinasi, pelaku wisata, dan wisatawan di destinasi-destinasi pesisir untuk segera mengevakuasi diri ke zona aman yang telah ditentukan OPD terkait di daerah-daerah tersebut, serta terus mematuhi imbauan OPD terkait mengenai kesiapsiagaan bencana tsunami.
  • Masyarakat dan wisatawan untuk terus memonitor informasi lebih lanjut mengenai penanganan bencana dan titik evakuasi melalui kanal-kanal resmi pemerintah, dan tidak terpengaruh oleh informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Pihaknya juga menulis, "Kementerian Pariwisata mengajak seluruh pelaku wisata dan wisatawan di kawasan pesisir timur Indonesia mengutamakan keselamatan dan tanggap terhadap setiap arahan dari pihak berwenang. Mari jaga keselamatan bersama, tetap waspada, dan selalu patuhi arahan petugas."

Di kabar terbaru, BMKG telah mencabut peringatan dini akibat gempa Rusia kemarin. Kanal News Liputan6.com merangkum, Kepala Pusat Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, menjelaskan, pencabutan peringatan dini ini lantaran gelombang tsunami mengarah ke Indonesia cenderung mengecil.

Gempa Susulan

Sebelumnya, Daryono mengatakan bahwa sampai pukul 16.30 WIB, kemarin, tercatat 43 gempa susulan di Kamchatka, wilayah pesisir timur Rusia. "Dengan magnitudo terbesar M6.9 dan magnitudo terkecil M4.7," kata Daryono dalam rilis.

ia menambahkan, gempa yang mengguncang Rusia merupakan gempa bumi dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng pada Palung Kurile-Kamchatka (Kurile-Kamchatka Trench). Mekanisme gempa ini berkarakter "naik."

Sementara itu, mahasiswa dan warga negara Indonesia (WNI) di Rusia dilaporkan dalam kondisi aman selepas gempa terbesar yang mengguncang wilayah itu sejak 1952. Ketua Persatuan Mahasiswa Indonesia di Rusia (PERMIRA), Akbar Rizki, memastikan tidak ada dampak yang dirasakan WNI di Moskow maupun Vladivostok.

"Saya tinggal di Moskow, dan sejauh ini aktivitas warga berjalan normal seperti biasa. Tidak ada dampak langsung yang kami rasakan," ujarnya saat dihubungi kanal Global Liputan6.com, Rabu, 30 Juli 2025.

Vladivostok merupakan wilayah yang relatif dekat dengan pusat gempa di Kamchatka. Namun, Akbar menyebut, tidak ada getaran yang dirasakan di wilayah tersebut.

Memantau WNI di Wilayah Terdampak Gempa

Menurut Akbar, saat ini terdapat sekitar 18 mahasiswa Indonesia yang menetap di Vladivostok. Meski belum ada himbauan resmi, KBRI Moskow tetap memantau situasi. Akbar menambahkan, pihak konsuler KBRI telah menyampaikan agar WNI tetap waspada dan segera menghubungi hotline KBRI jika terjadi keadaan darurat.

Menyambung itu, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menyatakan, pihaknya terus memantau secara intensif dampak gempa Rusia, kemarin. Melalui keterangan resminya, Kemlu RI menyampaikan bahwa koordinasi tengah dilakukan dengan sejumlah perwakilan RI di luar negeri, termasuk KBRI Moskow, KBRI Tokyo, KJRI Osaka, dan KJRI Los Angeles.

Fokus utama mereka adalah memastikan keselamatan WNI di wilayah terdampak. KBRI Moskow mencatat, terdapat 53 WNI yang menetap di wilayah Federal Timur Jauh Rusia, termasuk di sekitar Semenanjung Kamchatka.

Berdasarkan hasil komunikasi dengan WNI di wilayah tersebut, hingga saat ini tidak ada laporan WNI yang terdampak atau menjadi korban gempa. "Perwakilan RI terus menjalin komunikasi dengan otoritas setempat dan WNI di wilayah terdampak untuk memantau perkembangan situasi," ujar Kemlu.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |