Liputan6.com, Jakarta - Ibu Negara Prancis, Brigitte Macron, memutuskan mengajukan kasasi atas kasus pencemaran nama baik ke pengadilan tertinggi di Prancis setelah dua perempuan dibebaskan oleh pengadilan tingkat bawah. Kedua perempuan tersebut sebelumnya dituduh menyebarkan rumor palsu di internet yang menyatakan bahwa Brigitte adalah seorang transgender.
Keputusan ini disampaikan pengacara Brigitte pada Senin, 14 Juli 2025, dikutip dari France24, Rabu (16/7/2025). Pengadilan di Paris membatalkan putusan terhadap kedua perempuan tersebut karena mereka terbukti menyebarkan berita palsu yang sempat viral di media sosial.
Rumor yang menyebut Brigitte (72) dulunya adalah seorang pria telah beredar selama bertahun-tahun. Perbedaan usia antara Brigitte dan suaminya, Presiden Emmanuel Macron, yang mencapai 24 tahun, turut memicu berbagai komentar spekulatif.
Menurut laporan, Brigitte mengajukan tuntutan hukum atas pencemaran nama baik terhadap kedua perempuan tersebut setelah mereka mengunggah sebuah video di YouTube pada Desember 2021. Video tersebut menuduh bahwa Brigitte sebenarnya adalah saudara laki-lakinya, Jean-Michel Trogneux, yang diklaim telah berganti jenis kelamin.
Video Viral Seorang Peramal
Dalam video tersebut, seorang peramal bernama Amandine Roy mewawancarai jurnalis lepas Natacha Rey selama empat jam. Rey menyebut adanya 'kebohongan negara' dan 'penipuan' di Prancis, termasuk tuduhan bahwa Jean-Michel Trogneux mengganti jenis kelamin menjadi Brigitte dan kemudian menikahi Presiden Prancis.
Pernyataan tersebut menarik perhatian luas, termasuk di kalangan pendukung teori konspirasi di Amerika Serikat. Sebelumnya, pengadilan yang lebih rendah pada September 2024 memerintahkan kedua perempuan tersebut membayar ganti rugi sebesar CHF8.000 atau sekitar Rp162 juta kepada Brigitte Macron, dan CHF5.000 atau sekitar Rp98 juta kepada saudara laki-lakinya.
Jean Ennochi, pengacara Brigitte, menyatakan kepada Agence France-Presse (AFP) bahwa Jean-Michel Trogneux juga mengajukan tuntutan terhadap pembatalan gugatan tersebut ke Pengadilan Kasasi, pengadilan tertinggi di Prancis.
Dalam kesempatan berbeda, Brigitte disorot publik karena interaksi canggungnya dengan suaminya, Emmanuel Macron. Dilaporkan The New York Post, Brigitte terlihat mengabaikan ukuran tangan suaminya saat turun dari pesawat di depan bangsawan Inggris pada awal Juli 2025.
Insiden Brigitte Abaikan Macron di Inggris
Insiden ini terjadi beberapa minggu setelah Brigitte diberitakan mendorong wajah suaminya saat tiba di Vietnam. Video yang beredar di media sosial menunjukkan Presiden Macron mengulurkan tangan saat Brigitte menuruni tangga pesawat untuk bertemu dengan Pangeran William dan Kate Middleton.
Brigitte, yang mengenakan pakaian serba putih, memilih berpegangan pada pegangan tangga, sementara Macron tampak menjauh dengan canggung. Setelah bertemu dengan William dan Kate, pasangan Macron diantar dari lapangan terbang RAF Northolt di London Barat ke Kastil Windsor untuk menemui Raja Charles III dan Camilla.
Pasangan itu kemudian berpisah, dengan Presiden Macron bepergian bersama Raja Inggris dengan kereta kuda terbuka melalui jalan-jalan Windsor, sementara Ibu Negara duduk di kereta kuda terpisah bersama Ratu. Peristiwa ini menjadi perbincangan hangat di Prancis, dengan surat kabar harian Le Parisien mempertanyakan apakah insiden tersebut merupakan 'tamparan atau cekcok'.
Brigitte Tampar Wajah Macron?
Sebelumnya, sebuah video viral menunjukkan momen yang dinilai janggal saat Brigitte dan Emmanuel tiba di Vietnam, akhir Mei 2025. Video tersebut lantas dimanfaatkan oleh media pemerintah Rusia dan sejumlah akun sayap kanan Prancis untuk menyulut spekulasi negatif.
Dalam video yang direkam oleh juru kamera Associated Press, Emmanuel dan Brigitte Macron terlihat keluar dari pesawat saat memulai kunjungan resmi ke Hanoi.
Brigitte tampak menyentuh wajah suaminya dengan tangannya, hingga Macron sedikit terhuyung mundur sebelum kembali tersenyum dan melambaikan tangan, dikutip dari laman The Guardian, Selasa, 27 Mei 2025.
Momen singkat itu langsung menjadi bahan perbincangan, terlebih setelah juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengunggah tangkapan video ke akun Telegram-nya. Dengan nada sarkastik, ia menyebut bahwa Macron seperti menerima "pukulan tangan kanan" dari sang istri.
Macron merespons santai. Saat ditanya wartawan di Hanoi, ia menjawab, "Kami hanya bercanda, seperti yang sering kami lakukan," katanya.