Apa yang Terjadi pada Material Interior Panggung dan Lounge Saat JFW 2026 Berakhir?

Liputan6.com, Jakarta - Jakarta Fashion Week (JFW) 2026 resmi berakhir pada Minggu malam, 2 November 2025. Pekan mode itu ditutup dengan penampilan tiga perancang mode ternama Indonesia, Sebastian Gunawan, Sapto Djojokartiko, dan Tulola, yang mempersembahkan karya terbaiknya di panggung Dewi Fashion Knight. 

Pertanyaan setelahnya, apa yang terjadi dengan material interior untuk panggung dan lounge JFW 2026? "HPL, tough top, dan flooring akan dipakai untuk instalasi project selanjutnya. Jadi, material yang dipakai di sini akan dipakai kembali di event selanjutnya," ujar Kevin Octavius, Sales & Marketing Manager PT AICA Indonesia, sponsor perhelatan mode itu, dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis, 27 Oktober 2025. 

AICA Indonesia pertama kalinya berpartner dengan JFW untuk mendukung event yang berlangsung sejak 24 November 2025. Produsen High Pressure Laminates (HPL) dan material interior lokal itu juga berpartner dengan Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII) Jakarta untuk merancang sekaligus mengeksekusi desain panggung dan lounge sesuai tema JFW yang diangkat tahun ini, Legacy of Style.

"Desain interior tidak terlepas dari material, baik material bahan atau fesyen itu sendiri. Dengan material yang kita punya, kita bisa menjembatani dunia fesyen dan desain interior," kata Kevin lagi.

Beberapa material yang digunakan adalah HPL (High Pressure Laminates) untuk dinding dan lantai runway, SPC Flooring untuk area VIP, serta ToughTop untuk area lounge. Ketiga produk tersebut mengusung filosofi 'Reimagination of Spaces', yakni cara pandang baru tentang bagaimana ruang dan material dapat menjadi bagian dari ekspresi artistik dan pengalaman pengguna.

Salah satu produk yang menjadi highlight dalam gelaran itu adalah HPL tembus pandang sehingga bisa berpendar. Material tersebut dipakai untuk menampilkan instalasi JFW di beberapa sudut, terutama di area gerbang masuk dan area pintu keluar.

Lampu berwarna-warni ditaruh di balik layar di tepi bawah HPL, membantu membuat nuansa yang hangat, elegan, tanpa berlebihan. HPL yang lentur membuat instalasi tidak monoton menjadi bidang datar, tetapi bisa meliuk-liuk bak batang pohon kelapa, simbol Betawi.

HPL juga menjadi material utama untuk menghias runway dan bangku-bangku penonton. "Kalau kamu perhatikan, runway jadi jauh lebih bright pakai HPL basic white," kata Andandika Surasetja, Direktur Kreatif JFW 2026.

Sementara, tough table dimanfaatkan untuk menghias meja bar di area lounge. Dengan tekstur menyerupai permukaan marmer, kesan mewah langsung terasa meski aslinya hanya pelapis. Begitu pula dengan SPC untuk lantai lounge.

"JFW ini cepat waktunya. Waktunya singkat. Apa sih sih material yang bisa dipasang dengan cepat dan mudah tapi juga bisa dibongkar kembali, ya HPL. Dengan berpartisipasi di event ini, kami mau menunjukkan bahwa material ini tidak hanya untuk dipakai di rumah, tapi juga bisa digunakan di ritel atau area komersil," tutur Kevin.

Hal senada disampaikan Ranu Scarvia, Ketua HDII Jakarta. Ia mengatakan, "Kolaborasi antara interior dan fashion membuka perspektif baru bagi desainer dalam memaknai fungsi estetika. AICA menunjukkan bahwa material tidak hanya mendukung fungsi ruang, tetapi juga dapat menjadi sumber inspirasi visual yang membentuk karakter dan gaya."

Khusus utk JFW 2026, ia dan tim desainer juga bekerja sama dengan Disparekraf DKI Jakarta menghadirkan nuansa Betawi di JFW. Setelah diskusi, pihaknya sepakat menghadirkan kembang kelapa sebagai tema desain, terutama di booth yang menampilkan kolaborasi Batik Marunda dan Cita Tenun Indonesia.

Kevin menyatakan bahwa material HPL termasuk tahan banting, terlebih ada anti-bakteri dan tahan panas, sehingga bisa bertahan lama. Hanya saja, material itu hanya dipakai di area interior.

"Musuhnya HPL itu hanya sinar matahari. Di kantor kami, ada HPL yang sudah 20 tahun umurnya masih bagus," kata dia.

HPL bisa diaplikasikan di area dinding dan furnitur, seperti kitchen set dan wardrobe. Untuk mempertahankan fungsinya lebih lama, ada beberapa tips perawatan yang bisa diaplikasikan. Pertama adalah pembersihan rutin.

Mengutip kanal Feeds Liputan6.com, HPL bisa dilap dengan kain lembut yang dibasahi air hangat untuk membersihkan debu dan kotoran ringan. Sementara untuk noda yang lebih sulit, disarankan tambahkan sedikit deterjen non abrasif ke dalam air hangat.

Selalu keringkan permukaan setelah membersihkannya untuk mencegah bercak air. Frekuensinya setidaknya sekali seminggu atau lebih sering jika diperlukan. 

Perhatikan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi HPL. Di area dengan kelembaban tinggi, pastikan ventilasi yang baik untuk mencegah penumpukan uap air. Hindari paparan langsung terhadap sumber panas atau dingin yang ekstrem. Juga, jauhkan bahan kimia kuat dari permukaan HPL.