Destinasi Wisata Populer Jadi Satu-satunya Kota Asia dalam Top 10 Kota Paling Layak Huni di Dunia 2025

7 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta - Tidak semata destinasi wisata populer, Osaka, Jepang, kini juga memegang titel satu-satunya kota di Asia dalam Top 10 Kota Paling Layak Huni di Dunia. Economist Intelligence Unit (EIU) baru-baru ini merilis peringkat kota-kota paling layak huni di dunia tahun ini, yang terdiri dari 173 kota.

Melansir Tatler Asia, Selasa, 1 Juli 2025, Osaka telah mempertahankan posisinya di 10 besar selama lima tahun berturut-turut, naik dari posisi ke-9 tahun lalu ke posisi ke-7 tahun ini. Metodologi Indeks Kelayakhunian Global EIU didasarkan pada layanan kesehatan, pendidikan, stabilitas, infrastruktur, dan lingkungan.

Kopenhagen berada di puncak daftar tahun ini, mengakhiri dominasi Wina selama tiga tahun sebagai kota paling layak huni di dunia. Sisa dari 10 besar Kota Paling Layak Huni di Dunia 2025 sebagian besar tidak berubah, kecuali Calgary, Kanada, yang keluar karena skor layanan kesehatan yang lebih rendah. 

Melbourne, Australia, mempertahankan posisi keempatnya, sementara Jenewa di Swiss berada di posisi kelima dalam daftar tersebut, rangkum CNN. Tepat di luar lima besar, Sydney naik peringkat, naik dari posisi ke-7 ke posisi ke-6.

Mengapa Wina Lengser dari Puncak Daftar?

Meski kota Austria ini mendapat skor baik di sebagian besar kategori, skornya dalam kategori stabilitas turun signifikan, sementara Kopenhagen mendapat skor tinggi di semua bagian. "Penurunan tajam" dalam skor stabilitas Wina dikaitkan dengan insiden baru-baru ini, termasuk ancaman bom di konser Taylor Swift musim panas lalu, yang menyebabkan acara tersebut dibatalkan.

"Kelayakhunian global tetap datar selama setahun terakhir, dan seperti pada 2024, skor untuk stabilitas telah menurun di tingkat global," kata wakil direktur industri di EIU, Barsali Bhattacharyya. "Tekanan pada stabilitas telah menyebabkan Wina kehilangan posisinya sebagai kota paling layak huni setelah tiga tahun."

Namun, Wina bukan satu-satunya kota yang mendapat nilai lebih rendah untuk kategori yang sebelumnya mendapat nilai baik. Calgary bersama tiga kota Kanada lain turun peringkat karena "tekanan" pada sistem layanan kesehatan negara tersebut.

Toronto juga mendapat peringkat lebih rendah tahun ini, sebagai akibatnya, turun dari posisi ke-12 ke posisi ke-16. "Itu benar-benar mencerminkan daftar tunggu yang panjang untuk pemeriksaan medis," kata Bhattacharyya. "Ada kekurangan staf di fasilitas medis dan rumah sakit."

Jakarta Naik 10 Peringkat

Bhattacharyya menekankan bahwa bagian lain dunia juga mengalami tekanan pada sistem perawatan kesehatan dan infrastruktur perumahan, tapi Kanada "menonjol" karena dampak berkelanjutan dari faktor-faktor ini. "Sebagai perbandingan, kota-kota tersebut masih merupakan beberapa kota paling layak huni di dunia," imbuhnya.

"Seperti pada 2024, skor stabilitas menurun untuk Eropa Barat, Timur Tengah, dan Afrika Utara," tambah Bhattacharyya. "Pada edisi ini, skor juga menurun untuk Asia, di tengah meningkatnya ancaman konflik militer untuk kota-kota di India dan Taiwan."

Sementara beberapa destinasi turun dalam daftar, yang lain mengalami peningkatan signifikan, dengan kota Al Khobar di Teluk Persia, Arab Saudi, naik 13 peringkat dari peringkat 148 ke peringkat 135. Negara kerajaan tersebut telah melakukan investasi besar untuk meningkatkan akses perawatan kesehatan dan pendidikan berdasarkan Visi 2030.

Itu merupakan rencana ekstensif untuk mendiversifikasi ekonominya dan mengurangi ketergantungannya pada minyak. Jakarta di Indonesia juga naik dalam daftar, naik 10 peringkat dari peringkat 142 ke peringkat 132 berkat peningkatan inti stabilitasnya.

Kota Paling Tidak Layak Huni

Peringkat di bagian paling bawah daftar tidak banyak berubah dalam setahun terakhir, dengan Damaskus, Suriah masih menempati peringkat sebagai kota paling tidak layak huni di dunia enam bulan setelah jatuhnya mantan presiden Bashar al-Assad. Tripoli di Libya berada tepat di atasnya.

Ibu kota Bangladesh, Dhaka, berada di posisi ketiga dari bawah, sementara Karachi di Pakistan dan Aljir di Aljazair berada di peringkat keempat dan kelima sebagai kota yang paling tidak layak huni. Meski pada 2024 tingkat kelayakan huni global meningkat "sedikit demi sedikit," hal ini tidak terjadi tahun ini.

"Hal ini terjadi karena menurunnya stabilitas," jelas Bhattacharyya. "Karena kami telah melihat peningkatan dalam kategori, seperti perawatan kesehatan dan pendidikan, yang sebagian besar dipimpin kota-kota di Timur Tengah. Namun, hal itu pada dasarnya telah diimbangi penurunan stabilitas."

10 kota teratas dalam Indeks Kelayakan Hidup Global 2025:

  1. Kopenhagen, Denmark
  2. Wina, Austria
  3. Zurich, Swiss
  4. Melbourne, Australia
  5. Jenewa, Swiss
  6. Sydney, Australia
  7. Osaka, Jepang
  8. Auckland, Selandia Baru
  9. Adelaide, Australia
  10. Vancouver, Kanada
Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |