Hasil Transplantasi Rambut Mengecewakan, Klinik Disuruh Ganti Rugi Pelanggan Rp110 Jutaan

4 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah klinik transplantasi rambut di New Delhi, India, diperintahkan membayar ganti rugi lebih dari 5.000 pound sterling atau lebih dari Rp110 juta kepada seorang pelanggan yang tak puas. Pelanggan itu sebelumnya telah menghabiskan lebih dari 4.000 pound sterling (sekitar Rp88,6 juta) untuk menumbuhkan kembali rambutnya.

Kasus bermula saat Vivek Kumar, nama pelanggan itu, mendatangi DHI Asian Roots di New Delhi sebelum pernikahannya. Ia tertarik dengan janji perusahaan tersebut yang menyebut tentang 'hasil 100 persen' dan 'tampilan alami' yang ditawarkan dari prosedur perawatan tersebut.

Vivek kemudian menjalani tiga sesi prosedur transplantasi rambut antara 2011 hingga 2012. Menurut perintah yang dikeluarkan pada bulan Mei tahun ini, Kumar mengikuti petunjuk pascaprosedur dan menunggu hasilnya, tetapi "tidak melihat satu persen peningkatan pun". Dia kemudian mengajukan keluhan ke Komisi Penyelesaian Sengketa Konsumen Distrik Delhi pada Desember 2013.

Komisi tersebut menyatakan klinik tersebut bertanggung jawab atas kekurangan dalam layanan dan praktik perdagangan yang tidak adil, dan mengatakan bahwa Kumar berhak atas kompensasi atas "pelecehan fisik dan mental yang dideritanya". Selain itu, klinik tersebut "mencangkok rambut untuk menutupi area yang botak dan menciptakan area botak lainnya dengan mengambil alih area donor secara berlebihan".

Detail Kerugian Konsumen

Panel memerintahkan DHI Asian Roots untuk mengembalikan biaya perawatan penuh sebesar 500.000 lakh (sekitar Rp 94,6 juta), membayar ₹100.000 (sekitar Rp19 juta) sebagai kompensasi atas pelecehan mental, dan tambahan ₹30.000 (sekitar Rp5,7 juta) untuk menutupi biaya litigasi. 

Komisi tersebut juga mengatakan bahwa klinik tersebut "gagal menunjukkan dokumen apa pun yang menunjukkan otorisasi atau lisensi untuk melakukan prosedur penanaman rambut ilmiah modern" dan "tidak memiliki persetujuan pemerintah untuk melibatkan dokter" untuk prosedur tersebut.

"Prosedur yang dilakukan merupakan praktik perdagangan medis yang tidak adil, dilakukan tanpa lisensi yang diperlukan atau keahlian khusus, dan tampaknya semata-mata dimotivasi oleh keuntungan finansial," demikian bunyi putusan tersebut.

Dalam sebuah pernyataan kepada The Independent, DHI Asian Roots mengatakan bahwa mereka akan mengajukan banding untuk menolak putusan tersebut.

"Klien yang dimaksud menjalani dua prosedur, masing-masing pada tahun 2011 dan 2012. Klien mengajukan keluhan di forum konsumen pada tahun 2013 dengan tuduhan kekurangan layanan meskipun telah memperoleh hasil," klaim DHI Asian Roots.

Pembelaan Klinik Transplantasi Rambut

Pihak klinik melanjutkan, "Dengan segala hormat kepada forum yang terhormat, kami ingin mengklarifikasi bahwa pernyataan ini bukanlah bagian dari keluhan, atau didukung oleh bukti apa pun, dan tidak ada kaitannya dengan fakta sebenarnya." Pernyataan itu merujuk pada tuduhan Kumar bahwa perawatannya dilakukan oleh 'personel yang tidak berkualifikasi'.

"Faktanya, perintah itu sendiri mengakui bahwa klien merasa puas dengan hasil prosedur pertama dan itulah sebabnya ia datang untuk kedua kalinya. Kedua prosedur tersebut dilakukan oleh dokter Dermatologi yang sangat terlatih, bersertifikat, dan berkualifikasi, dan DHI mematuhi semua persyaratan perizinan. Ada banyak ketidakkonsistenan lain dalam perintah tersebut."

Dalam beberapa tahun terakhir, transplantasi rambut banyak dipilih orang untuk memperbaiki penampilan mereka. Prosedur ini bertujuan untuk mengembalikan volume dan kepadatan rambut, yang seringkali hilang seiring bertambahnya usia atau akibat faktor genetik.

Dengan banyaknya klinik transplantasi rambut yang bermunculan dan menawarkan beragam metode, memilih klinik yang tepat bisa menjadi tantangan tersendiri. Ketahui beberapa hal penting yang harus diperhatikan sebelum menjalani transplantasi rambut, seperti yang disarankan dokter ahli transplantasi rambut, dr. Cintawati Farmanina, Mbio (AAM).

1. Reputasi Klinik

Pastikan klinik tersebut memiliki izin resmi dan diakui oleh otoritas kesehatan. "Anda dapat mencari ulasan dan testimoni dari pasien sebelumnya, baik di situs web klinik maupun platform ulasan independen. Pengalaman pasien lain bisa memberikan wawasan berharga mengenai kualitas layanan yang diberikan," ucap dr. Cintawati, dalam keterangannya, Kamis, 24 Oktober 2024, dikutip dari kanal Citizen.

2. Kualifikasi dan pengalaman dokter

Pastikan bahwa dokter yang menangani Anda adalah seorang profesional yang berlisensi dan berpengalaman dalam bidang ini. "Jika klinik mengiklankan tenaga medis dari luar negeri, periksa juga izin praktik mereka di Indonesia. Memastikan bahwa dokter memiliki pengalaman yang memadai dapat membantu Anda menghindari risiko yang tidak diinginkan," lanjutnya.

3. Riwayat pasien sebelumnya

dr. Cintawati mengatakan, Anda perlu melihat hasil dari pasien sebelumnya. Itu menjadi langkah penting dalam mengevaluasi kemampuan klinik. Klinik yang baik biasanya akan memamerkan foto before and after pasien yang telah menjalani prosedur.

"Ini tidak hanya memberikan gambaran tentang hasil yang mungkin Anda capai, tetapi juga menunjukkan kemampuan dokter dalam menangani berbagai jenis kasus," jelasnya.

4. Perhitungan jumlah rambut yang dibutuhkan

Sebelum melakukan prosedur, dokter harus menjelaskan mengenai jumlah rambut yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Memahami cara dokter menentukan jumlah rambut ini sangat penting agar Anda tidak menghadapi kesalahpahaman terkait kebutuhan graft. Diskusikan berbagai opsi yang ada dan pastikan Anda merasa nyaman dengan rekomendasi yang diberikan.

5. Proses pengambilan dan penanaman graft

Tanyakan tentang proses pengambilan graft rambut dan waktu penyimpanannya sebelum ditanam. Graft harus disimpan pada suhu ruang tidak lebih dari lima jam untuk memastikan bahwa folikel tetap dalam kondisi terbaik. "Diskusikan dengan dokter mengenai metode pengambilan yang digunakan dan pastikan bahwa prosedur tersebut dilakukan dengan cara yang aman dan profesional," lanjut dr. Cintawati.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |