Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini ada sebuah video yang diunggah seorang konten kreator mengungkap tentang bahaya pembalut kedaluwarsa yang dikemas ulang, dikenal juga sebagai pembalut repack. Harga pembalut repack terbilang murah, dijual murah sehingga menarik minat pembeli.
"Ini adalah orang yang paling sadis yang kamu temui di Indonesia," ungkap konten kreator dengan akun @kosteve_ di Instagram pada 26 Juni 2025.
Koh Steve adalah konten kreator yang kerap mengulas barang-barang palsu di pasaran. Namun kali itu, ia membahas bahaya pembalut kedaluwarsa. Di keterangan video dia menulis bahwa membeli produk tersebut di Platform L, dengan tulisan etalase "PEMBALUT REPACK CHARM 35cm".
"Saat produknya datang, ini tidak layak di edarkan! Dan ada kemungkinan, ini adalah produk expired yang harus dimusnahkan oleh pengelola limbah, namun direpack dan dijual kembali. Hati hati, ini sudah di level Sadis," katanya mengingatkan.
Sekantong pembalut repack itu berisi 50 pcs dan dijual seharga Rp45 ribu. Menurut Steven, barang tersebut diduga sudah lewat masa pakainya dan telah dipercayakan pengelola limbah untuk dibuang, tetapi di-repack dan dijual kembali.
"Karena gua udah temuin satu perusahaan pengelola limbah dan pembalut salah satunya," Koh Steve mengingatkan.
Hati-hati dengan Pembalut Kedaluwarsa
Dalam video lanjutan yang diunggah Koh Steve, seorang warganet yang membalas unggahan mengatakan tidak apa-apa memakai pembalut repack yang penting pembalut tersebut masih bisa dipakai. Namun, ia kembali mengingatkan bahwa produk tersebut tidak terjamin kesehatannya karena tidak ada label luar dari berbagai merek yang dicampur.
Koh Steve kembali meyakinkan pengikutnya bahwa ia punya bukti karena pernah datang ke pabrik pengelola limbah pembalut yang dipercayakan untuk memusnahkan produk karena sudah kedaluwarsa. Ia menjanjikan akan membuat konten lanjutan perbandingan pembalut yang masih menggunakan bungkusan pabrik dengan barang repack.
Lalu kapan pembalut kadaluarsa? Mengutip Cleveland Clinic, Sabtu (5/7/2025), spesialis kesehatan wanita Sara Youngblood mengatakan, biasanya orang menggunakan tampon jauh sebelum mencapai batas lima tahun, yang berarti risiko memasang tampon yang berjamur cukup rendah.
Ia menyebut sama seperti banyak bahan lainnya, katun rentan menjadi tempat berkembang biaknya bakteri dan berjamur seiring waktu. Jika menyimpan pembalut di kamar mandi yang juga memiliki pancuran, Anda tanpa sengaja menciptakan tempat berkembang biak yang sempurna bagi bakteri dan jamur untuk berkembang biak.
Kapan Pembalut Kedaluwarsa?
Pembalut atau tampon diatur oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA). Meskipun FDA tidak mengharuskan merek tampon mencantumkan tanggal kedaluwarsa, banyak merek memilih untuk mencantumkannya. Dalam kasus ini, Anda dapat mengetahui kapan tampon kedaluwarsa dengan memeriksa tanggal pada kotaknya.
Dari kanal Regional Liputan6.com 1 Mei 2024 yang mengutip Jurnal Kebidanan Malakbi, beberapa bahan yang umum ditemukan dalam pembalut, seperti tisu, kain non-tenun, dan polietilena, ternyata berpotensi mengandung zat kimia berbahaya. Zat-zat ini dapat memicu gangguan hormon hingga meningkatkan risiko kanker jika digunakan dalam jangka panjang.
Bahan yang perlu diwaspadai adalah tisu dan kain non-tenun. Selain itu, jika dalam proses produksinya menggunakan metode pemutihan klorin, tisu dan kain non-tenun dapat mengandung dioksin. Dioksin adalah zat kimia berbahaya yang dapat mengganggu keseimbangan hormon dan berpotensi menyebabkan kanker.
Perhatikan Bahan Tambahan di Pembalut
Sementara, lapisan belakang yang biasanya terbuat dari polietilena (PE) juga mengandung bahan kimia seperti ftalat (zat kimia yang digunakan untuk membuat plastik menjadi kokoh dan fleksibel) dan BPA (ftalat dan bisphenol A adalah zat kimia yang digunakan sebagai plasticizer untuk membuat plastik dan produk lain). Kedua zat ini dikenal sebagai pengganggu endokrin yang dapat memengaruhi sistem hormon tubuh.
Beberapa merek pembalut juga menggunakan bahan tambahan seperti zat pendingin atau ekstrak daun mint dan sirih untuk memberikan sensasi dingin. Meski terdengar menyegarkan, bahan-bahan ini tidak selalu aman. Zat pendingin dan ekstrak herbal bisa saja tercampur dengan zat kimia lain yang berpotensi menimbulkan iritasi atau reaksi alergi pada kulit sensitif.
Karena itu, jika membeli pembalut, pastikan produk yang dibeli tidak mengandung PE, BPA, dan ftalat, dan klorin. Pemilihan pembalut yang aman dan bebas bahan kimia berbahaya dapat mengurangi risiko gangguan kesehatan jangka panjang.