Mangrove Project Untuk Satu Bumi, Upaya Selamatkan Ekosistem Pesisir di 10 Area

10 hours ago 7

Liputan6.com, Jakarta - Ekosistem pesisir di Indonesia terancam perubahan iklim. Mangrove pun jadi andalan untuk menyelamatkan area sekitar pantai yang sedikit demi sedikit tergerus abrasi dan kenaikan permukaan air laut. Upaya penyelamatannya tidak bisa dilakukan satu pihak, melainkan butuh banyak pihak karena manfaatnya akan dirasakan semua.

Berangkat dari kesadaran itu, CGS International Sekuritas Indonesia menginisiasi program Mangrove Project - Untuk Satu Bumi, berkolaborasi dengan Seasoldier. Program yang dirintis sejak 2022 itu telah menanam bibit mangrove di sembilan area konservasi di tujuh provinsi di Indonesia hingga 2024

Pada Sabtu, 1 November 2025, total 2.500 bibit mangrove ditanam di lima titik secara serentak, yaitu Pos TNI AL Tanjung Pasir, Tangerang; Pantai Mangunharjo, Jawa Tengah; Wonorejo, Jawa Timur; Mempawah, Kalimantan Barat; dan Baubau, Sulawesi Tenggara.

Lebih dari 100 karyawan di Jabodetabek, Semarang, Surabaya, serta ratusan sukarelawan Seasoldier terlibat di dalamnya. Program tersebut merupakan implementasi dari rencana peta jalan Environmental, Social, and Governance (ESG) perusahaan sekuritas tersebut.

"Program ESG ini juga merupakan bentuk kontribusi kami dalam program pemerintah Indonesia yang telah dicanangkan yaitu mencapai nol emisi karbon pada tahun 2060. Semoga dengan jejak hijau kami ini dapat menginspirasi perusahaan lain, para investor, dan masyarakat di luar sana tergerak dalam mewujudkan Indonesia yang lebih hijau di masa depan untuk keberlanjutan," kata Lim Kim Siah, Presiden Direktur CGS International Sekuritas Indonesia, dalam rilis yang diterima Lifestyle Liputan6.com, Sabtu, 1 November 2025.

Penanaman Mangrove Saja Tidak Cukup

Kini, program tersebut sudah menanam total 11.100 pohon mangrove di 10 lokasi konservasi di delapan provinsi di Indonesia. Lim menyatakan pihaknya memantau pepohonan itu secara berkala agar penanaman benar-benar berdampak.

Hasilnya, mangrove yang ditanam setiap tahun memperbaiki struktur tegakan sehingga tutupan vegetasi semakin rapat dan sehat, restorasi biodiversitas dengan jumlah fauna khas akan bertambah, dan terbentuknya diversifikasi ekonomi di sekitar area penanaman mangrove. "Jangka panjangnya dapat mengurangi emisi karbon yang ada di udara," imbuh Lim.

Faktanya, merawat mangrove tidak mudah. Dinni Septianingrum, Founder & COO Seasoldier, menyebut perubahan iklim, alih fungsi lahan, dan permasalahan sampah menjadi tantangan yang cukup signifikan di kawasan mangrove.

"Butuh konsistensi dan kontinuitas yang tinggi dari semua pihak, karena penanaman saja tidak cukup. Yang kami lakukan adalah memastikan pertumbuhan setiap bibit yang ditanam itu baik dan bermanfaat lewat monev (monitoring and evaluation) yang berkesinambungan," ujarnya.

Luasan Mangrove di Indonesia

Dinni mengatakan dampak penanaman mangrove baru terasa setelah tiga tahun. Pohon-pohon di kawasan mangrove tumbuh menjadi tameng abrasi dan filter udara di sekitarnya.

Di samping itu, pihaknya juga terus menjalin dialog dengan masyarakat sekitar agar upaya penanaman mangrove tidak hanya bernilai lingkungan, tetapi juga ekonomi dan sosial. "Masyarakat menjadi lebih sadar akan pentingnya merawat mangrove karena ikan berkembang biak dan kepiting bertambah," ujarnya.

"Petani bibit berkembang, begitu pula dengan pemanfaatan hasil mangrove. Itu semua bentuk konsistensi, dan tidak mungkin tercapai bila tidak ada kerjasama dan dukungan," imbuh Dinni.

Berdasarkan Peta Mangrove Nasional 2024, Indonesia memiliki tutupan mangrove seluas 3,44 juta hektare, terbesar di dunia dan mencakup sekitar 20 persen total ekosistem mangrove global. Namun, dalam empat dekade terakhir, Indonesia telah kehilangan lebih dari satu juta hektare mangrove akibat alih fungsi lahan, pembangunan yang tidak terkendali, dan abrasi.

Target Rehabilitasi Kawasan Mangrove

Provinsi Kalimantan Barat menjadi salah satu daerah terdampak, dengan degradasi lebih dari 17 ribu hektare, termasuk kehilangan 300 hektare daratan di Kabupaten Mempawah. Pemerintah menargetkan 61,8 hektare lahan mangrove di Mempawah direhabilitasi, itu bagian dari target nasional rehabilitasi 600 ribu hektare hingga 2029, sebagaimana tercantum dalam Enhanced Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia, dikutip dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH).

Sementara lewat proyek proyek Mangroves for Coastal Resilience (M4CR), Kementerian Kehutanan menargetkan penanaman 41 ribu hektare hutan mangrove dengan kondisi rusak di empat provinsi, yakni Kalimatan Utara, Kalimantan Timur, Sumatera Utara, dan Riau, hingga 2027. Proses penanaman sudah dimulai sejak 2024 dengan sekitar 13 ribu hektare lahan ditanami.

Program itu didanai oleh Bank Dunia senilai sekitar USD 171 juta berbentuk pinjaman. Menurut Direktur Jenderal Pengelolaan DAS dan Rehabilitasi Hutan (PDASRH), Dyah Murtiningsih, pinjaman itu nanti akan dibayar lewat dampak yang dihasilkan dari penanaman, seperti penyerapan emisi karbon.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |