Liputan6.com, Jakarta - Seorang perempuan asal Miami, Amerika Serikat yang berprofesi sebagai model dikritik karena menghabiskan lebih dari USD1 juta (sekitar Rp16 miliar) untuk operasi plastik demi mendapatkan salah satu lingkar pinggang terkecil di dunia, yaitu 18 inci. Ia juga sengaja mengenakan korset selama 23 jam sehari untuk menjaga bentuknya, termasuk saat tidur.
Tak pelak, banyak yang mencemooh Aleira Avendano (33), nama model tersebut. Namun, ia membela diri dengan mengatakan, "Ini merupakan investasi besar peningkatan, perawatan, dan makanan sehat."
Ia hanya melepas korsetnya saat mandi. Ia menyebut perjalanan panjangnya sebagai, "Komitmen yang sangat besar. Sejujurnya, tubuh saya seharusnya diasuransikan."
Mengutip New York Post, Rabu, 13 Agustus 2025, untuk menyempurnakan penampilannya, Avendano juga menghabiskan tambahan USD638.000 (sekitar Rp10,3 miliar) untuk tujuh operasi payudara, lima operasi hidung, implan bokong, dan gigi baru, selama hampir dua dekade. Namun, biaya untuk bentuk tubuhnya yang mencengangkan tidak hanya menguras dompetnya.
"Ini bukan hanya hasil kerja keras, ini seringkali menyakitkan secara fisik," akunya.
Perjalanan Mencapai Bentuk Tubuh Idaman
Avendano mengakui bahwa terus-menerus mengenakan korset telah menyebabkan organ-organnya "bergeser" dan "menyesuaikan diri" dengan tekanan yang ketat. Ia juga menghadapi rasa sakit begitu besar saat berpakaian.
Karena itu, ia mengingatkan mereka yang ingin menirunya agar berhati-hati. Ia menyarankan orang-orang mulai mengenakan pakaian dalam tersebut hanya selama enam jam per hari, perlahan-lahan meningkatkan waktu pemakaian hingga dua jam setiap minggu.
Sorotan publik yang diterimanya kemudian dimanfaatkannya sebagai peluang bisnis. Ia bersiap meluncurkan lini korset dan pakaian dalam agar "orang-orang di seluruh dunia dapat mencapai bentuk tubuh yang serupa dengan waktu dan disiplin."
Ia telah menghabiskan 16 tahun terakhir bekerja sangat keras untuk mendapatkan bentuk tubuh jam pasirnya yang mungil. Mengutip Daily Mail, Avendano menegaskan bahwa ia tidak melakukannya hanya untuk alasan estetika.
Ia mengatakan, "Itu membuat saya bahagia. Bagi saya, pinggang yang kecil bukan hanya estetika, tetapi juga simbol disiplin, fokus, dan gairah. Itu memberdayakan saya untuk melihat tubuh saya mencerminkan usaha dan visi saya."
Tantangan dan Kontrol Kesehatan
Ia mengaku telah belajar banyak tentang tubuh, kesehatan, dan pikirannya selama prosesnya. Ia juga menegaskan bahwa selalu menghormati batasan pribadinya dan meskipun mungkin terlihat menyakitkan, ia tidak merasakan banyak ketidaknyamanan selama proses yang panjang itu.
Avendano mengungkapkan, "Ini adalah proses adaptasi bertahap. Saya tidak pernah mengabaikan sinyal tubuh saya bahwa rasa sakit tidak pernah menjadi bagian dari perjalanan ini."
Pada 2015, seorang dokter berbicara tentang kemungkinan bahaya transformasi tubuh Avendano, dan tenaga medis tersebut memberikan peringatan keras kepada sang influencer. Saat itu, dr. Andrés Ruiz mengatakan, "Menurut pendapat medis saya, dia harus segera menghentikan ini. Syukurlah dia belum melakukan kerusakan apa pun sejauh ini, tetapi dia harus berhenti sebelum terlambat."
Namun, Avendano mengatakan dalam sebuah obrolan baru-baru ini bahwa meskipun upaya tersebut sedikit mengubah posisi organ-organnya, ia tidak pernah membahayakan kesehatannya dan telah mendapatkan persetujuan dokternya di setiap langkahnya.
Ia menjelaskan, "Saya selalu melakukannya di bawah pengawasan medis. Saya tidak pernah membahayakan kesehatan saya, dan semua hasil pemeriksaan saya positif."
Konsisten di Tengah Kritik
Cita-cita Avendano adalah memiliki pinggang terkecil di dunia, gelar yang saat ini dipegang oleh Cathie Jung dengan ukuran 15 inci. Ia menegaskan, "Tapi yang lebih penting, cita-cita saya adalah tetap setia pada citra ideal saya, merasa kuat, sehat, dan seimbang. Saya tidak mengejar hal-hal ekstrem, saya mengejar harmoni.”
Avendano sering memamerkan tubuhnya yang unik di media sosial. Menanggapi para pembencinya, ia mengatakan, "Setiap orang berhak atas pendapat mereka, tetapi saya juga berhak untuk menjalani kebenaran saya. Inilah saya yang apa adanya, tanpa penyesalan."
Ia juga menambahkan, "Ini bukan tentang menyenangkan orang lain. Saya melakukannya untuk diri saya sendiri, dan saya terus melakukannya untuk diri saya sendiri. Ia mengakui bahwa orang-orang sering menatap di depan umum, tetapi ia tidak terpengaruh karena ia sudah terbiasa.
Ia mengatakan, "Saya melihatnya sebagai kesempatan untuk mendobrak stereotip dan menunjukkan bahwa siapa pun bisa menjadi autentik."