Temuan Cengkeh Terindikasi Tercemar Radioaktif Cesium-137, Tim Investigasi Dikirim ke Surabaya

2 weeks ago 38

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Lingkungan Hidup (MenLH) Hanif Faisol Nurofiq menanggapi temuan Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) perihal produk cengkeh dari Indonesia yang terindikasi tercemar radioaktif Cesium-137. Ia menyatakan jajarannya telah menurunkan tim ke lapangan untuk mengumpulkan informasi seputar dugaan pencemaran itu.

"Tim udah turun duluan dengan Polri karena yang punya alat itu (alat pendeteksi radiasi radioaktif) Gegana Polri, dan dia punya tenaga ahli nuklir dari beberapa perguruan tinggi yang kemudian direkrut jadi polisi," kata Hanif ditemui di sela acara di Jakarta, Rabu (1/10/2025).

Tim tersebut sudah dikerahkan ke lokasi perusahaan berada, yakni PT Natural Java Spice (NJS), yang berlokasi di Surabaya, Jawa Timur, mulai hari ini. Sementara, ia dan Menteri Perindustrian serta menteri lain yang terkait akan mengunjungi lokasi tersebut pada Sabtu pekan ini, 4 Oktober 2025. 

"Kita sudah ada Satgas Penanganan Cesium-137 yang dikoordinatori oleh Bapak Menko (Menko Pangan Zulkifli Hasan) dan ketua hariannya saya dengan seluruh para menteri," ujar Hanif.

Badan Pengawas Tenaga Nuklir menemukan paparan zat radioaktif Sesium-137 di Kawasan Industri Modern Cikande, Kabupaten Serang, Banten. Temuan ini merupakan tindak lanjut dari informasi kontaminasi radioaktif dalam produk udang beku dari perusahaan as...

Seluruh Impor Rempah dari Indonesia Dicegah Masuk

Sebelumnya, dalam laporan New York Post, dikutip Minggu, 28 September 2025, FDA memblokir seluruh impor rempah dari PT NJS setelah hasil inspeksi mendeteksi kandungan Cesium-137. FDA menyatakan bahwa perusahaan itu telah mendatangkan sekitar 200 ribu kilogram cengkeh ke AS sepanjang 2025.

Meski kadar radioaktif yang terdeteksi masih jauh di bawah ambang batas perlindungan kesehatan, FDA menilai temuan tersebut tidak bisa dianggap sepele. Lembaga itu mengingatkan bahwa makanan yang tercemar radioaktif, meskipun rendah, tetap berpotensi memicu masalah kesehatan serius apabila terjadi paparan jangka panjang pada konsumen. 

Sementara, cesium-137 (Cs-137) adalah isotop radioaktif yang dihasilkan sebagai produk sampingan reaksi nuklir, termasuk bom nuklir, pengujian, operasi reaktor, dan kecelakaan. Cs-137 tersebar luas di seluruh dunia, dengan jumlah jejak yang ditemukan di lingkungan, termasuk tanah, makanan, dan udara.

Radioaktif yang sama juga ditemukan pada produk udang beku yang diimpor dari PT Bahari Makmur Sejati yang memiliki pabrik di Kawasan Industri Modern, Cikande, Serang.

Penetapan Kejadian Luar Biasa di Kawasan Industri Cikande

Menyusul temuan itu, MenLH memutuskan kasus tersebut sebagai Kejadian Khusus Cemaran Radiasi Cesium-137. Dengan status tersebut, seluruh aktivitas di dalam kawasan industri itu kini sepenuhnya berada di bawah kendali Satgas Penanganan Radiasi Cesium-137. 

Keputusan itu diambil untuk memastikan penanganan yang menyeluruh, terukur, dan aman bagi lingkungan serta kesehatan publik. Hasil investigasi menunjukkan bahwa sumber zat radioaktif berasal dari material slag hasil peleburan logam yang dilakukan oleh PT Peter Metal Technology Indonesia.

Dalam rilis yang diterima Lifestyle Liputan6.com, awalnya tim menidentifikasi delapan titik sebaran cemaran bahan radioaktif. Belakangan, jumlahnya bertambah menjadi sepuluh titik yang memancarkan radiasi Cesium-137 dengan intensitas berbeda-beda. Dua titik dinyatakan berhasil didekontaminasi, sedangkan material radioaktifnya telah dipindahkan ke gudang perusahaan pencemar.

Aktivitas di gudang tersebut telah dihentikan sepenuhnya, sementara hasil dekontaminasi ditangani sesuai standar ketat BAPETEN dan BRIN. Delapan titik lainnya akan didekontaminasi secara bertahap setelah inventarisasi detail dilakukan untuk memastikan parameter penanganan yang presisi dan efektif.

Inventarisasi Titik Cemaran Terus Berlanjut

Sejauh ini, MenLH menyatakan inventarisasi titik cemaran masih berlanjut. Pihaknya selanjutnya akan menentukan langkah-langkah dekontaminasi, remediasi, dan pemulihan kesehatan masyarakat. Mengutip kanal Bisnis Liputan6.com, Menko Pangan menyebut sembilan dari 1.562 orang yang diperiksa diduga terpapar bahan radioktif tersebut. Ia mengklaim mereka sudah ditangani dengan obat asal Singapura.

"Di tempat-tempat itu kami pasang plang dengan tanda peringatan yang tinggi. Kemudian, barang-barang itu kami dekontaminasi, kita taruh di gudang dari PT PMT. Berdasarkan keterangan ahli dan bukti scientific dari lab, itu sumbernya berada," ujar MenLH.

Hanif mengatakan selanjutnya akan membangun tempat penyimpanan sementara material tercemar radiaktif yang memenuhi standar IAEA (Badan Atom Internasional). "Kita harapkan dalam 1--2 bulan ini harus segera terbangun. Kemudian, barang itu akan kita pindahkan ke sana," kata dia.

Sejalan dengan itu, pihaknya akan membangun tempat penyimpanan material tercemar radioaktif untuk jangka panjang. Kemungkinan prosesnya membutuhkan waktu 1--2 tahun. "Karena waktu paruhnya cukup panjang (Cs-137), 30 tahun," sebut Hanif terkait masa simpan radioaktif itu.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |