Liputan6.com, Jakarta - Setelah tak lagi jadi ibu kota negara, Jakarta memantapkan diri jadi kota jasa dan pariwisata. Kota yang dijuluki Big Durian itu agresif mempromosikan diri dengan tampil di Bandara Internasional Dubai (DXB).
Selama Agustus 2025, wajah Jakarta ditampilkan di layar-layar digital raksasa untuk menyapa jutaan penumpang dari berbagai belahan dunia. Kepala Dinas Pariwisata dan Ekraf (Disparekraf) DKI Jakarta, Andhika Permata menyebut langkah itu bukan sekadar kampanye wisata biasa, melainkan upaya untuk menempatkan Jakarta dalam peta persaingan global sebagai destinasi wisata urban premium yang siap bersaing dengan kota-kota ikonis dunia.
"Dubai itu bukan hanya pintu masuk ke Timur Tengah. Ia adalah panggung global. Di sana berkumpul wisatawan dari Asia, Eropa, hingga Afrika. Siapa pun yang muncul di DXB otomatis terlihat sebagai global brand," jelas Andhika dalam rilis yang diterima Lifestyle Liputan6.com, beberapa waktu lalu.
DXB dipilih karena 10 tahun berturut-turut menjadi bandara tersibuk untuk penerbangan internasional. Pada tahun lalu, jumlah penumpang yang melalui bandara itu diperkirakan mencapai 92 juta orang.
3 Tema Utama Promosi Wisata Jakarta
Andhika menambahkan bahwa Bandara Internasional Dubai adalah hub internasional yang menghubungkan 293 destinasi di 108 negara dengan lebih dari 100 maskapai. Dalam radius delapan jam penerbangan, dua pertiga populasi dunia bisa dijangkau dari Dubai.
Kepala Bidang Pemasaran & Atraksi, Sherly Yuliana, menambahkan dalam dunia advertising, “less is more”. Karena itu, Jakarta tampil dengan materi iklan berdurasi 10 detik yang simpel, visual, dan langsung mengena.
Ada tiga tema yang diangkat, pertama, Gastronomy – Jakarta sebagai destinasi kuliner yang kaya rasa. Kedua, Romantic – Kota dengan pengalaman berkesan untuk pasangan maupun keluarga. Terakhir, Shopping – Surga belanja dengan daya tarik internasional.
"Tema ini dipilih karena relevan dengan minat pasar internasional. Kuliner, romantisme, dan belanja adalah tiga pintu masuk paling kuat untuk memperkenalkan Jakarta," tambahnya.
3 Area Utama yang Disasar
Sementara itu, Lucky Wulandari, Ketua Sub Kelompok Pemasaran Pariwisata Luar Negeri, memaparkan bahwa Jakarta hadir di titik-titik paling strategis yang dijamin dilihat audiens, yakni Immigration Grand Gateway (T1 Arrivals), tepatnya lewat empat layar LED raksasa yang dilalui 100 persen penumpang tiba di Dubai.
Kemudian, Jakarta hadir di 140 layar digital Boarding Gates Digital Network yang dilengkapi dengan charging dock yang punya frekuensi tayang tinggi. Terakhir di The Majestics (Concourse D, Departures). Terdapat dua layar ikonik berukuran 29 m² yang menyapa semua penumpang sebelum terbang.
"Dalam advertising OOH, yang kita jual adalah waktu tunggu. Penumpang di bandara rata-rata punya dwell-time panjang. Saat itu, mereka captive, tidak bisa lari dari pesan iklan. Di situlah Jakarta hadir," jelasnya.
Ia menambahkan bahwa gagi Jakarta, tampil di DXB bukan hanya soal exposure. "Ini tentang brand equity, nilai tambah yang membuat sebuah destinasi dipersepsikan setara dengan kota global lain," imbuhnya.
Persepsi Baru Jakarta
Andhika menyatakan bahwa kampanye di di DXB membawa asosiasi yang jelas bagi Jakarta, yakni global, premium, prestisius, inovatif, sukses, ikonik, dan terpercaya. Dengan tampil di ruang premium ini, Jakarta tidak lagi hanya dilihat sebagai destinasi eksotis Asia Tenggara, tapi juga sebagai kota berkelas dunia.
"Kehadiran Jakarta di ruang paling bergengsi di DXB akan memperkuat citra destinasi kita sebagai ikon global. Jakarta bukan hanya destinasi eksotis, tapi juga premium, modern, dan berkelas dunia," kata dia.
Targetnya pun jelas, yakni bukan sekadar jumlah wisatawan, tetapi wisatawan berkualitas. Ia mendefinisikannya sebagai mereka yang berdaya beli tinggi, waktu lebih, dan selera global.
Dengan positioning sebagai destinasi kuliner, belanja, dan gaya hidup modern, Jakarta ditawarkan kepada segmen yang selama ini mencari pengalaman berbeda di luar kota-kota mainstream dunia. Langkah ini juga diharapkan mendorong sektor ekonomi kreatif Jakarta, khususnya di bidang gastronomi, fesyen, dan hiburan.