Hotel-Hotel Mewah Jadi Sasaran Pendemo Nepal, Salah Satunya Baru Dibuka Setahun Lalu

22 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta - Selain gedung parlemen dan kediaman para pejabat, sejumlah pendemo di Nepal juga menargetkan hotel-hotel mewah sebagai sasaran pelampiasan kemarahan mereka yang tak terima dengan gaya hidup mewah para elite. Demonstrasi populer itu disebut sebagai protes Gen Z lantaran sebagian besar peserta berusia remaja atau awal 20-an.

Mengutip CNA, Jumat (12/9/2025), saat gedung parlemen, kantor perdana menteri, dan Mahkamah Agung masih terbakar, para pendemo juga menyerang hotel-hotel bintang lima, termasuk Kathmandu Hilton, Hyatt Regency, dan Varnabas Museum Hotel.

Hyatt Regency  merupakan sebuah properti luas di dekat Stupa Boudhanath, salah satu situs Buddha terpenting di Nepal dan daya tarik bagi wisatawan. Bhushan Rane, manajer kantor depan hotel menyaksikan bangunan itu dirusak para pengunjuk rasa.

Ia mengatakan tidak ada tamu atau staf yang terluka. Namun, hotel akan tetap ditutup hingga pemberitahuan lebih lanjut.

Hotel Hilton, hotel tertinggi yang terletak di Naxal, Kathmandu, pusat ibu kota Nepal, juga tak luput dari sasaran amuk massa. Hotel bintang lima yang baru berusia lebih dari setahun itu ikut dibakar, mengepulkan asap hitam ke angkasa.

Kerusuhan Politik Sentuh Dunia Pariwisata

Kini yang tersisa dari Hotel Hilton hanyalah reruntuhan hangus. Seorang juru bicara Hilton mengatakan properti tersebut kini ditutup akibat kerusakan yang terjadi.

Para tamu serta staf telah dievakuasi dengan selamat. Penilaian menyeluruh terhadap bangunan tersebut akan dilakukan, demikian pernyataan tersebut.

Kathmandu Hilton dibuka pada Juli 2024 oleh Shahil Agra, pewaris bisnis baja Nepal Shanker Group yang menjadi konglomerat. Menurut New Business Age, Hotel Shankar Group membangun Hotel Hilton dengan investasi sebesar NPR8 miliar (sekitar Rp931 triliun).

Pembangunan fasilitas ini dimulai tujuh tahun lalu. Bandara Internasional Tribhuvan (TIA) hanya berjarak empat kilometer dari Hotel Hilton.

Mengutip Hindustan Times, hotel itu berkapasitas 172 kamar, menawarkan berbagai suite dan kamar tamu bagi wisatawan dan pengunjung. Beberapa objek wisata utama, termasuk Alun-Alun Kathmandu Durbar, Alun-Alun Patan Darbar, Kuil Pashupatinath, Swayambunath, dan pusat kota, berjarak hanya beberapa menit dari properti bintang lima ini. 

Protes Anak Muda Nepal

Nepal telah dilanda protes keras sejak Senin, Agustus 2025, ketika pemerintah mengumumkan pemblokiran 26 situs media sosial, termasuk Instagram, WhatsApp, dan YouTube.

Unggahan-unggahan tersebut konon menunjukkan anak-anak para pemimpin politik Nepal menikmati gaya hidup mewah, pakaian desainer, dan liburan mahal. Kontras dengan itu, ribuan orang, terutama anak muda, terpaksa meninggalkan Nepal setiap hari untuk mencari peluang ekonomi di Timur Tengah, Malaysia, Korea Selatan, dan tempat-tempat lain.

Balaram KC, pensiunan hakim Mahkamah Agung dan pakar konstitus, mengatakan, "Itulah rasa frustrasi masyarakat. Kalian yang seharusnya menjalankan negara dengan jujur, kalian hanya mengurus diri sendiri dan keluarga kalian, bukan orang lain."

Setelah kematian para demonstran, Bajgain berniat mundur dari parlemen dan mengatakan ia bersimpati kepada para demonstran Generasi Z.

Kemewahan Hilton Kathmandu yang Tidak Lagi Sama

Demonstrasi di Nepal telah memaksa pemimpin yang tidak populer Perdana Menteri Nepal KP Sharma Oli untuk mengundurkan diri pada Selasa, 9 September 2025, sehari setelah 19 pengunjuk rasa tewas dalam kekerasan. Korban tewas sejak itu meningkat menjadi 34 orang, dengan lebih dari 1.300 orang terluka, kata Kementerian Kesehatan Nepal.

Para pemimpin gerakan protes Gen Z menjauhkan diri dari serangan pembakaran, menyalahkan para penyusup, tetapi para analis menunjukkan meningkatnya frustrasi atas ketimpangan kekayaan di Nepal dan persepsi korupsi dalam kepemimpinan politik Nepal.

Rumah para politikus, termasuk Oli, juga diserang. Gerakan Gen Z telah mendapatkan daya tarik dalam beberapa bulan terakhir dengan orang-orang yang berkumpul di TikTok, Instagram, dan situs media sosial lainnya.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |