Abu Dhabi Bakal Buka Masjid Nol Emisi Karbon Pertama di Dunia pada Oktober 2025

3 weeks ago 46

Liputan6.com, Jakarta - Prinsip bangunan hijau tak hanya bisa diterapkan di perkantoran, tetapi juga tempat beribadah. Abu Dhabi pun berambisi membuka masjid 'nol emisi karbon' pertama di dunia pada Oktober 2025.

Berlokasi di Masdar City, sebuah kota berkelanjutan yang berlokasi sekitar 30 kilometer dari pusat kota Abu Dhabi, masjid tersebut dirancang perusahaan teknik multinasional Inggris, Arup. Masjid itu akan menghasilkan 100 persen kebutuhan energinya di lokasi melalui panel surya, menggunakan teknik pendinginan pasif, serta desain sirkular untuk mengurangi penggunaan energi operasional hingga sepertiga dan konsumsi air hingga lebih dari setengahnya.

Tak mudah untuk mewujudkannya dengan tantangan utama yang harus diatasi perancang adalah arah masjid yang tetap, selalu menghadap Makkah. "Seringkali kami ingin mengoptimalkan orientasi untuk meminimalkan dampak sinar matahari dan perolehan panas," kata Paul Simmonite, direktur asosiasi di Arup, dalam sebuah panggilan video, dikutip dari CNN, Sabtu, 27 September 2025.

Karena itu, tim harus mengeksplorasi metode lain, termasuk kanopi, jendela dan skylight bersudut, insulasi dinding, dan material pendingin untuk eksterior. Mereka pun mencari inspirasi dari arsip dari dalam Uni Emirat Arab (UEA), yakni Masjid Al Bidyah.

Konstruksi Terinspirasi dari Masjid Tertua di UEA

Masjid tersebut merupakan masjid tertua yang masih berdiri di UEA yang konstruksinya menggunakan tanah padat, diperkirakan berasal dari abad ke-15. Proyek itu menggunakan tanah dari tambang lokal untuk membangun dinding kiblat selebar 60 meter dan tinggi tujuh meter (197 kaki dan 23 kaki) guna menahan panas, kata Amna Al Zaabi, analis senior di tim manajemen desain Masdar City.

"Seluruh fasad barat, yang paling banyak menerima sinar matahari, sebenarnya diperkuat dua kali," kata Al Zaabi, menambahkan bahwa struktur berskala sebesar itu 'belum pernah dibuat di UEA'.

Masjid ini mampu menampung hingga 1.300 jemaah dan akan menggunakan sensor pintar untuk memantau tingkat hunian, suhu, dan kelembapan, serta menyalakan kipas angin dan AC hanya jika diperlukan. Al Zaabi berharap proyek ini dapat menjadi 'cetak biru' bagi masjid-masjid di masa mendatang dan mungkin juga bagi bangunan komunitas lainnya di Abu Dhabi, dan sekitarnya.

Jadi Tren di UEA

Masjid nol emisi merupakan bagian dari tren yang lebih luas di UEA. Sebelum masjid yang akan dibuka bulan depan, Masdar sudah punya Masjid Estidama yang dibuka tahun lalu. Masjid tersebut mengintegrasikan arsitektur inovatif dan berkelanjutan serta menggunakan panel surya, daur ulang air limbah, dan posisi cekung di antara taman untuk mengurangi penggunaan energi.

Masjid ini meraih sertifikasi LEED Platinum — standar internasional tertinggi untuk bangunan hijau. "Kami ingin membangun masjid yang terinspirasi oleh arsitektur dan prinsip-prinsip Islam, tetapi pada saat yang sama, masjid ini juga merepresentasikan masyarakat dan budaya masa kini, teknologi dan metode konstruksi masa kini," kata Farid Esmaeil, salah satu pendiri X Architects, firma di balik Masjid Estidama.

Sebagai laboratorium hidup untuk teknologi dan desain berkelanjutan, sambung Esmaeli, etos ramah lingkungan Kota Masdar membuat proyek ini mudah diimplementasikan. Proyek ini memberikan bukti konsep yang mendorong lebih banyak klien untuk mencari sertifikasi ramah lingkungan.

Perubahan Desain Masjid

"Seiring waktu, proyek ini menjadi semakin mudah, karena orang-orang mulai melihat manfaatnya," kata Esmaeli.

Abrahamic Family House, sebuah kompleks lintas agama yang dibuka pada 2023 di Distrik Budaya Saadiyat, menata ulang estetika masjid, sinagoge, dan gereja di lokasinya dengan desain geometris minimalis yang menonjolkan kesamaan dan individualitas masing-masing agama.

Menurut Alawadi, pendekatan modern dan minimalis ini didorong oleh kreativitas desainer dan aturan bangunan yang lebih longgar. "Bahasa desain masjid telah berubah total selama dekade terakhir," ujarnya.

Ia menambahkan, "Yang penting dari desain masjid adalah keberadaan menara, kubah, mihrab (ceruk di dinding kiblat) — inilah elemen inti yang harus ada di sebuah masjid. Selain itu, desainnya sendiri sangat adaptif."

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |