5 Poin Pernyataan Menpar Widiyanti Putri Wardhana Terkait Banjir Bali, Pastikan Tetap Terima Wisatawan

1 day ago 7

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana merilis penyataan terkait banjir Bali yang menyebabkan 14 orang meninggal dan dua orang hilang, menurut informasi terbaru. Banjir telah menggenangi ribuan rumah dan bangunan di kawasan pemukiman, serta tempat wisata.

Pertama-pertama, merujuk keterangan resmi pada Lifestyle Liputan6.com, Kamis (11/9/2025), Menpar Widi berkata, "Kami turut prihatin atas musibah banjir yang terjadi di sejumlah wilayah di Bali sejak Selasa malam (9 September 2025) hingga hari ini."

"Doa dan empati kami sampaikan pada masyarakat yang terdampak, termasuk keluarga korban yang mengalami kehilangan," ia menyambung. Poin kedua menyoroti pihaknya yang terus berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah Bali, BNPB, dan instansi terkait untuk "memastikan penanganan darurat berjalan baik."

Juga, menjaga agar aktivitas warga dan wisatawan tetap aman dan kondusif. "Kami pastikan bahwa Bali tetap terbuka untuk wisatawan, dan kami mengimbau agar para pengunjung mengikuti arahan dari pihak berwenang, serta memperhatikan kondisi cuaca," imbuh Menpar untuk poin ke-3.

Destinasi Wisata Tetap Bisa Diakses

Untuk poin keempat, Menpar berkata, "Kami ingin menegaskan bahwa destinasi utama pariwisata Bali sebagian besar masih dapat diakses dan operasional. Pemerintah daerah bersama aparat setempat telah melakukan langkah-langkah cepat untuk mengatasi dampak banjir di area yang terdampak."

"Saat ini, kami sedang mendata dan mengumpulkan data terkait destinasi dan fasilitas pariwisata yang terdampak banjir dari Dinas Pariwisata Provinsi, Kota, dan Kabupaten. Untuk update akan segera kami sampaikan," ujarnya untuk poin terakhir.

Sebelumnya dilaporkan bahwa pihak berwenang telah memutus aliran listrik dan air, yang mendorong hotel, restoran, rumah sakit, dan fasilitas umum lain menggunakan generator, kata Gubernur Bali Wayan Koster. Melansir Travel Weekly, Kamis, "Bencana ini mengakibatkan kerugian materiil bagi para pedagang dan pelaku usaha pariwisata," ujar Koster.

Terjebak Banjir

Video di media sosial menunjukkan banjir di jalan-jalan utama yang menyebabkan kemacetan total. Wisatawan asing asal Australia, Jenny Blundo, jadi salah satu yang terjebak banjir. "Kami baru berada di Bali kurang dari 24 jam dan banjir terburuk yang pernah ada, terjadi dalam semalam," tulisnya di Facebook.

"Bali gerimis beberapa menit ketika kami mendarat pukul 20.30 waktu setempat. Tidak lama setelah kami check in di hotel kami yang indah di Kuta, badai mulai datang."

Turis asing ini menyebut, "Itu adalah badai yang belum pernah saya saksikan sebelumnya. Kilatnya dahsyat, tapi gunturnya jauh lebih dahsyat. Kedengarannya seperti medan perang. Syukurlah, wilayah kami di Kuta tidak terdampak, tapi di jalan yang lebih jauh, listrik padam seharian."

Pengakuan Wisatawan

Wisatawan mancanegara (wisman) lainnya, juga dari Australia, mengaku terdampar di vila lantai dasar yang disewanya di Legian. Ia mengatakan, sungai di dekatnya meluap akibat hujan lebat yang "sama sekali tidak sesuai musim" dan menyebar ke tempatnya, lalu menyebabkan genangan air setinggi 10 cm.

"Seluruh kompleks terendam banjir," ujarnya pada 7NEWS saat air menggenangi tempat tidurnya. "Tidak seorang pun dapat meninggalkan gedung atau apapun karena, jelas, airnya, Anda tidak dapat melihat apa yang ada di bawahnya. Itu sangat menantang."

Kanal Regional Liputan6.com melaporkan, rincian korban meninggal: di Kota Denpasar sebanyak delapan orang, Kabupaten Jembrana dua orang, Kabupaten Gianyar tiga orang dan Kabupaten Badung satu orang. "Korban yang hilang sebanyak dua jiwa teridentifikasi di Kota Denpasar," sebut Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Kamis.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |