Tantangan Turunkan Berat Badan Berhadiah, Pancing Karyawan Ubah Gaya Hidup Lebih Sehat

2 weeks ago 28

Liputan6.com, Jakarta - Selain tekad, kondisi lingkungan sekitar juga sering memengaruhi seseorang bertingkah laku. Hal itu juga berlaku dalam penerapan gaya hidup sehat. Berangkat dari keyakinan tersebut, PT Ajinomoto Indonesia meluncurkan Health Provider Badges untuk internal perusahaan.

Program itu bertujuan meningkatkan literasi gizi dan kesehatan di kalangan karyawan. Program dikemas dengan menarik agar bisa mencapai target yang ditetapkan, salah satunya lewat tantangan menurunkan berat badan. Ternyata, banyak juga yang berpartisipasi,

"Khususnya untuk karyawan yang memiliki kemauan untuk memperbaiki pola makan dan pola hidup yang lebih baik," kata Indra Nurcahyo, Head of Human Resources Department – PT Ajinomoto Indonesia dalam keterangan tertulis kepada Lifestyle Liputan6.com, beberapa waktu lalu.

Peserta penurunan berat badan tidak dibiarkan sendiri melalui perjalanannya. Perusahaan selalu menyiapkan pelatih untuk membimbing peserta agar bisa mencapai target.

"Kami pun memberikan reward untuk peserta yang dapat mencapai goal-nya dengan baik dan sesuai aturan yang berlaku. Misalnya, voucher belanja dan hadiah lainnya," sambung dia.

Perbaiki Hasil Medical Check Up Karyawan

Indra menyatakan tidak hanya karyawan yang bersenang-senang, pihak perusahaan juga bersemangat dengan hasilnya. Menurut dia, program yang dilaksanakan terbukti efektif yang ditandai dengan peningkatan signifikan pada health age yang tercermin dari hasil Medical Check Up (MCU) karyawan setiap tahunnya.

Program itu juga berdampak pada perubahan pola makan yang lebih seimbang gizinya. "Sinergi antara edukasi dan aktivitas fisik ini mendorong karyawan untuk lebih peduli terhadap gaya hidup sehat, sehingga berdampak positif terhadap kondisi kesehatan karyawan serta peningkatan produktifitas kerja secara menyeluruh," ujarnya.

Pernyataan Indra bukan sekadar klaim tanpa dasar. dr. Rafael Nanda R, MKK, Wakil Sekretaris Pengurus Pusat Perhimpunan DokterKesehatan Kerja Indonesia (IDKI) dalam sesi bertajuk “Nutrition Related Diseases Program at Work” menyatakan bahwa implementasi program itu berdampak positif yang signifikan.

"Kami melihat adanya peningkatan hasil Medical Check-Up (MCU) karyawan setelah mengikuti program ini. Ini menunjukkan bahwa edukasi yang konsisten dan pendekatan yang terstruktur mampu mendorong perubahan perilaku sehat di tempat kerja," ujar dr.Rafael.

Manfaat Kesehatan Jangka Panjang

Selain penurunan berat badan, lewat program tersebut karyawan belajar menjaga asupan konsumsi makanan harian yang lebih seimbang, tidak kurang tapi juga tidak berlebihan. Tujuannya agar karyawan mendapat manfaat kesehatan jangka panjang, khususnya terhindar dari penyakit degeneratif seperti hipertensi dan diabetes yang sering kali tidak menunjukkan gejala yang spesifik.

dr. Yohan Samudra, SpGK, AIFO-K,spesialis gizi klinik RS Premier Bintaro, menerangkan bahwa penyakit degeneratif merupakan kondisi kronis yang ditandai dengan kerusakan dan penurunan fungsi sel, jaringan, atau organ tubuh seiring waktu. Kondisi itu umumnya dipicu oleh penuaan dan gaya hidup tidak sehat.

"Salah satu faktor pemicunya adalah konsumsi garam berlebih," kata Yohan.

Rata-rata orang Indonesia mengonsumsi garam dua kali lipat dari batas yang direkomendasikan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO), yaitu 5 gram atau sekitar satu sendok teh per hari. Bahkan, lima dari 10 orang Indonesia melebihi angka tersebut.

Kampanye Bijak Garam

Mengatasi hal tersebut, salah satu solusi yang diusulkan adalah dengan mengurangi penggunaan garam pada saat memasak makanan dan menambahkan sedikit monosudium glutamate (MSG). Dengan cara ini, asupan natrium berkurang, tetapi cita rasa makanan yang dikonsumsi tetap lezat. 

Solusi itu sebelumnya gencar dikampanyekan dalam program bertajuk Bijak Garam, yakni salah satu wujud edukasi masyarakat tentang pentingnya diet rendah garam. Penerapan Bijak Garam dalam aktivitas memasak harian juga sangat mudah, cukup dengan mengurangi sebagian penggunaan garam dan menggantinya dengan menambahkan MSG.

Contoh, dalam memasak menu sup ayam, dari yang biasanya kita menuangkan 2 sendok teh (sdt) garam ke dalam 1 liter kuah, cukup diubah menjadi 1 sdt garam + ½ sdt MSG, dengan tips itu, kita sudah menerapkan konsep Bijak Garam. Hidup bisa lebih sehat dengan mengurangi asupan atau penggunaan garam dalam mengolah makanan, namun tetap bisa memperoleh cita rasa makanan yang tinggi.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |