Rahasia Orang Jepang Tetap Langsing Meski Makan Nasi Setiap Hari

1 month ago 43

Liputan6.com, Jakarta - Jepang dikenal sebagai negara dengan tingkat obesitas paling rendah di dunia. Berdasarkan data Global Obesity Observatory, persentase orang Jepang yang obesitas hanya sekitar empat persen dari total populasi. Hal ini menunjukkan bahwa orang Jepang tergolong lebih langsing dibandingkan dengan negara lain seperti Amerika Serikat atau bahkan negara Asia lainnya.

Padahal, seperti negara-negara Asia lainnya, orang Jepang juga gemar makan nasi. Hampir setiap hidangan utama di Jepang selalu menyertakan nasi sebagai sumber karbohidrat utama. Dengan tingkat konsumsi nasi cukup tinggi, timbul pertanyaan, 'mengapa orang Jepang tetap bisa langsing?'

Jawabannya terletak bukan semata-mata pada jenis makanannya, tetapi pada gaya hidup dan kebiasaan yang menyertainya. Orang Jepang tidak hanya memperhatikan apa yang mereka makan, tapi juga apa yang mereka lakukan setelah makan.

Alih-alih duduk atau berbaring sehabis makan, mereka beraktivitas ringan seperti shinpai sanpo, yaitu berjalan kaki santai selama beberapa menit. Kebiasaan sederhana ini membantu mengatur gula darah dan menjaga metabolisme tetap aktif.

Kebiasaan Ringan tapi Menyehatkan

Mengutip mStar, Selasa, 22 Juli 2025, aktivitas ini mungkin terlihat sepele, namun dampaknya sangat besar bagi sistem metabolisme tubuh. Shinpai sanpo dilakukan dengan cara berjalan santai selama 2 hingga 5 menit, biasanya mengelilingi rumah, halaman, atau ke warung terdekat.

Tujuan dari aktivitas ini bukan untuk membakar kalori besar-besaran, melainkan mengaktifkan otot-otot kecil agar segera memproses glukosa dalam darah setelah makan. Hal ini membantu mencegah lonjakan gula darah yang biasa terjadi saat tubuh pasif setelah makan besar.

Berjalan singkat setelah makan juga bisa menurunkan kadar insulin, meningkatkan sensitivitas insulin, dan mempercepat pencernaan. Jika dilakukan secara konsisten, metabolisme tubuh tetap aktif, sehingga makanan tidak mudah disimpan sebagai lemak.

Selain aktif bergerak setelah makan, pola makan orang Jepang juga berbeda dengan budaya makan di negara lain. Mereka tidak terbiasa makan secara terburu-buru atau dalam porsi besar.

Kebiasaan dan Pola Makan Sehat Orang Jepang

Sebaliknya, mereka makan dengan tenang, perlahan, dan dalam porsi kecil tapi seimbang. Ini membantu sistem pencernaan bekerja lebih baik dan memberikan sinyal kenyang ke otak secara tepat waktu.

Orang Jepang juga dikenal tidak terlalu banyak mengonsumsi junk food. Makanan mereka sebagian besar berupa bahan segar seperti ikan, sayur, tahu, dan sup yang dimasak secara sederhana tanpa lemak berlebih. Nasi yang menjadi sumber karbohidrat utama dikombinasikan dengan nutrisi lain secara seimbang.

Selain itu, mereka menerapkan prinsip makan yang disebut hara hachi bu, yaitu makan hingga 80 persen kenyang. Dengan prinsip ini, tubuh tidak dipaksa menerima makanan berlebih, dan hal ini sangat efektif mencegah kelebihan kalori.

Kebiasaan menghormati waktu makan juga penting. Mereka memberikan fokus penuh saat makan dengan tidak bermain ponsel. Hal ini membantu tubuh mengenali rasa kenyang lebih baik, mencegah makan secara berlebihan.

Gaya Hidup Aktif Orang Jepang

Satu lagi aspek penting dari gaya hidup orang Jepang adalah kebiasaan hidup aktif setiap hari. Mereka mungkin tidak selalu berolahraga secara formal, tetapi aktivitas harian mereka sangat mendukung pembakaran kalori secara alami.

Kebiasaan berjalan kaki ke stasiun, naik tangga, bersepeda ke toko, hingga membersihkan rumah sudah mejadi rutinitas sehari-hari mereka. Kota-kota di Jepang juga dirancang untuk mendorong masyarakatnya untuk lebih banyak berjalan kaki serta menggunakan transportasi umum.

Budaya ini sudah mendarah daging sejak kecil, sehingga masyarakat Jepang terbiasa bergerak tanpa menganggapnya sebagai beban. Bahkan, orang lanjut usia di Jepang masih sering terlihat berjalan sendiri ke pasar atau taman.

Inilah perbedaan besar dengan gaya hidup modern di banyak negara lain, yang lebih mengandalkan kendaraan dan cenderung pasif. Ketika aktivitas fisik menjadi bagian alami dari kehidupan sehari-hari, tubuh terus membakar energi, dan penumpukan lemak dapat dicegah tanpa harus mengikuti diet ekstrem.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |