Iwan Tirta Private Collection dan Asa Menjaga Nyala Bara Warisan Batik dalam Bingkai Inovasi

1 month ago 46

Liputan6.com, Jakarta - Di tangan Iwan Tirta, batik jadi bahasa budaya, lambang keanggunan, dan bentuk spiritualitas. Bahkan setelah satu dekade kepergiannya, warisan sang maestro masih terus dihidupkan melalui Iwan Tirta Private Collection.

Sang legenda adalah visioner yang tidak hanya menyelami filosofi batik Jawa, tapi juga memboyongnya ke panggung dunia melalui desain busana glamor dan inovasi yang berani. Semasa hidupnya, pria kelahiran Blora, 18 April 1935 ini menciptakan lebih dari 10 ribu motif batik, menjadikan karyanya sebagai pusaka budaya, sekaligus pernyataan gaya.

Bagi Iwan Tirta, batik adalah medium spiritual. Ia pernah berkata, "Saya tidak menciptakan batik, tapi melestarikannya seperti seorang penjaga." Maka itu, menjaga batik bukan sekadar menggandakan motif, melainkan menghidupkan ruhnya dalam konteks zaman yang berubah.

"Kami meyakini bahwa nilai-nilai heritage ini tidak akan sustain jika hanya dipertahankan tanpa dikembangkan," ujar Head of Marketing Iwan Tirta Private Collection, Rindu Melati, pada FIMELA, seperti dikutip Senin (4/8/2025). "Inovasi adalah hal yang sudah digaungkan almarhum Iwan Tirta sejak awal kariernya."

Batik Tulis Tetap Jadi Pilar Utama

Inovasi Iwan Tirta Private Collection hadir dalam berbagai bentuk, mulai dari pemilihan warna merujuk tren, penggunaan material lebih ramah lingkungan, seperti Tencel, yang nyaman untuk iklim tropis, hingga eksplorasi bentuk dan gaya baru koleksi pakaian pria maupun wanita.

Di sisi lain, batik tulis tetap jadi pilar utama, dengan pengerjaan yang bisa memakan waktu berbulan-bulan hingga satu tahun. Wastra itu dibuat menggunakan kain mewah, seperti sutra, organza, dan linen.

Saat ini, tantangan terbesar Iwan Tirta Private Collection justru datang dari keberhasilan mereka sendiri untuk bagaimana mempertahankan kualitas dan nilai klasik di tengah ekspektasi pasar yang berubah cepat.

"Lima puluh persen konsumen kami saat ini adalah generasi milenial, dan 20 persen lainnya Gen Z," tutur Rindu. "Tapi kami juga masih punya loyalist dari generasi sebelumnya yang menginginkan batik seperti zaman almarhum masih ada.

Menyenangkan loyalis, sekaligus pendatang baru bukanlah tugas mudah. Namun, pendekatan fleksibel dan kolaboratif jadi kunci.

Tidak Hanya Merilis Koleksi Fesyen

Iwan Tirta kini tidak hanya merilis koleksi fesyen, namun juga merambah kategori home, aksesori, serta furnitur. Kolaborasi dengan desainer lintas disiplin pun terus dibuka, selama nilai dan visi tetap sejalan.

Pada akhirnya, mereka ingin menjadikan batik sebagai bagian dari gaya hidup Indonesia masa kini. "Visi jangka panjang kami adalah membuat Iwan Tirta tetap jadi bagian dari setiap zaman ke depan. Bukan sekadar warisan budaya, tapi juga bagian dari fashion dan lifestyle Indonesia," tutur dia.

Dengan filosofi batik yang kuat, seperti motif Truntum yang melambangkan cinta abadi atau Parang yang bermakna kekuatan dan keteguhan, setiap lembar kain Iwan Tirta tidak semata busana, tetapi narasi yang dikenakan.

Melalui kerja kolektif penuh dedikasi, ruh Iwan Tirta terus dihidupkan. Tidak lagi hanya melalui satu tangan maestro, tapi lewat semangat bersama yang menjadikan batik tetap relevan, anggun, dan bermakna.

Terima Penghargaan Parade Wastra Nusantara 2025

Desainer Era Soekamto memang sempat menjabat sebagai Creative Director dan membawa karya Iwan Tirta mendunia. Namun kini, posisi tersebut resmi ditiadakan. "Saat ini tidak ada lagi role untuk Creative Director. Kami memiliki dua desainer senior yang sudah bersama kami bahkan sebelum Era Soekamto bergabung," Rindu bercerita.

Mereka adalah Untari Soeyamto yang kini menjabat sebagai Head of Creative dan memimpin koleksi tahunan hingga proyek spesial, serta Prismawati yang mengarahkan koleksi ready-to-wear. Sementara itu secara perusahaan, brand ini kini dipimpin Widiyana Sudirman sebagai CEO.

Model kepemimpinan kolektif ini, menurut Rindu, bukan sekadar struktur, melainkan filosofi. "Justru dengan pendekatan seperti ini setiap individu memiliki kontribusi yang sama dalam membangun brand Iwan Tirta. Segala keputusan brand adalah keputusan bersama, baik dari sisi komersial, kreatif, serta supply chain dan keuangan," ujarnya.

Berkat konsistensi melestarikan batik Indonesia, Iwan Tirta Private Collection akan mendapat Anugerah Abdi Kriya Wastra Nusantara di Parade Wastra Nusantara 2025. Parade Wastra Nusantara sendiri akan berlangsung pada 8─10 Agustus 2025 di Kota Kasablanka, Jakarta. Informasi selengkapnya bisa Anda ikuti di paradewastranusantara.co.id dan akun media sosial Fimela.com.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |