Ekspansi Agresif Antara Suara, Siap Boyong Konser Tunggal Musisi Indonesia ke Luar Negeri

15 hours ago 9

Liputan6.com, Jakarta - Industri musik Indonesia terus bergeliat. Konser-konser tunggal makin banyak digelar dibandingkan sebelumnya dengan musisi Indonesia sebagai bintang utama, bukan hanya pembuka atau pemanasan untuk musisi luar negeri. Bagi promotos Antara Suara, hal itu merupakan pernyataan serius dari para musisi. 

"Kami melihat bahwa sebelum pandemi, musisi Indonesia yang berani membuat konser tunggal masih bisa dihitung jari. Kami ingin mengubah kebiasaan ini, sehingga musisi memiliki konser tunggal mereka sendiri terlebih dahulu sebelum tampil di acara orang lain atau festival," ujar Andri Verraning Ayu, CEO Antara Suara pada Selasa, 28 Oktober 2025.

Sejak berdiri pada 2022, Antara Suara sudah merintis beragam konser tunggal yang menghadirkan musisi lokal sebagai bintang utama, seperti konser Dewa 19 pasca-pandemi dengan kapasitas 2.000 orang per kota. Puncaknya adalah konser Sheila on 7 yang digelar di Jakarta.

Saat itu, tiket konser grup band asal Jogja laris manis, bahkan hingga war selayaknya berburu tiket konser musisi asing. Menurut Ayu, momen itu menjadi bukti bahwa pasar Indonesia siap menyambut konser tunggal musisi kesayangan mereka.

Dengan keberanian menggelar konser Sheila On 7 yang sukses besar, Antara Suara menunjukkan bahwa konser tunggal musisi lokal memiliki magnet dan potensi bisnis yang luar biasa, tidak kalah dari artis mancanegara. Karena itu, pihaknya mulai merancang ekspansi ke luar negeri.

Promosi 1

Berekspansi ke Negeri Tetangga

Negara tujuan pertama untuk konser tunggal musisi Indonesia adalah kawasan Asia Tenggara, tepatnya ke Malaysia dan Singapura. Rencana itu akan segera dieksekusi tahun depan.

Strategi utama yang dibawa Antara Suara ke sana adalah format yang terbukti sukses: konser tunggal dengan special performance. Ini bukan sekadar penampilan kilat di acara festival, melainkan sebuah pertunjukan utuh yang akan mencerminkan kualitas dan kemegahan panggung Indonesia.

"Kami ingin memastikan kualitas penampilan artis Indonesia yang dibawa ke sana spesial dan tidak hanya performance biasa. Kami ingin membawa bentuk komunikasi dan kualitas Antara Suara seperti di Indonesia ke pasar luar negeri," sambung Ayu.

Lewat ekspansi tersebut, pihaknya ingin tetap dikenal sebagai promotor dari Indonesia meskipun akan membuka kantor lokal di negara tujuan. Mereka akan melibatkan tim lokal untuk urusan regulasi dan logistik, namun branding dan visi sentral akan tetap dipegang teguh oleh tim inti Indonesia.

Magnet Musisi Lokal di Pasar Regional

Keputusan Antara Suara untuk berekspansi ke Negeri Jiran bukanlah sekadar ambisi kosong, melainkan didukung data pasar yang solid dan mengejutkan, sebuah fenomena yang mereka sebut Fenomena 20%. Data dari penjualan tiket konser Sheila On 7 (S07) di Jakarta menunjukkan bahwa hampir 20 persen penonton berasal dari Malaysia dan Singapura.

"Hampir 20 persen penonton konser S07 kami di Jakarta berasal dari Malaysia dan Singapura. Angka ini sangat besar untuk sebuah konser bisnis. Ini membuktikan bahwa kami harus menjemput pasar itu," ujarnya

Angka ini luar biasa besar dalam bisnis konser karena normalnya penonton dari luar negeri hanya berkisar antara 5--10 persen. Angka 20 persen ini menjadi sinyal kuat bahwa minat terhadap musisi Indonesia di negara tetangga sangat tinggi dan belum tergarap maksimal.

Namun, di balik peluang ini tersimpan kekhawatiran. Selama ini, banyak penampilan musisi Indonesia di Malaysia dan Singapura justru dibawa oleh promotor luar, yang aktif mencari artis Indonesia.

"Banyak promotor asing yang aktif mencari artis Indonesia untuk tampil di negara mereka. Kami merasa promotor Indonesia, yaitu kami, seharusnya yang membawa artis kami sendiri ke sana," ujarnya.

Tantangan Menembus Pasar Regional

Meski peluangnya besar, tantangan yang dihadapi tak mudah. Menurut Ayu, pasar Singapura dinilai lebih tricky karena hype musik Indonesia cenderung terlambat masuk. "Terkadang baru muncul 5 tahun setelah hype di Indonesia atau Malaysia," katanya.

Singapura, menurut Ayu, lebih menyukai artis yang sudah lama terkenal, berbeda dengan Malaysia yang pasarnya lebih terbuka untuk emerging artists. Fakta ini menuntut strategi yang lebih cermat dan terukur.

"Meskipun saat ini fokus pada Malaysia dan Singapura, Antara Suara memiliki visi untuk membawa musisi Indonesia tur ke beberapa negara di Asia Tenggara, dan bahkan ke negara-negara seperti Jepang, Hong Kong, dan Taiwan. Trial Dewa 19 ke Jepang menunjukkan adanya penonton, termasuk non-Indonesia, meskipun tantangannya adalah jarak dan akomodasi," lanjutnya

Antara Suara hadir untuk mengamankan kualitas. Mereka ingin memastikan bahwa penampilan artis Indonesia di sana tetap memiliki standar yang spesial dan tidak hanya sebatas pertunjukan biasa. "Kami ingin memastikan konser tersebut 100 persen menampilkan visi, roh, dan nyawa dari musisi tersebut. Ini bukan sekadar pertunjukan, tapi manifestasi artistik yang utuh," katanya.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |