Tren Perjalanan Mengejutkan Dipicu TikTok, Supermarket Lokal Jadi Destinasi Wisata

3 weeks ago 42

Liputan6.com, Jakarta - Para wisatawan kini punya kebiasaan baru yang cukup unik saat bepergian ke luar negeri, yakni berbondong-bondong mengunjungi supermarket lokal. Fenomena ini muncul berkat tren perjalanan yang dipopulerkan TikTok dengan banyak pengguna membagikan keseruan menjelajahi rak-rak supermarket di negara asing.

Menurut laporan Unpack ‘25 dari Expedia Group, yang merangkum tren perjalanan 2025, aktivitas sederhana ini ternyata melonjak signifikan di kalangan jetsetter modern. Data menunjukkan bahwa 39 persen wisatawan kini rutin mampir ke supermarket saat berlibur, sedangkan 44 persen lainnya secara khusus mencari produk lokal yang tidak bisa mereka temukan di negara asal mereka.

Mengutip news.com.au, Rabu, 17 September 2025, mulai dari camilan, minuman unik, bumbu masak khas, hingga kebutuhan rumah tangga dengan desain lucu, semuanya dianggap sebagai pengalaman otentik sekaligus tempat belanja oleh-oleh yang menarik.

Seorang wisatawan di TikTok mengatakan, "Pergi ke toko swalayan secara teknis bisa dihitung sebagai wisata, kan? Karena bukan hanya pengalaman budaya, tetapi Anda juga bisa menemukan banyak barang untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh."

Goods Getaways dan Detour Destinations

Unggahan seperti ini dengan cepat jadi viral, menggeser tren belanja suvenir tradisional seperti gantungan kunci, mug, atau kaus. Kini, semakin banyak pelancong yang memilih membawa pulang barang konsumsi unik atau produk sehari-hari yang terasa lebih personal dan lebih seru untuk dibagikan di media sosial.

Darren Karshagen, Direktur Senior Expedia Group Australia, berpendapat media sosial, khususnya TikTok, berperan besar dalam membentuk kebiasaan baru para pelancong. Generasi muda, terutama Gen Z, cenderung mencari inspirasi dari tren yang sedang viral. Hal inilah yang memicu lonjakan kunjungan ke supermarket atau toko lokal di luar negeri, karena wisatawan ingin membawa pulang barang-barang yang terasa lebih otentik. 

"Platform seperti TikTok menginspirasi wisatawan, terutama Gen Z, untuk mencari barang-barang yang sedang tren, seperti cokelat batangan viral dari Dubai atau produk perawatan kulit dari Korea," katanya. 

Destinasi Underrated

Selain itu, merujuk laporan Unpack’25, Karshagen menyebut tren Detour Destinations juga semakin berkembang. Banyak wisatawan kini tertarik untuk menjelajahi kota-kota yang jarang terdengar tetapi menyimpan pesona unik, seperti Reims di Prancis, Brescia di Italia, hingga Cozumel di Meksiko.

Laporan Unpack’25 mencatat bahwa 63 persen konsumen global berencana memasukkan destinasi-destinasi alternatif ini dalam perjalanan mereka berikutnya. Berdasarkan survei, ada lima destinasi kurang populer yang paling diminati pelancong saat ini, yakni Reims, Prancis (detour dari Paris); Brescia, Italia (detour dari Milan); Cozumel, Meksiko (detour dari Cancun); Santa Barbara, California, Amerika Serikat (detour dari Los Angeles); dan Waikato, Selandia Baru (detour dari Auckland).

"Ke depannya, wisatawan tidak hanya terpaku pada tempat-tempat wisata yang sudah teruji, mereka juga merangkul detour. Destinasi-destinasi yang kurang dikenal ini menawarkan sekilas keunikan suatu negara dan merupakan tambahan yang sempurna untuk rencana perjalanan apa pun," ia menerangkan.

Indonesia Garap Wellness Tourism demi Gaet Wisman

Sementara itu, wellness menjadi satu dari tiga jenis wisata yang digarap Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dalam program wisata Indonesia naik kelas. Terkait itu, Wonderful Indonesia Wellness 2025 resmi diluncurkan pada Rabu, 17 Agustus 2025.

Kegiatan tersebut akan dilaksanakan di dua kota, yakni Jogja dan Solo, Jawa Tengah, pada 1--30 November 2025. Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana berharap kegiatan tersebut bisa menarik kunjungan wisatawan mancanegara yang berkualitas.

Jumlah kunjungan ke event ini diharapkan 7.500 dari mancanegara. "Saat kunjungan ke Beijing dan Seoul, kami juga pasarkan wellness industry kita. Mudah-mudahan ada minat hadir dari mancanegara. Dari riset, wisatawan dari Australia, India, dan Jepang sangat berminat dengan wisata wellness," tutur Menpar Widi dalam jumpa pers di Jakarta.

Widi menerangkan kegiatan itu dirilis dengan pemahaman bahwa banyak wisatawan kini rela membayar lebih untuk pengalaman yang autentik, menyembuhkan, dan transformatif. "Indonesia berada di posisi yang sangat unik untuk memenuhi kebutuhan ini," imbuhnya.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |