Liputan6.com, Jakarta - Hitung mundur pelaksanaan Festival Pacu Jalur 2025 makin mendekati akhir, dan otoritas Riau masih sibuk berbenah. Salah satunya, mereka memperlihatkan inisiasi-inisiasi lebih peduli lingkungan.
Polda Riau menggelar Operasi Khusus Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) Mandiri Kewilayahan pada Rabu, 30 Juli 2025. Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan menyebut, kesuksesan Festival Pacu Jalur tidak hanya dari sisi budaya, tapi juga komitmen lingkungan.
"Tahun ini, Pacu Jalur akan dihadiri Wakil Presiden RI, serta tokoh-tokoh internasional. Wajah yang kita tampilkan harus bersih, tertib, dan menunjukkan komitmen kuat terhadap isu lingkungan," kata dia, melansir Media Center Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau, Selasa, 5 Agustus 2025.
Ia menekankan pentingnya penataan lingkungan di sepanjang aliran sungai lintasan Pacu Jalur. "Kami tidak menghalangi masyarakat mencari nafkah, tapi harus sesuai aturan. Di Kuansing sudah tersedia Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR). Manfaatkan itu, jangan malah menambang di lokasi ilegal," tegasnya.
Tidak Hanya Mendukung Pacu Jalur
Menurut Kapolda, operasi PETI bukan hanya untuk mendukung suksesnya Pacu Jalur, namun juga sebagai langkah awal transformasi pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dan berizin di Kuansing. Tiga fokus utama operasi PETI adalah mengamankan wilayah dari aktivitas PETI ilegal, menjaga kebersihan sungai tempat berlangsungnya Pacu Jalur, serta menegakkan hukum secara adil dan transparan demi keadilan sosial dan ekologis.
Kapolda menambahkan, berbicara lingkungan berarti membahas keadilan. Tidak hanya keadilan antarmanusia, tapi juga bagi alam. "Maka, keduanya harus selaras agar tercipta harmoni di Riau," ucapnya.
Pemprov Riau juga menetapkan lokasi Festival Pacu Jalur di tepian Narosa, Teluk Kuantan, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) sebagai kawasan konservasi yang hanya diperuntukkan untuk kegiatan tradisional tersebut. "Jadi tidak boleh ada kegiatan lain, khusus pacu jalur," kata Gubernur Riau Abdul Wahid, Kamis, 31 Juli 2025, lapor Antara.
Jadi Wilayah Konservasi
Wahid menyebut, area tersebut akan dikonservasi secara ketat. Pasalnya, Pacu Jalur kini bukan lagi hanya milik masyarakat Kuansing semata, tapi telah berkembang jadi atraksi budaya mendunia. "Hari ini saya mencoba Jalur Tuah Koghi dengan pemandu jalur, Dikha," ujar Wahid usai menyusuri sungai.
Gubernur Riau menyusuri lintasan utama Pacu Jalur, Batang Kuantan, sembari diiringi tarian khas setempat. Aksi ini segera menyita perhatian ribuan masyarakat yang memadati tepian sungai.
Sebelumnya, Wahid sudah lebih dulu menggelar rapat koordinasi lanjutan bersama Bupati Kuantan Singingi dan jajaran pemerintah Riau, Sabtu, 26 Juli 2025, terkait penyelenggaraan Festival Pacu Jalur, lapor Media Center Pemprov Riau. Topik-topik bahasannya termasuk penataan arus lalu lintas, serta pengelolaan destinasi wisata untuk mendukung kenyamanan pengunjung.
Gubernur menekankan pentingnya mengoptimalkan potensi wisata lokal. Ia meminta agar sejumlah destinasi wisata yang menarik segera dipublikasikan ke wisatawan. "Memanfaatkan semaksimal mungkin, mana destinasi wisata yang perlu di-publish dan kita kirim ke turis supaya ada destinasi yang bisa disiapkan," ujarnya.
Menyiapkan Destinasi Wisata Penunjang
Wahid juga menyoroti perlunya kesiapan fasilitas penunjang, seperti penginapan. Ia mendorong adanya pemetaan pariwisata yang jelas dan informasi yang lengkap untuk wisatawan.
Ia menambahkan, wisatawan harus dipermudah dalam mengakses informasi dan fasilitas wisata, termasuk soal durasi dan biaya sewa layanan wisata. "Kalau mereka mau ke sana-sini sudah ada fasilitasnya. Berapa hari, berapa sewanya. Kalau bisa dirapatkan itu," ujarnya.
Menurut Wahid, kesiapan destinasi wisata yang matang akan membuat kunjungan wisatawan tidak hanya terfokus pada Pacu Jalur, melainkan bisa diperluas ke tempat-tempat menarik lainnya di Riau. Lokawisata di Riau, khususnya di Kabupaten Kuantan Singingi, harus disiapkan semaksimal mungkin
"Kerja sama dengan travel agent yang biasa menjadikan (paket) wisata seperti itu. Saya rasa ini momen yang bagus," tambahnya. Selain pengelolaan lokawisata, Wahid juga menyoroti aspek lalu lintas selama penyelenggaraan. Ia meminta Dinas Perhubungan dan pemerintah kabupaten melakukan penertiban terhadap kendaraan berat.