Liputan6.com, Jakarta - Rayyan Dhika, bocah asal Kuantan Singingi, Riau, yang dijuluki bocah pacu jalur, kembali membawa berita baik. Tanpa diduga, ia berkolaborasi dengan artis Hollywood dalam lagu berjudul Aura Farming.
Video klip (MV) lagu tersebut dirilis pada 17 Oktober 2025. Dalam video tersebut, Dhika tampil mengenakan busana kebesarannya, yakni setelan pakaian melayu berwarna kuning kunyit dengan detail songket kemerahan lengkap dengan pecinya.
Ia tampil membawakan gerakan khasnya yang biasa dibawakan saat memandu pacu jalur. Ia mengimbangi gerakan Zahrah yang energik dengan musik yang menghentak-hentak.
Dalam keterangan video diketahui bahwa lirik lagu Aura Farming diciptakan oleh sang penyanyi dengan aransemen oleh Tanishk Bagchi. Sementara, MV-nya diproduseri dan disutradarai oleh Srishti Riya Jain.
Berdasarkan penelusuran Lifestyle Liputan6.com, hingga Senin (20/10/2025) malam, video klip Aura Farming sudah ditonton lebih dari 4,5 juta kali. Mayoritas penonton mengapresiasi kolaborasi yang tidak terduga tersebut.
Ungkapan kebanggaan juga dilontarkan oleh Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha yang ditemui di Museum Batik Indonesia di TMII. "Saya juga bangga, bangga bahwa itu salah satu bentuk diplomasi kebudayaan kita dan itu juga salah satu bentuk kekuatan dari netizen kita," katanya.
Siapa Zahrah S Khan yang Berkolaborasi dengan Rayyan Dhika?
Mengutip Wikigraphy.in, Zahrah S Khan merupakan seorang aktris dan penyanyi berkewarganegaraan Inggris keturunan Pakistan. Ia disebut bintang yang sedang naik daun di industri film India dan sekitarnya berkat lagu-lagu Bollywood dan aktingnya yang mengesankan.
Zahrah S. Khan lahir dengan nama Zara Khan di London, Inggris. Ibunya adalah Salma Agha, seorang penyanyi dan aktris yang berjaya di dunia hiburan India dan Pakistan selama 1980an hingga 1990an. Sementara, ayahnya adalah Rahmat Khan yang berasal dari keluarga atlet squash yang terkenal di Pakistan. Kakak Zahrah, Ali Agha Khan, adalah seorang pemain bulu tangkis.
Orangtua Zahrah bercerai ketika ia berusia enam tahun. Sejak itu, ia dibesarkan oleh ibunya. Ia tinggal berpindah-pindah tempat, termasuk Mumbai, New Jersey, Kanada, dan Dubai. Ia mengembangkan minat berakting pada usia 16 tahun selama musim panas di Mumbai hingga memutuskan mengikuti les akting dan audisi.
Rayyan Dhika Gelar Meet and Greet di Dubai
Sementara, Rayyan Dhika sebelumnya menggelar tur ke Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), setelah tariannya meraih popularitas lewat tren aura farming. Melalui unggahan Instagram-nya, @officialboatkid, Selasa, 22 Juli 2025, Dhika menginformasikan bahwa ia bakal menggelar tur di Kota Emas dalam rangkaian kegiatan pada akhir Juli sampai Agustus 2025.
"Dubai, I am coming ❤️JULY / AUGUST 2025," bunyi keterangan unggahan yang dimaksud.
Selain meet and greet, Dhika disebutkan mendatangi sejumlah tujuan ikonis di pusat modernitas dan kemewahan Jazirah Arab tersebut. Di antaranya adalah Dubai Marina, Museum of the Future, desert safari, serta Burj Khalifa dan Dubai Fountain.
Merujuk unggahan Instagram Story-nya, ia akan sampai di Dubai besok, Minggu, 27 Juli 2025. Seluruh aktivitas Rayyan Dhika di kota itu akan ditayangkan secara langsung di sebuah streaming platform.
Aktivitas Dhika makin sibuk terutama setelah ia ditunjuk sebagai Duta Pariwisata Riau pada awal Juli 2025. Penunjukan oleh Gubernur Riau Abdul Wahid itu lantaran ia dianggap berjasa telah mempromosikan ke kancah internasional.
Apa Itu Pacu Jalur?
Sementara itu, gerakan pacu jalur diingat karena gerakannya yang ritmis saat menyemangati para pendayung jalur. Secara etimologi, "pacu" berarti perlombaan, sementara "jalur" merujuk pada perahu. Jadi, pacu jalur secara sederhana dapat diartikan sebagai "perlombaan mendayung perahu."
Atraksi ini dimulai dengan letupan meriam karbit sebanyak tiga kali, yang berfungsi sebagai aba-aba bagi peserta, mengingat luasnya arena dan riuhnya ribuan penonton. Setiap jalur yang berlomba diawaki beberapa peran penting: tukang concang (pemberi aba-aba), tukang pinggang (juru mudi), tukang tari, dan tukang onjay.
Setelah meriam karbit diletupkan, mereka berlomba menerobos arus Sungai Kuantan menuju garis finis. Setiap jalur, yang biasanya dibuat sepanjang kurang lebih 40 meter, membutuhkan biaya hingga Rp100 juta per unit, yang didanai secara swadaya oleh masyarakat Kuansing, menunjukkan semangat gotong royong yang kuat. Setiap perahu akan didayung 50─60 orang, tergantung panjangnya. Setiap tahun, digelar Festival Pacu Jalur yang juga masuk Karisma Event Nusantara (KEN).