Kemenpar Larang Seluruh Perjalanan Kapal Wisata di Labuan Bajo, Buntut Hilangnya 4 Turis Spanyol

Liputan6.com, Jakarta - Lagi-lagi kecelakaan kapal wisata terjadi di perairan Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kali ini menimpa kapal wisata jenis phinisi yang mengakibatkan empat turis Spanyol tenggelam, menghilang, dan hingga kini belum ditemukan.

Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menyampaikan keprihatinan atas insiden tersebut. Dalam jawaban tertulis yang diterima Lifestyle Liputan6.com, Sabtu (27/12/2025), Kemenpar mengaku terus berkoordinasi secara intensif dengan Kementerian Perhubungan, Basarnas, pemerintah daerah, aparat terkait, serta perwakilan Kedutaan Besar Spanyol di Jakarta untuk mendukung upaya pencarian dan penyelamatan yang sedang berlangsung.

"Sebagai langkah antisipatif dan demi mengutamakan keselamatan wisatawan, pemerintah telah melarang sementara seluruh perjalanan kapal wisata di wilayah Labuan Bajo, sejalan dengan peringatan dini cuaca ekstrem dan gelombang tinggi yang dikeluarkan oleh BMKG. Kementerian Pariwisata menegaskan bahwa keselamatan wisatawan merupakan prioritas utama," bunyi pernyataan tersebut.

Pihaknya mengimbau seluruh pelaku usaha wisata, operator kapal, serta wisatawan untuk mematuhi arahan otoritas dan tidak beraktivitas wisata bahari hingga kondisi cuaca dinyatakan aman. Kementerian yang dipimpin Menpar Widiyanti Putri Wardhana itu mengatakan akan terus memantau perkembangan situasi dan menyampaikan informasi resmi lebih lanjut sesuai dengan hasil koordinasi lintas kementerian dan lembaga terkait.

Sebelumnya, sebuah kapal wisata dilaporkan tenggelam di perairan Selat Padar, Taman Nasional Komodo, Labuan Bajo, NTT, pada Jumat malam, 26 Desember 2025, sekitar pukul 21.00 WITA. Kapal wisata berbendera Indonesia itu diketahui mengangkut 11 orang, terdiri dari awak kapal, pemandu wisata, dan penumpang, termasuk wisatawan mancanegara asal Spanyol.

Tujuh orang berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat, sedangkan empat wisatawan asal Spanyol masih hilang. Mengutip kanal News Liputan6.com, Kepala Kantor SAR Maumere, Fathur Rahman menjelaskan empat wisatawan asing itu merupakan satu keluarga. 

"Satu keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan dua orang anak masih dalam pencarian hingga saat ini," kata Fathur dalam keterangannya

Ia menjelaskan hari ini merupakan pencarian korban hilang hari ke-2. Tim SAR Gabungan telah menuju lokasi kejadian guna menemukan para korban. Pada pagi hari tadi, pencarian mengerahkan Alut RIB Pos SAR Manggarai Barat, Searider KSOP Labuan Bajo, serta RIB Lanal Maumere serta membawa peralatan selam.

"Kita semua berharap ops SAR hari ini membuahkan hasil," ucap Fathur. Identitas WN Spanyol dalam pencarian:

1. Nama: Martin Carreras Fernando

Jenis Kelamin : Laki-laki

2. Nama: Martin Garcia Mateo

Jenis Kelamin : Laki-laki

3. Nama: Martines Ortuno Maria Lia

Jenis Kelamin : Perempuan

4. Nama: Martinez Ortuno Enriquejavier

Jenis Kelamin : Laki-laki

Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo mengungkapkan penyebab kapal wisata tenggelam di Perairan Pulau Padar, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Jumat malam, 26 Desember 2025.

"Ketinggian gelombang yang terjadi di lapangan adalah swell atau gelombang tinggi yang datang secara tiba-tiba antara 2--3 meter dan terjadi dalam periode yang singkat, hanya setengah sampai satu jam saja," kata Kepala KSOP Kelas III, Stephanus Risdiyanto, hari ini.

Selain gelombang tinggi, kapal wisata berjenis semi phinisi bernama KM Putri Sakinah itu mengalami mati mesin. Kondisi itu memperparah situasi sehingga kapal tenggelam.

Insiden tenggelamnya kapal tersebut bermula saat KM Putri Sakinah yang membawa 11 penumpang berangkat dari Pulau Komodo menuju Pulau Padar. Para penumpang ingin melanjutkan perjalanan wisata pada pukul 20.00 Wita. Namun pada pukul 20.30 Wita, kapal mengalami mati mesin dan tenggelam.

Terpisah, Badan Meteorologi klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan gelombang tinggi terjadi di perairan Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga akhir 2025, karena pengaruh bibit siklon 96S.

"Sampai akhir tahun masih, untuk wilayah perairan yang di wilayah utara itu pada 31 Desember 2025 sudah sedikit menurun di 0,7-1,16 meter, sementara itu yang perlu diwaspadai adalah di selatan," kata Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Maria Seran di Labuan Bajo, Sabtu (27/12/2025), dilansir dari Antara.

Maria menyampaikan hal tersebut menyusul peristiwa kapal wisata KM Putri Sakinah yang tenggelam saat berlayar di perairan Pulau Padar pada Jumat malam. Dia menjelaskan, bibit siklon 96S itu membuat kondisi cuaca mengalami hujan dengan intensitas ringan hingga sedang, kemudian, tinggi gelombang hingga 31 Desember 2025 di wilayah Selatan masuk kategori sedang, yaitu berkisar 1,25 sampai 2,5 meter.

"Namun, kondisi prakiraan cuaca untuk tinggi gelombang itu dapat meningkat sewaktu-waktu ketika terjadi hujan disertai petir," jelas dia.