Kementerian Kebudayaan Tetapkan 85 Cagar Budaya Peringkat Nasional 2025, Masji Raya Baiturrahman Aceh Masuk

1 day ago 7

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) secara resmi menetapkan 85 Cagar Budaya Peringkat Nasional baru dalam acara Apresiasi Cagar Budaya Peringkat Nasional (ACBPN) Tahun 2025 di Jakarta, Selasa, 16 Desember 2025. Penetapan itu merupakan bentuk apresiasi kepada 27 pemerintah provinsi yang dinilai berperan aktif dalam melindungi warisan luhur bangsa. 

Melalui penetapan terbaru ini, total Cagar Budaya Peringkat Nasional yang telah terdata sejak 2013 hingga kini berjumlah 313 objek. Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon menekankan bahwa keberhasilan pelestarian ini tidak lepas dari sinergi kuat antara pemerintah pusat, daerah, serta berbagai pemangku kepentingan.

Ia mendorong agar setiap wilayah memaksimalkan pendataan secara tepat dan cepat dengan melibatkan Tim Ahli Cagar Budaya. Pemerintah memandang cagar budaya bukan sekadar tinggalan masa lalu, melainkan aset masa depan yang krusial bagi kedaulatan budaya bangsa.

Penetapan status peringkat nasional ini diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi berkelanjutan melalui industri kreatif berbasis budaya. Fadli Zon menegaskan keterhubungan sektor ini dengan hilirisasi ekonomi bagi masyarakat luas.

"Penetapan cagar budaya ini sejalan dengan pemanfaatan menuju industri dan ekonomi budaya atau cultural and creative industry, karena sebenarnya cagar budaya ini berada di hulu, sementara hilirnya adalah ekonomi kreatif, Intellectual Property, UMKM, kuliner, dan lain-lain. Kekayaan budaya, dalam arti ekspresi budaya kita tentu bisa dimanfaatkan secara berkesinambungan," kata Fadli Zon dalam rilis kepada Lifestyle Liputan6.com, Rabu, 17 Desember 2025.

Memperkuat Peran Ahli dan Kemitraan Strategis Global

Dalam upaya mempercepat pencatatan warisan budaya, Kemenbud berencana menambah jumlah Tim Ahli Cagar Budaya di tingkat nasional. Hal ini diperlukan untuk memastikan pendataan dilakukan oleh tenaga mumpuni melalui pendekatan multidisipliner yang melibatkan berbagai pakar keilmuan.

Tenaga ahli yang dimaksud mencakup bidang arkeologi, antropologi, geologi, arsitektur, hingga pakar geografi. Menurut Fadli, masukan dari para ahli diperlukan agar standar pelestarian nasional tetap terjaga dengan baik dan proses pelindungan berjalan lebih efektif.

"Ke depan, kita bisa menambah jumlah Tim Ahli Cagar Budaya tingkat Nasional, supaya lebih banyak lagi tenaga-tenaga, terutama para ahli yang memang mumpuni di bidangnya dengan pendekatan multidisipliner sehingga pencatatan cagar budaya tingkat nasional kita bisa lebih cepat," jelasnya.

Selain tenaga ahli, model pelestarian cagar budaya ke depan juga akan mengadopsi pendekatan kemitraan pemerintah-swasta. Swasta diharapkan terlibat aktif dalam mengelola pemanfaatan cagar budaya tanpa menghilangkan nilai historisnya. Hal ini mencakup pengembangan sektor penunjang seperti restoran, kedai kopi, hingga produksi cendera mata asli daerah.

"Setelah ditetapkan sebagai cagar budaya nasional, ini menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, serta melibatkan swasta dan juga perorangan,” katanya.

 Menghidupkan Masa Depan Lewat Bingkai Warisan Budaya

Agenda Apresiasi Cagar Budaya Peringkat Nasional (ACBPN) 2025 mengusung tema besar "Membingkai Warisan, Menghidupkan Masa Depan". Tema itu dipilih untuk menggambarkan komitmen pemerintah dalam menjaga ekosistem budaya yang hidup dan dinamis. Pelestarian tidak hanya berfokus pada objek fisik, tetapi juga mencakup keterhubungan dengan lingkungan alam dan komunitas pendukungnya.

Kemenbud ingin memastikan bahwa setiap penetapan memberikan dampak nyata bagi ruang hidup masyarakat luas. Melalui perspektif ini, warisan budaya takbenda dan cagar budaya fisik dipandang sebagai satu kesatuan ekosistem yang berkelanjutan. Acara ACBPN 2025 ini juga dimeriahkan dengan pameran, pertunjukan seni, serta lokakarya untuk memberikan edukasi publik mengenai nilai sejarah yang ada.

Salah satu momen penting dalam acara ini adalah seremoni Penyerahan Hadiah Pemenang Sayembara Masterplan Museum Majapahit. Proyek ini merupakan bagian dari rencana besar untuk menguatkan pelestarian kawasan Kota Kuno Majapahit yang berlokasi di Trowulan, Mojokerto.

Daftar Cagar Budaya Peringkat Nasional 2025

Berdasarkan lampiran resmi, berikut adalah daftar objek yang telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya Peringkat Nasional Tahun 2025:

  • Sumatra & Kepulauan: Masjid Raya Baiturrahman, Taman Sari Gunongan (Banda Aceh), Benteng dan Masjid Indrapuri (Aceh Besar). Percandian Sipamutung, Percandian Bahal I-III (Lawas Padang), Istana Maimoon (Medan). Makam Syekh Burhanuddin (Padang Pariaman), Percandian Pulau Sawah (Dharmasraya), Benteng Van der Capellen (Tanah Datar), Jam Gadang, dan SMAN 2 Bukittinggi. Prasasti Karang Berahi (Merangin). Percandian Bumiayu (PALI). Masjid Jamik dan Museum Timah Indonesia (Bangka Barat). Batu Berak (Lampung Barat), Prasasti Batu Bedil (Tanggamus), dan Prasasti Palas Pasemah.
  • Jawa & Bali: Bendung Lama Pamarayan (Serang). Stasiun KA Tanjung Priok, Stasiun Jakarta Kota (BEOS), dan Arca Puspatara. Jembatan Cirahong (Ciamis-Tasikmalaya), Aula Barat & Timur ITB, Gedung Indonesia Menggugat, Rumah Inggit Garnasih, SLB Cicendo (Bandung). Masjid Agung Sang Cipta Rasa, Prasasti Batu Tulis, Museum Zoologi (Bogor), dan Gedung Juang 45 Bekasi. Prasasti Sojomerto (Batang), Kantor UPPD Wonosobo, Stasiun Solo Jebres.
  • D.I. Yogyakarta: Museum Sonobudoyo, 20 Arca koleksi Sleman (Vajrapani hingga Vajradhupa), SMAN 11, Gedung DPRD, SMAN 3, Rumah Sakit dr. "YAP", Museum Pusat TNI AD Dharma Wiratama (Yogyakarta). Pesanggrahan Ambarrukma, Tempat Konferensi Colombo Plan, Kaliurang (Sleman), dan Makam Raja Mataram Imogiri (Bantul).
  • Kalimantan, Sulawesi & Timur: Candi Dadi (Tulungagung). Pura Taman Ayun (Badung). Masjid Kesultanan Sambas. Rumah Banjar Bubungan Tinggi. Masjid Jami' Aji Amir Hasanuddin (Kutai Kartanegara). Batu Narit Pa'Manit (Nunukan). Nekara Selayar, Makam Pangeran Diponegoro (Makassar). Pokekea (Poso). Makam Maria Walanda Maramis (Minahasa Utara). Makam Sultan Baabullah, Makam Sultan Mahmud Badaruddin II, Masjid Kesultanan Ternate. Benteng Nassau (Maluku Tengah). Megalitik Tutari Doyo Lama, Gereja Tua Asehi, Tugu Mac Arthur (Jayapura), Tugu Pendaratan Tentara Sekutu. Batu Awal Peradaban Papua (Teluk Wondama), dan Kompleks Penjara Boven Digoel.
Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |