Paris hingga New York Ramai-ramai Batalkan Rencana Perayaan Malam Tahun Baru 2026 yang Meriah

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah kota besar dunia, dari Paris hingga New York, memutuskan membatalkan acara perayaan malam Tahun Baru 2026 yang meriah beberapa hari sebelum pergantian tahun terjadi. Paris, misalnya, telah membatalkan pertunjukan konser langsung Malam Tahun Baru di Champs-Elysees yang populer.

Mengutip Fox News, Minggu (21/12/2025), Wali Kota Distrik ke-8 Paris, Jeanne d'Hauteserre, mengatakan kepada AFP bahwa pembatalan tersebut dipicu kekhawatiran tentang "kerumunan yang tidak dapat diprediksi" dan bahwa area tersebut "tidak cukup luas untuk menyelenggarakan acara semacam ini di mana orang-orang bergerak."

Pertunjukan kembang api masih akan berlangsung di Arc de Triomphe. Namun, alih-alih konser langsung, akan disiarkan konser yang telah direkam sebelumnya.

Di Tokyo, panitia penyelenggara membatalkan Acara Hitung Mundur Shibuya, menurut siaran pers pemerintah. "Untuk menciptakan kota yang aman dan tenteram, kami terus waspada terhadap perilaku yang mengganggu akibat minum-minum di jalan, serta risiko kecelakaan akibat kerumunan," tulis Ken Hasebe, Wali Kota Distrik Shibuya, dalam siaran pers.

Kota Beograd di Serbia juga mengumumkan pembatalan perayaannya. "Tahun ini tidak akan ada perayaan Malam Tahun Baru yang terorganisir maupun perayaan Malam Tahun Baru Serbia," tulis Wali Kota Aleksandar Šapić dalam siaran pers.

Pembatalan ini terjadi setelah FBI membongkar rencana pemboman Malam Tahun Baru di Los Angeles awal pekan ini dan menangkap empat anggota geng yang diduga terlibat. Rencana tersebut diduga mencakup rencana serangan bom terkoordinasi menggunakan alat peledak improvisasi, yang dimaksudkan untuk menargetkan lima lokasi terpisah di seluruh kota, kata FBI kepada Fox News Digital.

Sekitar satu juta orang diperkirakan akan memadati Times Square di Manhattan untuk acara penurunan bola Malam Tahun Baru yang terkenal. Paul Mauro, kontributor Fox News dan mantan inspektur NYPD, mengatakan kepada Fox News Digital bahwa Malam Tahun Baru adalah pengamanan polisi terbesar di negara ini.

"Malam Tahun Baru seperti Super Bowl bagi NYPD… Anda harus melakukan segala yang Anda bisa untuk mengendalikannya, tidak hanya untuk ancaman [teror], tetapi juga untuk mencegah kekacauan," kata Mauro.

"Anda tidak akan percaya berapa banyak jendela dan ruangan yang diamankan. Anda ingin memastikan bahwa tidak ada orang yang saling melempar botol dan berkelahi, atau seseorang menyalakan petasan, atau terjadi penyerbuan."

Ada banyak pekerjaan yang dilakukan di balik layar di Times Square untuk mengamankan area tersebut, kata Mauro. Ia menjelaskan bahwa perencanaan pengamanan dilakukan selama berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan, untuk Malam Tahun Baru pada 2000.

Mauro mengatakan perayaan tahun baru saat ini jauh lebih canggih. Bagi mereka yang berencana berada di Times Square pada Malam Tahun Baru, Mauro mengingatkan penting untuk memiliki rencana darurat.

"Jika Anda bersama sekelompok orang, atau jika Anda membawa anak-anak Anda atau semacamnya, mudah untuk terpisah di tengah keramaian," katanya. "Jika itu terjadi, Anda tidak selalu dapat mengandalkan ponsel Anda… Terkadang jaringan seluler di dalam dan sekitar Times Square pada Malam Tahun Baru menjadi kelebihan beban."

Penasihat perjalanan Travelmation, Chemeeka Sparks, mengatakan kepada Fox News Digital bahwa tahun ini, ia melihat lebih banyak orang memilih perayaan pribadi atau eksklusif.

"Merayakan di Times Square New York adalah cara klasik untuk menyambut Tahun Baru, tetapi ada banyak orang yang tidak pernah mengalaminya karena mereka tidak ingin menghabiskan liburan berdesakan dengan jutaan orang lain," kata Sparks.

Ia mengatakan acara-acara khusus, makan malam, dan pelayaran semakin populer untuk perayaan Malam Tahun Baru. "Popularitas pengalaman-pengalaman ini meningkat sejak tahun 2020, ketika orang-orang masih menginginkan malam yang berkesan, hanya saja tidak dikelilingi oleh banyak orang lain," kata Sparks.

"Ini termasuk klub khusus anggota, perayaan Malam Tahun Baru kelas atas dengan tiket, dan acara-acara ultra-pribadi."

Sementara, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung memastikan perayaan Tahun Baru di Jakarta tidak akan dilakukan secara berlebihan penuh kemeriahan. Hal tersebut menyusul bencana yang terjadi di tiga provinsi Indonesia, yakni Aceh, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara.

Pramono menyebut, Jakarta sebagai ibu kota negara akan menjadi sorotan nasional maupun internasional dalam perayaan Malam Tahun Baru, sehingga konsep acara harus mencerminkan kesederhanaan dan empati. Untuk itu, pihaknya meniadakan pertunjukan kembang api dan menggantinya dengan pertunjukan drone.

"Yang pertama yang paling utama adalah enggak ada kemeriahan yang berlebihan yang bersifat mewah-mewah, enggak, saya enggak mau," kata Pramono di Jakarta, Jumat, 19 Desember 2025.