Jule Viral Usai Diduga Selingkuh Lagi, Studi Ungkap Kaitannya dengan Perilaku Tidak Jujur

5 days ago 31

Liputan6.com, Jakarta - Lagi-lagi Jule viral dan kali ini masih dengan masalah yang sama. Pemilik nama Julia Prastini diduga selingkuh dengan Yuka, yang tak lain adalah suami dari sahabatnya sendiri, Aliyah Balqis.

Aliyah, TikToker asal Malaysia, baru-baru ini membagikan video dugaan perselingkuhan suaminya, Yusman Kusuma alias Yuka, dengan Jule.

Melalui akun TikTok pribadinya, @ayiyaaaaaaaa, Aliyah mengunggah sebuah video yang menampilkan tangkapan layar isi ponsel Yuka. Diketahui salah satu kontak dengan nama Zakie di ponsel Yuka memiliki nomor yang sama dengan nomor pribadi Jule.

Mengetahui fakta tersebut membuat Aya terpukul dan merasa dikhianati oleh keduanya. "Aya selama ini diam, karena Aya tidak ada bukti. Tapi Allah tunjukkan bahwa Allah ada dengan kita. Kalau kita baik, Allah juga baik dengan kita," ujarnya dalam video tersebut.

Isu perselingkuhan menimbulkan banyak sekali dampak pada orang yang diselingkuhi. Salah satunya adalah anggapan bahwa jika seseorang berselingkuh, selamanya dia akan terus begitu.

Anggapan tersebut belum sepenuhnya terjawab. Namun, para ahli berpendapat bahwa selingkuh merupakan wujud dari ketidakjujuran. Hal ini juga berkaitan dengan orang-orang yang kerap melakukan kecurangan secara berulang.

Mengutip Psychology Today pada Senin, 15 Desember 2025, sebuah studi menunjukkan bahwa sekelompok orang yang melakukan kecurangan cenderung mengulanginya. Perilaku ini sangat mungkin terjadi karena biasanya orang yang curang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih.

Penelitian terkait Konsistensi Kecurangan

Sebuah studi terbaru meneliti konsistensi perilaku tidak jujur kepada sekelompok orang. Tahap pertama, sebanyak 2.900 mengisi kuesioner terkait kepribadian mereka. Pengukuran ini akan menentukan apakah mereka memiliki kepribadian gelap seperti narsisisme, psikopat, amoralitas, egoisme, keserakahan, sadisme, atau kedengkian.

Sementara itu, kuesioner juga mengukur apakah para sukarelawan menjawabnya secara jujur atau tidak. Selanjutnya, para sukarelawan akan diuji dengan permainan pikiran dan keterlibatan uang. Penelitian ini berlangsung selama beberapa tahun dengan peraturan yang sama dan jumlah uang yang meningkat.

Hasilnya menunjukkan, sebagian besar para sukarelawan berbohong untuk mendapatkan lebih banyak uang. Hal ini dibuktikan dengan persentase keberhasilan yang dianggap tidak sesuai dengan kemungkinan atau probabilitas yang dihitung.

Dengan pemodelan statistik, para ahli menyimpulkan bahwa seseorang yang berhasil karena curang sangat mungkin untuk mengulanginya. Kecurangan ini bersifat konsisten meskipun uji coba telah dilalui selama lebih dari tiga tahun.

Sementara itu, para peneliti juga menemukan adanya kaitan yang signifikan antara faktor kepribadian negatif dengan perilaku tidak jujur yang konsisten. Semakin tinggi kepribadian tersebut, semakin besar juga kemungkinan seseorang berbohong pada ujian-ujian yang dilalui.

Seseorang yang Berselingkuh, Sangat Mungkin untuk Selingkuh Lagi

Secara keseluruhan, studi tersebut mengonfirmasi bahwa ketidakjujuran bisa berjalan dengan konsisten kapanpun dimanapun. Untuk mendapat keuntungan lebih, seseorang mampu berbuat curang dalam ujian yang dihadapinya.

Fenomena ini menunjukkan bahwa ketidakjujuran tidak hanya terjadi sekali. Ketidakjujuran menjadi ciri kepribadian seseorang yang khas dan konsisten. Hal ini sesuai dengan anggapan bahwa orang yang berselingkuh kemungkinan akan mengulanginya.

Itulah mengapa perselingkuhan kerap terjadi lebih dari satu kali. Seseorang yang pernah berbuat curang, sangat kecil kemungkinannya untuk mengubah kepribadiannya.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |