Liputan6.com, Jakarta - Kejadian tak menyenangkan menimpa sekeluarga wisatawan asal Bekasi yang tengah melintas dari arah Ciwidey, Kabupaten Bandung, menuju Pantai Jayanti di Kabupaten Cianjur. Mobil keluarga ini tiba-tiba dicegat seorang pemotor yang mengaku sebagai 'anak kampung sini' (akamsi).
Peristiwa tersebut direkam pemilik akun TikTok @synfamm dan diunggah pada Sabtu, 27 September 2025. Video itu viral, ditonton lebih dari 10 juta kali, dan langsung menuai reaksi warganet. Dalam rekaman, tampak mobil keluarga tersebut diteriaki dan dipukul.
Aksi itu sempat dilerai warga sekitar, namun pelaku kembali menghadang di tikungan berikutnya sambil mengeluarkan senjata tajam. Anak-anak yang berada di dalam mobil ketakutan, sementara orangtuanya melarikan diri ke Polsek Naringgul untuk mencari perlindungan.
Meski sempat dimediasi, pihak korban bersikeras menempuh jalur hukum. Lifestyle Liputan6.com sudah menghubungi pengunggah konten.
Menanggapi laporan itu, Polres Cianjur melalui akun Instagram resmi @polres.cianjur menegaskan dalam kolom komentar unggahan akun Instagram @resersekriminal_polrescianjur terkait pembobolan ATM, "Selanjutnya Satreskrim Polres Cianjur @resersekriminal_polrescianjur telah melakukan pemeriksaan terhadap pelapor dan penyelidikan untuk kasus tersebut kami Polres Cianjur dan Satreskrim Polres Cianjur akan berkomitmen menindak tegas terhadap aksi Premanisme yang ada di Wilayah Kab. Cianjur."
Kronologi Kejadian
Lewat beberapa keterangan pada unggahan yang dibagikan di akun TikTok pribadinya, Syn menjelaskan awal mula insiden tersebut. Masalah berawal ketika suaminya menyalakan lampu sein di sebuah tikungan yang ramai pengendara motor.
Tiba-tiba seorang pemotor merespons dengan berteriak, lalu menghampiri mobil dan melancarkan serangan fisik. Kaca spion mobil bahkan copot akibat pukulan.
Dalam salah satu keterangannya, Syn menuliskan, "Keadaan memang banyak pengguna motor yg lewat pas tikungan kita pakai lampu sen si pelaku ngoceh-ngoceh, suamiku bilang ‘KENAPA A,’ dia berhenti dan melakukan penyerangan ke suami saya."
Syn juga menyebut pelaku kemudian menghubungi kawannya dan menghadang kembali di jalur lain. Ia menulis, "Pelaku menelepon kawannya dan bilang ke warga kalo kami nabrak dia padahal tidak sama sekali justru dia yang tiba-tiba menyerang melakukan penyerangan ke suami saya dia mukul nendang mobil 😭🙏🏻."
Situasi semakin memanas ketika pelaku kembali melakukan aksi brutal dan mencoba menabrakkan motor. Adegan tersebut terekam dalam video dan menjadi viral di media sosial.
Pengakuan Teman Pelaku
Dalam video terpisah, Syn mengunggah rekaman percakapannya dengan seorang teman pelaku yang berada di lokasi. Dalam rekaman singkat itu, Syn menanyakan langsung apakah pelaku sedang mabuk dan sang teman mengiyakan.
Meski begitu, tidak semua warganet menerima klaim itu begitu saja. Seorang pengguna menulis, "logika aja kak kalo emng lagii keadaan mabuk aku liat di video awal pas si baju biru nyerang knp si tmn nya ga nahan malah diem ajaa ngeliatin????"
Warganet lain menambahkan, "engga mabukkkkkk ekspresi orang mabuk sama engga itu beda!!!!!!!!" Ada pula yang menyarankan agar korban tidak berdamai. "kak pleasee jangan mau damaii. mending kita keluar uang aja biar di usut sumpah preman gitu harus di kasih pelajaran. bikin trauma anak."
Menanggapi banyak komentar, Syn kembali menekankan bahwa di TKP pertama, suaminya hanya diam dan menahan diri. Namun saat kedua pelaku mencoba menabrakkan diri dan memukul mobilnya secara brutal, suaminya keluar dari mobil sambil membawa kunci stir. Ia menyebut hal itu sebagai tindakan membela diri demi menjaga keselamatan keluarga.
Kasus Pemalakan di Daerah Wisata
Kasus wisatawan asal Bekasi di Cianjur bukan satu-satunya yang menyoroti kerentanan pelancong di daerah wisata. Sebelumnya, keluhan serupa datang dari Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, terkait dugaan praktik ‘pemalakan’ di kawasan kuliner.
Seorang wisatawan mengeluh "dipalak" saat makan di Kampung Ujung, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Melalui unggahan Instagram-nya, @m8nusantara, 30 Mei 2024, ia mengungkap "harga tidak wajar" yang dibayar untuk makan berempat.
"Dipalak ikan bakar di Labuan Bajo," tulisnya dalam keterangan. "Inilah serunya touring motor dan traveling ke destinasi wisata mainstream. Memang semua fasilitas lebih lengkap, namun harus rajin bertanya di depan, terutama soal biaya."
Di video, ia mengungkap tagihan yang harus dibayarkan, yakni ikan Rp150 ribu, lauk dan nasi untuk empat orang Rp160 ribu, tiga porsi jeruk murni Rp150 ribu, dan satu jeruk biasa Rp25 ribu. Setelah pajak 10 persen, mereka membayar total Rp530 ribu.
"Tidak ada perdebatan, tetap kami bayar. Sobat M8 yang mau makan di sini, hati-hati! Tanya harga dulu sebelum pesan, karena di menu, tidak ada harga," tandasnya.