Liputan6.com, Jakarta - Asiana Airlines dan Korean Air didenda 12,1 miliar won (sekitar Rp142 miliar) karena gagal mematuhi persyaratan pemerintah Korea Selatan terkait merger kedua maskapai tersebut. Komisi Perdagangan Adil Korea (FTC) menemukan bahwa kedua maskapai melanggar persyaratan merger dalam waktu kurang dari setahun setelah diberi lampu hijau.
Melansir Korea Joongang Daily, Selasa, 5 Agustus 2025, FTC menyatakan bahwa harga tiket rata-rata kedua maskapai penerbangan, yang menerima persetujuan bersyarat untuk merger pada 12 Desember 2024, melampaui batas yang ditetapkan selama proses persetujuan kesepakatan. Denda sebesar 12,1 miliar won atas ketidakpatuhan tersebut merupakan yang terbesar sejak 1991.
Batas kenaikan harga tiket pesawat ditetapkan pada "tingkat inflasi rata-rata dibandingkan 2019," yang dilampaui kedua maskapai tahun ini, kata badan tersebut. "Batas kenaikan harga rata-rata diberlakukan agar perusahaan tidak menggunakan posisinya yang telah meningkat di pasar penerbangan setelah merger, dan merupakan inti dari perintah korektif merger Asiana Airlines-Korean Air, dan Asiana Airlines telah gagal mematuhi perintah tersebut hanya dalam tahun pertama."
Naiknya Harga 4 Rute Penerbangan
Asiana Airlines menaikkan harga empat rute: kelas bisnis Incheon-Barcelona, kelas bisnis Incheon-Frankfurt, ekonomi Gwangju-Jeju, serta kabin ekonomi dan bisnis pada rute Incheon-Roma, dengan kisaran 1,3 persen hingga 28,2 persen dibandingkan tarif tahun 2019, kata FTC.
Merger Asiana Airlines dan Korean Air telah disetujui tahun lalu dengan beberapa syarat, yakni harga rata-rata tiket kedua maskapai tidak akan melampaui batas yang ditetapkan FTC, jumlah kursi yang tersedia tidak akan berkurang, dan kualitas layanan, seperti jatah bagasi dan ruang antar kursi, tidak akan menurun hingga 2034.
FTC juga memerintahkan kedua maskapai menyerahkan beberapa rute pada maskapai lain. Pada 12 Juni 2025, FTC menolak usulan integrasi mileage Korean Air dengan Asiana Airlines dan memerintahkannya merevisi dan melengkapi rasio, serta opsi penggunaan.
Badan pengawas antimonopoli tersebut menyatakan bahwa rencana ini tidak cukup memadai untuk memulai tinjauan menyeluruh. Alasannya adalah "kurangnya kejelasan mengenai rasio pertukaran" dan "opsi penggunaan mileage yang terbatas" dibandingkan dengan yang ditawarkan Asiana Airlines sebelumnya.
Memperkenalkan Kelas Premium
"Kami berharap keputusan ini akan membantu meningkatkan kesadaran para operator bisnis dan mencegah kejadian serupa terulang di masa mendatang," ujar FTC. Kedua maskapai sedang berupaya mengajukan rencana baru.
Sementara itu, Korean Air memperkenalkan Kelas Premium pada Boeing 777-300ER yang baru direnovasi, dengan penerbangan perdana untuk rute jarak pendek dan menengah mulai pertengahan September 2025, merujuk rilis pada Lifestyle Liputan6.com, Selasa (5/8/2025).
Sebagai bagian dari peluncuran ini, maskapai penerbangan tersebut menginvestasikan sekitar 300 miliar won (sekitar Rp3,5 triliun) untuk merenovasi 11 pesawat Boeing 777-300ER dengan kabin yang sepenuhnya didesain ulang. Kelas Premium terletak di antara Kelas Prestige (bisnis) dan Kelas Ekonomi, menawarkan tempat duduk yang lebih luas dan layanan yang ditingkatkan.
Meski harga kelas baru ini bervariasim tergantung rute dan tanggal perjalanan, tarifnya umumnya sekitar 110 persen dari tarif Ekonomi normal. Kabin baru ini memiliki 40 kursi dengan tata letak 2-4-2, yang dirancang untuk kenyamanan yang lebih baik.
Kelas Premium menawarkan ruang sekitar 50 persen lebih luas daripada kursi Kelas Ekonomi yang ada, dengan jarak antar-kursi 39 hingga 41 inci (sekitar satu meter). Kursi-kursinya memiliki lebar 19,5 inci (sekitar 50 cm), dapat direbahkan hingga 130 derajat, dan dilengkapi sandaran kaki.
Layanan Lainnya
Kursi-kursi ini juga dilengkapi sandaran kepala ergonomis dan sisi-sisi berbentuk sayap untuk memberi privasi yang lebih baik dari penumpang di sebelahnya. Pada rute internasional, penumpang Kelas Premium akan menikmati layanan makanan satu nampan yang mewah, termasuk hidangan utama, hidangan pembuka, dan hidangan penutup dari menu Kelas Prestige.
Minuman, termasuk anggur, kopi, dan teh, sama dengan yang disajikan di Kelas Prestige. Penumpang Kelas Premium juga akan mendapat layanan darat prioritas, termasuk akses ke konter check-in Morning Calm, penanganan bagasi prioritas, dan boarding Sky Priority.
Setelah renovasi, pesawat ini dilengkapi tempat duduk terbaru, termasuk "Prestige Suites 2.0" dalam konfigurasi 1-2-1 untuk Kelas Prestige, dan "New Economy" dalam konfigurasi 3-4-3. Wi-Fi tersedia di semua kabin, dan sistem hiburan dalam pesawat telah ditingkatkan secara signifikan.
"Kami berkomitmen menghadirkan 777-300ER yang sepenuhnya didesain ulang dan Kelas Premium baru pada sebanyak mungkin pelanggan," ujar seorang perwakilan Korean Air. "Peningkatan armada ini telah berlangsung sejak 2018, dan setelah penundaan akibat pandemi, kami bangga kini dapat menawarkan pengalaman perjalanan lebih baik yang memenuhi kebutuhan penumpang kami yang terus berkembang."