Kejatuhan Chiara Ferragni, Influencer Mode Berpengikut 28 Juta Orang yang Terancam 5 Tahun Penjara

Liputan6.com, Jakarta - Chiara Ferragni pernah menjadi influencer mode berpengaruh di dunia. Dengan lebih dari 28 juta pengikut Instagram, ia kerap menjadi pusat perhatian di barisan depan pekan mode prestisius, termasuk New York Fashion Week. Foto-foto dirinya bersama Karlie Kloss hingga Rebecca Minkoff, lengkap dengan latar gedung ikonis Empire State Building, menjadi ciri khas influencer asal Italia tersebut.

Kehidupannya terbilang jet set. Pernikahannya dengan rapper Federico Leonardo “Fedez” Lucia dengan gaun Christian Dior bahkan sempat ditampilkan di majalah Vogue Amerika Serikat dan direkam dalam serial reality show pada 2018. Namun, nama tenarnya belakangan meredup, bahkan jatuh seiring kasus penipuan yang menjeratnya.

Melansir NY Post, Rabu (19/11/2025), perempuan berusia 38 tahun ditu diduga menyesatkan publik terkait penjualan produk amal. Ia menghadiri beberapa sidang pra-peradilan di Milan dan dijadwalkan kembali pada 25 November 2025. Jika terbukti bersalah, ia terancam lima tahun penjara.

Transformasi dari ikon mode global menjadi terdakwa kasus pidana menjadi sorotan besar media internasional. Seperti dikatakan pakar krisis PR Lauren Beeching, "Dia adalah Kim Kardashian dari Italia... Dia sangat glamor, berpikiran bisnis, dan tak terbendung secara komersial. Setidaknya sampai sekarang."

Kasus penipuan yang dikenal sebagai Pandoro Gate itu menghancurkan reputasinya. Kasus itu bermula pada Natal 2022, Ferragni meluncurkan produk kolaborasi dengan Balocco berupa roti manis khas Italia, pandoro edisi khusus. 

Produk tersebut dipromosikan sebagai kampanye amal dan dijual dengan harga tiga kali lipat dari versi biasa. Namun, media Italia kemudian mengungkap bahwa donasi yang diterima rumah sakit anak Regina Margherita hanya berasal dari Balocco, itu pun dilakukan sebelum produk diluncurkan sementara Ferragni sendiri menerima imbalan komersial mencapai satu juta dolar AS.

Kasus serupa terjadi pada kolaborasi telur Paskah, hanya USD 41.650 atau setara dengan Rp700 juta yang dilaporkan terkumpul untuk amal dari total USD 1,39 juta atau setara dengan Rp23 miliar yang dihasilkan. Situasi memicu penyelidikan yang berujung pada denda lebih dari USD 1 juta atau setara dengan Rp16 miliar serta dakwaan pidana.

Ketika kasus semakin memanas, Chiara sempat menghilang dari Instagram sebelum akhirnya mengunggah video permintaan maaf dengan gaya sederhana, hampir tanpa riasan sembari berjanji menyumbangkan satu juta dolar ke rumah sakit tersebut. Namun, langkah tersebut tidak menghentikan proses hukum yang terus berjalan.

Skandal ini bahkan memicu lahirnya Undang-Undang Ferragni. Aturan tersebut menegaskan bahwa publik harus mengetahui persentase dana yang benar-benar disalurkan untuk tujuan sosial.

Ferragni merintis kariernya di dunia fesyen mulai 2009 dengan menjadi seorang blogger fesyen yang menonjolkan gaya hidup glamornya sebagai mahasiswi hukum. Kontennya menarik perhatian hingga ia akhirnya berhenti kuliah dan fokus membangun karier digital.

Ia juga mengubah penampilan, mewarnai rambutnya menjadi pirang, yang kemudian menjadi identitasnya. Kehidupannya yang penuh kemewahan, termasuk koleksi ratusan tas Chanel, membuatnya menjadi ikon gaya hidup modern.

Setiap aspek hidupnya dibagikan kepada publik, dari pernikahan, kelahiran dua anak, hingga aktivitas sehari-hari. Melalui pendapatan besar yang diperoleh dirinya dan Fedez, ia mengakumulasi portofolio properti, termasuk penthouse di Milan dan rumah liburan di Danau Como. Kehidupan keluarganya bahkan dijadikan konten reality show The Ferragnez di Amazon Prime Italia.

"Dia adalah gadis 'It' terbesar di Italia, secara harfiah nama rumah tangga, dan dia memiliki lemari besar dengan ratusan tas Chanel, seperti, 'Omigod, dia sangat kaya sehingga dia bahkan tidak perlu khawatir menyimpan tas Chanel-nya dengan hati-hati,'" kata Sophie Ross Brooks, seorang pengamat gaya hidup.

Di puncak popularitasnya pada 2020, ia bahkan mempertimbangkan IPO agar para penggemar bisa berinvestasi dalam dirinya. Pada 2022, perusahaan ritelnya Fenice Srl mencapai valuasi sekitar USD 87,5 juta atau setara dengan Rp1,5 triliun.

Tapi, cerita itu mulai menjadi masa lalu. Terjadi perubahan besar dalam industri influencer dengan model bisnis para influencer besar dianggap mulai usang, tergeser oleh mikro-influencer yang dinilai lebih dekat dan lebih dipercaya audiens mereka.

"Ada perubahan besar dalam ruang influencer, dari massal menjadi sangat, sangat tertarget… tidak ada merek yang mau membayar enam digit untuk menjangkau 28 juta orang tetapi mendorong sedikit penjualan," kata Ryan Berger, yang menjalankan The Berger Shop, sebuah usaha pemasaran influencer.

Selain itu, regulasi yang lebih ketat di Amerika Serikat dan negara bagian tertentu menambah tekanan pada influencer dan brand agar transparan dalam setiap promosi. Ini mencakup aturan pengungkapan hingga ketentuan teknis seperti ukuran font dalam konten video. Namun, beberapa pakar masih percaya bahwa karier Ferragni bisa bangkit kembali jika dikelola dengan langkah yang tepat.