Gunung Semeru Naik Status Jadi Awas, Jalur Pendakian Ditutup

13 hours ago 10

Liputan6.com, Jakarta - Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) mengumumkan penutupan jalur pendakian Gunung Semeru (Ranu Kumbolo) menyusul kenaikan status gunung berapi di Jawa Timur tersebut, Rabu (19/11/2025). Jalur pendakian ditutup sampai pemberitahuan lebih lanjut.

"(Keputusan ini diambil) sehubungan dengan informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) tentang kenaikan tingkat aktivitas Gunung Semeru dari Level II (Waspada) ke level III (Siaga) dan selanjutnya menjadi Level IV (Awas) pada 19 November 2025 pukul 17.00 WIB, serta mempertimbangkan rekomendasi radius bahaya dari PVMBG, yaitu 8 km dari puncak dan sektoral 20 km ke arah selatan–tenggara," bunyi keterangan resmi pihaknya pada Lifestyle Liputan6.com, Rabu.

Bagi pendaki yang telah melakukan pembelian tiket secara online di bromotenggersemeru.id, mereka dapat melakukan reschedule. "Adapun mekanisme reschedule akan disampaikan pada kesempatan berikutnya," sambung pihak balai.

"Demikian pengumuman ini disampaikan untuk menjadi perhatian seluruh calon pendaki, masyarakat, pecinta alam, serta pihak–pihak terkait. Seluruh masyarakat dihimbau agar mematuhi rekomendasi zona bahaya dari PVMBG. Atas perhatian dan kerja samanya diucapkan terima kasih," tandas mereka.

Senada dengan itu, Bupati Lumajang, Indah Amperawati, mengimbau warga yang berada di zona merah Gunung Semeru untuk segera menempuh langkah aman dengan mengungsi ke lokasi evakuasi yang telah disiapkan pemerintah. Imbauan ini ditujukan khusus bagi warga Desa Sumberwuluh, Jugosari, Kecamatan Candipuro, serta Kecamatan Pronojiwo.

Keselamatan Warga Jadi Prioritas

"Keselamatan warga adalah prioritas utama kami. Evakuasi ini dilakukan agar setiap keluarga terlindungi, dan prosesnya sudah dirancang dengan aman dan tertib," ujarnya, Rabu, lapor kanal Regional Liputan6.com.

Pemerintah daerah dan BPBD Lumajang telah menyiapkan lokasi evakuasi yang layak, serta melakukan koordinasi dengan aparat desa dan relawan untuk mempermudah mobilisasi warga. Setiap keluarga diimbau membawa perlengkapan penting secara sederhana, seperti masker, air minum, obat-obatan, dan dokumen penting.

Indah menekankan bahwa langkah ini adalah langkah pencegahan, bukan tanda kepanikan. "Dengan kesiapsiagaan yang tepat, kita menghadapi situasi ini dengan tenang. Pemerintah bersama masyarakat selalu siap mendukung dan menjaga keselamatan warga," tambahnya. 

Erupsi Gunung Semeru

BPBD Lumajang dan pemerintah daerah terus memantau kondisi Semeru secara real time dan akan memberikan informasi terbaru melalui kanal resmi. Masyarakat diingatkan untuk mengutamakan informasi resmi dan menghindari rumor yang belum terverifikasi, sehingga rasa aman dan tenang tetap terjaga.

Pada Rabu sore, Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Mukdas Sofian mengatakan, erupsi berupa awan panas masih berlangsung, jarak luncur sudah mencapai 7 km dari puncak. "Erupsi masih berlangsung saat laporan sedang dibuat," katanya.

Mukdas juga mengatakan, erupsi Gunung Semeru terjadi pukul 16.00 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 2.000 meter di atas puncak atau 5.676 mdpl. "Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara dan barat laut. Saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung," tuturnya.

Masyarakat Diimbau Tenang tapi Tetap Waspada

Erupsi Gunung Semeru terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi sementara ini sekitar 16 menit 40 detik. Terkait aktivitas Gunung Semeru, masyarakat diimbau tetap tenang dan mengikuti informasi resmi terkait aktivitas Gunung Semeru.

Sekretaris Daerah Kabupaten Lumajang sekaligus Ex officio BPBD Lumajang, Agus Triyono, menekankan bahwa setiap kenaikan status adalah langkah kesiapsiagaan, bukan untuk menakut-nakuti. "Dengan kesiapsiagaan sederhana dan mengikuti arahan resmi, kita bisa menghadapi kondisi ini dengan tenang dan aman," ujarnya saat dikonfirmasi kanal Regional Liputan6.com, Rabu.

BPBD Lumajang akan terus memperbarui informasi melalui kanal resmi dan media lokal. Warga diingatkan untuk mengandalkan informasi resmi dan menghindari rumor yang belum terverifikasi.

"Pengetahuan dan kesiapsiagaan adalah kunci menjaga keselamatan dan ketenangan masyarakat," pungkasnya.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |