Liputan6.com, Jakarta - China kini menyandang sebagai pemilik jembatan tertinggi di dunia. Jembatan Huajiang Grand Canyon yang berada di China Selatan itu resmi beroperasi pada Minggu, 28 September 2025. Jembatan itu memecahkan rekor jembatan tertinggi di dunia dari jembatan lain di Provinsi Guizhou, Jembatan Beipanjiang, yang melintasi sungai yang sama.
Pembangunan jembatan itu memakan waktu tiga tahun delapan bulan. Berdiri sekitar 600 meter di atas Sungai Beipan, jembatan itu kini menghubungkan tempat-tempat wisata utama di wilayah tersebut.
NBC News melaporkan, menurut keterangan pejabat setempat, keberadaan jembatan tersebut bisa memangkas waktu tempuh melintasi ngarai dari dua jam menjadi hanya dua menit. Dengan panjang 1.380 meter, jembatan ini juga memecahkan rekor sebagai jembatan terpanjang di dunia di wilayah pegunungan.
Mengutip People, Selasa (30/9/2025), selain mempercepat perjalanan melintasi ngarai, Jembatan Huajiang Grand Canyon dibangun sebagai upaya untuk meningkatkan pariwisata dan pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. Salah satu titik tertinggi jembatan ini merupakan rumah bagi sebuah kedai kopi yang berdiri sekitar 2.600 kaki di atas sungai, menurut NBC News.
Jadi Atraksi Wisata
Atraksi wisata lainnya adalah lift berkecepatan tinggi yang terletak di atas salah satu menara. Wisatawan dapat menaikinya menuju titik pengamatan untuk menikmati pemandangan yang luas. Para pencari sensasi juga memiliki pilihan untuk mencoba bungee jumping di jembatan, atau berjalan di sepanjang jalan setapak kaca di ketinggian 1.900 kaki di udara.
Sementara dari Indonesia, Kementerian Pekerjaan Umum (KemenPU) mengalokasikan anggaran Rp 630 miliar pada 2026, untuk membangun 63 jembatan gantung di berbagai wilayah Indonesia. Menteri PU Dody Hanggodo mengatakan, pembangunan jembatan gantung menjadi solusi aksesibilitas bagi masyarakat di daerah terpencil yang selama ini harus menempuh jalur memutar dan tidak efisien.
"Kehadiran jembatan gantung ini diharapkan memberikan dampak nyata dalam mempercepat aktivitas masyarakat, terutama dalam mendukung kegiatan ekonomi, pendidikan, dan pelayanan publik," ujar dia, Rabu, 23 Juli 2025, dikutip dari kanal Bisnis Liputan6.com.
Jembatan Viral di India Jadi Bahan Tertawaan
Sebelumnya, sebuah jembatan baru senilai USD2,3 juta atau sekitar Rp37 miliar di Bhopal, India, menjadi viral—bukan karena memecahkan masalah kemacetan, tetapi karena jembatan itu melengkung hampir pada sudut 90 derajat. Kepala Menteri Mohan Yadav tidak membuang waktu.
"Tujuh teknisi, termasuk dua kepala teknisi, telah diskors dengan segera," katanya, menurut The Indian Express yang dikutip Selasa, 8 Juli 2025. "Penyelidikan departemen akan dilakukan terhadap seorang sub-teknisi yang sudah pensiun. Baik badan konstruksi maupun konsultan desain telah masuk daftar hitam."
Jembatan Rel Atas (ROB) sepanjang 648 meter seharusnya menghubungkan Mahamai Ka Bagh dan New Bhopal, mengurangi kemacetan dan memangkas waktu tunggu hingga 300.000 penumpang harian. Sebaliknya, jembatan itu malah menjadi bahan tertawaan dan kisah peringatan.
Hasil Akibat Tidak Ada yang Mengalah
Foto-foto belokan tajam yang muncul di tengah jalan layang, tersebar di media sosial India, memicu ketidakpercayaan dan kekhawatiran. Pengemudi mengungkapkan kebingungan tentang cara melewati tikungan dengan aman. Yang lain bertanya-tanya bagaimana proyek itu bisa disetujui.
Menurut catatan resmi, desain jembatan telah berganti beberapa kali selama tujuh tahun terakhir, sebagian besar karena konflik antara Departemen Pekerjaan Umum (PWD) dan Perkeretaapian. Kedua badan tersebut tidak bersepakat tentang cara membagi lahan. Dalam upaya menyiasati properti rel kereta api dan jalur Metro baru, mereka akhirnya menghasilkan tata letak akhir dengan sudut 90 derajat.
VD Verma, kepala teknisi proyek, membela tata letak tersebut, dengan mengatakan timnya tidak memiliki pilihan lain karena "keterbatasan lahan" dan dekatnya dengan stasiun Metro. Namun, para kritikus berpendapat bahwa tidak seorang pun seharusnya menyetujui tikungan setajam itu.