Liputan6.com, Jakarta - Sebuah patung putri duyung akan segera disingkirkan dari tempatnya berada saat ini di Benteng Dragør, Kopenhagen, Denmark. Badan Istana dan Kebudayaan Denmark dilaporkan membuat keputusan tersebut karena patung tersebut tidak "cocok dengan lingkungan budaya-sejarah" bangunan bersejarah era 1910 tersebut.
Patung dimaksud adalah Den Store Havfrue – Putri Duyung Besar. Patung seberat 14 ton itu pertama kali diletakkan di Dermaga Langelinie di ibu kota Denmark pada 2006, dekat dengan patung Putri Duyung Kecil yang ikonis.
Setelah penduduk setempat mengecamnya sebagai "putri duyung palsu dan vulgar" pada 2018, barulah patung itu dipindahkan ke benteng yang berfungsi sebagai salah satu benteng laut Kopenhagen pada 1910 itu. Dinilai vulgar lantaran ukuran payudara patung tersebut begitu masif.
"Mendirikan patung impian seorang pria tentang bagaimana seharusnya seorang wanita terlihat tidak mungkin mendorong banyak wanita untuk menerima tubuh mereka sendiri," tulis pendeta dan jurnalis Sorine Gotfredsen di surat kabar Denmark, Berlingske, dikutip dari laman news.com.au, Rabu (6/8/2025).
"Sungguh menggembirakan bahwa banyak orang menganggap patung itu vulgar, tidak puitis, dan tidak diinginkan, karena kita tercekik oleh tubuh-tubuh yang mendominasi di ruang publik."
Reaksi Inisiator Pembuat Patung Putri Duyung Besar
Kritikan juga datang dari kritikus seni di surat kabar harian Denmark, Politiken, Mathias Kryger. Dia menganggap patung itu 'jelek dan porno'.
Patung tersebut dirancang dan dipesan oleh Peter Bech, seorang pemilik restoran di Denmark. Mengutip dari laman Mermaids of Earth, patung itu dibuat di China untuk memberi alternatif tampilan berbeda dari patung Putri Duyung Kecil yang ikonis. Pasalnya, banyak turis yang mengeluhkan ukuran patung duyung kecil yang lebih kecil dari yang dibayangkan pengunjung.
Menyusul keputusan pemindahan Patung Duyung Besar dari Benteng Dragør, Bech menanggapinya dengan menyatakan bahwa komentar itu sepenuhnya 'omong kosong'. "Putri duyung itu memiliki proporsi yang sangat normal dibandingkan dengan ukuran tubuhnya. Tentu saja payudaranya besar untuk wanita bertubuh besar," ujar Bech kepada stasiun TV 2 Kosmopol di Denmark, dikutip dari EuroNews.
Komentar Bech diamini politisi kota Paw Karslund. "Saya pikir argumen bahwa patung itu harus jelek dan pornografi terlalu primitif," ujarnya kepada media tersebut minggu lalu. "Kita seharusnya tidak terlalu takut pada sepasang payudara."
Nasib Patung Putri Duyung Besar Selanjutnya
Bech mengaku masih mencari cara untuk mempertahankan patung tersebut di area tersebut. Sementara, Karslund telah meminta agar patung tersebut dipindahkan ke tempat permanen di Tårnby Strandpark di dekatnya.
Sementara itu, patung Putri Duyung Kecil yang terinspirasi dari karya dongeng Hans Christian Andersen masih tetap berada di tempatnya sekarang, yakni Dermaga Langelinie. Itu bahkan menjadi salah satu objek wisata utama di Kopenhagen.
Patung tersebut terbuat dari perunggu dan granit yang diciptakan oleh Edvard Eriksen pada 1913. Mengutip laman Visit Copenhagen, Putri Duyung Kecil merupakan hadiah dari pembuat bir Denmark, Carl Jacobsen, kepada Kota Kopenhagen.
Carl Jacobsen jatuh cinta pada karakter tersebut setelah menonton pertunjukan balet berdasarkan dongeng tersebut di Teater Kerajaan Denmark di Kopenhagen pada 1909. Balerina Ellen Price lah yang menarikan peran utama dalam pertunjukan balet tersebut.
Sasaran Aksi Vandalisme
Terinspirasi dari sang balerina, Eriksen diminta membuat patung dengan model balerina. Hanya saja, Ellen Price tidak mau menjadi model telanjang untuk sang pematung sehingga istrinya, Eline, berpose untuk patung The Little Mermaid.
Patung The Little Mermaid itu rutin jadi sasaran aksi perusakan. Sudah tak terhitung berapa kali patung putri duyung tersebut menjadi korban vandalisme.
Patung itu pernah dicat merah, biru, putih, oleh orang tak dikenal. Beberapa bulan sebelumnya, patung putri duyung tersebut pernah mengalami aksi perusakan yang parah. Tangan sebelah kanan patung itu juga pernah dipotong.
Lalu pihak pengelola pantai, merevitalisasi patung tersebut. Tak lama kemudian, giliran kepala patung itu yang dipenggal. Tim pengelola pantai telah membentuk tim investigasi untuk mencari tahu para pelaku dan motif di balik aksi vandalisme.
Pernah satu kali, aksi vandalisme menyisakan satu tulisan berbunyi, "Denmark Defend The Whales Faroe Island". Namun hingga saat ini, motif vandalisme itu belum menemui titik terang.