Liputan6.com, Jakarta - Demam Labubu masih berlanjut. Sebuah boneka Labubu berwarna cokelat keabu-abuan yang dibalut perlengkapan Vans - hoodie, topi, dan sepatu kets - baru-baru ini menjadi berita utama sebagai Labubu termahal yang pernah dijual di eBay.
Boneka itu dirilis pertama kali pada 2023 sebagai bagian dari kolaborasi kotak buta edisi terbatas Pop Mart x Vans. Mainan itu awalnya dijual seharga USD85 (sekitar Rp1,4 juta). Lebih dari setahun kemudian, boneka itu bisa terjual USD10.600 (Rp173,4 juta) alias melonjak hingga 125 kali lipat dari harga aslinya.
"Tampilan Labubu yang unik dan daya tariknya yang luas menjadikannya barang koleksi jangka panjang," kata pakar penaksir barang dari Amerika, Lori Verderame, pembawa acara History Chanel, dikutip dari Kursiv, Rabu (6/8/2025).
Hal senada juga disampaikan Alex Fung dari Goldin Auctions. Ia memperkirakan bahwa edisi Labubu sebelumnya kemungkinan akan memecahkan nilai tertinggi seiring waktu. Hal itu terlihat pula pada boneka Labubu "Catch me if you like me" edisi merah muda yang dirilis pada awal 2024 yang baru-baru ini terjual seharga USD2.000.
"Tampilannya yang khas dan daya tariknya yang universal akan membuat mereka tetap diminati sebagai barang koleksi serius selama bertahun-tahun mendatang."
Labubu Hunger Games
Stok ulang Labubu dilakukan setiap minggu, dengan penjualan di toko pada pukul 10.00 setiap Jumat dan penjualan online pada pukul 21.00 setiap Kamis. Di tempat-tempat seperti Inggris, antrean dimulai jauh sebelum fajar dan penjualan ulang diketahui menyebabkan kekacauan — dengan beberapa toko menarik mainan karena antar-penggemar berkelahi.
Kegilaan itu memicu beberapa kolektor di Inggris menjuluki hari-hari peluncurannya sebagai Labubu Hunger Games. Kursiv juga melaporkan bahwa Pop Mart telah mengumumkan peningkatan laba yang luar biasa sebesar 350 persen untuk paruh pertama 2025.
Menurut Forbes, CEO Pop Mart Wang Ning juga kecipratan rezeki dengan kekayaan bersihnya meroket dari USD2 miliar menjadi USD22 miliar USD hanya dalam satu tahun. Di usianya yang baru 38 tahun, Wang Ning telah mencatatkan namanya sebagai salah satu miliarder termuda di Tiongkok, berkat kesuksesan fenomenal boneka Labubu.
Mengutip dari First Post, Jumat, 4 Juli 2025, dengan kekayaan bersih sebesar 22,7 miliar USD (setara Rp367,6 triliun), Wang kini sejajar dengan tokoh-tokoh besar seperti Zhang Yiming dari ByteDance dan Ma Huateng dari Tencent.
Awal Mula Boneka Labubu
Kegilaan terhadap Labubu dimulai dari imajinasi Kasing Lung, seniman Belgia yang berbasis di Hong Kong. Karakter ini pertama kali muncul dalam buku bergambar The Monsters pada 2015.
Namun, popularitas Labubu benar-benar lepas landas pada 2019 ketika Pop Mart melisensikan karakter tersebut. Mereka memasukkannya ke dalam koleksi blind box mereka, sebuah format yang sangat digemari Gen Z dan milenial.
Faktor misteri dari kotak buta dan desain unik Labubu mendorong para kolektor untuk berburu boneka ini. Dari gantungan kunci hingga mainan mewah, Labubu tersedia dalam berbagai desain dengan beberapa edisi terbatas yang dijual hingga ribuan dolar di pasar sekunder.
Popularitasnya yang meledak juga membuat Labubu menjadi bagian dari strategi pemasaran, seperti yang dilakukan sebuah bank di Tiongkok untuk menarik nasabah baru. Di balik kesuksesan Labubu, Wang Ning memanfaatkan momentum ini dengan mengembangkan Pop Mart dari toko kecil di Beijing menjadi raksasa global.
Setelah melantai di Bursa Efek Hong Kong pada 2020, saham Pop Mart melonjak hingga 79 persen pada hari pertama perdagangan. Kesuksesan finansial perusahaan terus berlanjut dengan peningkatan laba bersih sebesar 188 persen pada 2024.
Kolaborasi dengan Merek Ternama
Keberhasilan Pop Mart sebagian besar didorong oleh seri The Monsters, yang menampilkan Labubu sebagai bintang utamanya. Peningkatan pendapatan hingga 726,6 persen dari seri ini menjadikannya salah satu lini produk paling menguntungkan bagi perusahaan.
Kolaborasi dengan merek-merek mewah seperti Coach dan Louis Vuitton semakin memperkuat posisi Pop Mart di pasar global. Dengan keberhasilan ini, Pop Mart dan Wang Ning menarik perhatian investor besar seperti Deutsche Bank dan Morgan Stanley.
Deutsche Bank bahkan menaikkan target harga saham Pop Mart sebesar 52 persen, menandakan keyakinan kuat terhadap pertumbuhan internasional perusahaan. Boneka dengan ciri khas telinga dan mata besar ini menjadi sangat populer setelah terlihat menghiasi tas Lisa BLACKPINK.
Mengutip kanal Bisnis Liputan6.com, 25 Mei 2025, kepopuleran Labubu semakin meroket setelah Lisa BLACKPINK terlihat membawa boneka ini di tasnya pada April 2024. Momen ini memicu tren di kalangan penggemar di Thailand, Asia Tenggara, dan Asia Timur, yang semakin meningkatkan permintaan terhadap boneka ini.