Biasa Dijual Depan SD di Indonesia, Anak Ayam Warna-warni Jadi Tren Suvenir Pernikahan di Malaysia

2 weeks ago 37

Liputan6.com, Jakarta - Tren suvenir pernikahan selalu berkembang dengan ide-ide yang semakin unik dan tidak terduga. Salah satu yang terbaru, yakni memberi anak ayam warna-warni untuk tamu undangan. Pilihan yang tidak biasa ini sontak jadi perbincangan hangat, menarik perhatian banyak pasangan yang ingin memberi kesan berbeda pada hari istimewa mereka.

Melansir Says, Sabtu, 20 September 2025, anak ayam yang jadi suvenir pernikahan di Malaysia ini dicat dengan beragam warna cerah, seperti merah muda, biru, hijau, dan kuning. Keunikan dan penampilannya yang mencolok jadi daya tarik utama bagi para pengantin, berharap suvenir hidup ini dapat meninggalkan kesan mendalam bagi para tamu undangan.

Namun, di balik daya tariknya, tren anak ayam warna-warni jadi tren suvenir pernikahan ini juga menuai banyak kritik dan kekhawatiran. Para aktivis hak-hak hewan dan masyarakat umum menyuarakan keprihatinan serius terkait kesejahteraan anak ayam.

Proses Pewarnaan dan Daya Tarik Visual Anak Ayam

Proses pewarnaan anak ayam ini umumnya dilakukan dengan mencelupkannya ke dalam pewarna makanan atau pewarna tekstil. Teknik ini memungkinkan bulu anak ayam menyerap warna secara merata, menghasilkan tampilan yang cerah dan mencolok.

Anak ayam ini diwarnai dengan spektrum warna yang luas, termasuk merah muda, biru, hijau, dan kuning. Kombinasi warna-warni ini menciptakan daya tarik visual yang kuat, menjadikannya objek yang menarik perhatian dan sering kali jadi pusat perbincangan.

Penampilan yang unik dan ceria ini menjadi alasan utama banyak pasangan tertarik memilihnya sebagai suvenir pernikahan. Mereka berharap keceriaan warna-warni ini dapat menambah semarak acara dan memberi kenangan manis bagi para tamu.

Kontroversi dan Kekhawatiran Kesejahteraan Hewan

Tren penggunaan anak ayam warna-warni sebagai suvenir pernikahan telah menimbulkan kekhawatiran serius. Para aktivis hak-hak hewan dan masyarakat umum menyuarakan kritik tajam mengenai perlakuan terhadap hewan-hewan ini.

Kritik utama berpusat pada perlakuan tidak manusiawi yang dialami anak ayam, termasuk proses pewarnaan yang berpotensi berbahaya. Selain itu, kondisi hidup yang tidak layak setelah anak ayam diberikan sebagai suvenir juga jadi sorotan.

Faktanya, banyak anak ayam yang dicat tidak bertahan hidup lama. Hal ini disebabkan stres akibat proses pewarnaan, paparan bahan kimia dari pewarna, serta perawatan yang tidak memadai dari penerima suvenir yang mungkin tidak siap memelihara hewan hidup.

Seruan untuk Praktik yang Lebih Etis dan Berkelanjutan

Menyikapi kontroversi ini, berbagai organisasi kesejahteraan hewan dan individu telah menyerukan agar tren anak ayam warna-warni jadi tren suvenir pernikahan segera dihentikan. Mereka mendesak pasangan pengantin mempertimbangkan pilihan suvenir yang lebih etis dan berkelanjutan.

Para pegiat hewan menyoroti bahwa hewan hidup bukanlah barang mainan atau suvenir sekali pakai yang bisa diperlakukan sembarangan. Mereka menekankan pentingnya menghormati kehidupan setiap makhluk hidup.

Penting bagi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan dampak dari pilihan suvenir semacam ini. Memilih suvenir yang tidak membahayakan makhluk hidup lain merupakan langkah menuju perayaan yang lebih bertanggung jawab dan penuh kasih.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |