8 Jajanan Tradisional Khas Bima yang Mulai Langka dan Dilupakan, Kuliner Legendaris NTB

2 weeks ago 36

Liputan6.com, Jakarta Kota Bima, yang terletak di bagian timur Pulau Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyimpan pesona alam dan budaya Suku Mbojo yang kaya. Keberlimpahan hasil laut, rempah-rempah, dan pertanian di wilayah ini telah melahirkan kekayaan kuliner yang unik dan menggugah selera. Banyak hidangan yang dulunya hanya disajikan di lingkungan kesultanan, kini dapat dinikmati oleh masyarakat luas.

Namun, di tengah arus modernisasi dan gempuran makanan cepat saji, beberapa jajanan tradisional khas Bima yang mulai langka dan dilupakan kian terpinggirkan. Keberadaan camilan dan hidangan warisan leluhur ini terancam punah, berpotensi hilang dari ingatan generasi muda. Kondisi ini menjadi perhatian serius bagi pelestarian budaya lokal.

Penting sekali bagi kita untuk mengenali dan melestarikan warisan kuliner ini agar identitas budaya Bima tetap terjaga. Mari kita telusuri lebih jauh berbagai jajanan tradisional khas Bima yang mulai langka dan dilupakan, serta mengapa upaya pelestariannya begitu krusial untuk masa depan.

Camilan Manis Warisan Masa Lalu

1. Bolu Mantoi

Bolu Mantoi adalah salah satu jajanan tradisional Bima yang memiliki arti "bolu lama" dalam bahasa setempat. Nama ini muncul karena saat ini banyak kue bolu modern yang dibuat secara cepat saji. Kue ini terbuat dari tepung terigu, telur, gula, dan soda, menghasilkan rasa yang tidak terlalu manis.

Teksturnya yang lembut dan rasanya yang pas menjadikan Bolu Mantoi camilan favorit banyak orang. Jajanan ini sering dijumpai di pasar tradisional Bima dengan harga terjangkau, sekitar Rp5.000 hingga Rp10.000 per kemasan plastik. Bolu Mantoi sangat cocok bagi kamu yang kurang menyukai makanan terlalu manis dan ingin merasakan nostalgia.

Bolu Mantoi juga sering dijadikan oleh-oleh khas Bima karena keawetannya. Keberadaannya di pasar tradisional menunjukkan bahwa ia masih memiliki tempat di hati masyarakat. Melestarikan Bolu Mantoi berarti menjaga salah satu jejak kuliner masa lalu Bima yang otentik.

2. Kapore

Kapore adalah jajanan khas Bima yang sekilas mirip dengan klepon, namun memiliki perbedaan dalam penyajiannya. Jajanan ini terbuat dari bahan-bahan sederhana seperti tepung ketan, gula pasir, kelapa parut, dan air. Kapore tidak memiliki isian gula di dalamnya seperti klepon, melainkan gula dicampur langsung dalam adonan atau ditaburkan di luar.

Proses pembuatannya cukup mudah, adonan tepung ketan dibentuk bulat, direbus, lalu digulingkan di atas kelapa parut. Rasanya kenyal dengan perpaduan gurih dari kelapa dan manis dari gula. Jajanan ini merupakan salah satu penganan rumahan tradisional yang sederhana namun lezat.

Kapore sering disajikan dalam berbagai hajatan atau acara adat di Bima. Meskipun menyerupai jajanan populer lain, nama dan cara penyajian khas Bima ini perlu terus dikenalkan. Ini penting agar Kapore tidak hanya dikenal sebagai "klepon tanpa isi" tetapi sebagai identitas kuliner Bima yang unik.

3. Pangaha Bunga

Pangaha Bunga merupakan jajanan khas Bima yang memiliki bentuk unik menyerupai bunga. Kue ini terbuat dari tepung beras yang dicampur dengan gula merah, tepung terigu, dan telur. Jajanan ini memiliki cita rasa manis dan tekstur yang renyah, sangat cocok sebagai camilan.

Pangaha Bunga sering disajikan dalam berbagai acara adat dan perayaan di Bima. Bentuknya yang menarik dan rasanya yang manis gurih membuatnya disukai banyak kalangan. Kehadirannya dalam hajatan menunjukkan nilai pentingnya dalam tradisi kuliner lokal.

Meskipun masih ditemukan, jajanan seperti Pangaha Bunga perlu lebih banyak dipromosikan. Hal ini untuk memastikan bahwa keunikan dan kelezatannya tidak hilang ditelan zaman. Kamu bisa menemukan jajanan ini di pasar tradisional atau saat ada perayaan khusus di Bima.

Hidangan Gurih Peninggalan Kesultanan

4. Bingka Dolu

Bingka Dolu adalah kue basah tradisional Bima yang dulunya merupakan hidangan favorit para Sultan Bima. Kue ini terbuat dari tepung terigu, gula merah, dan santan, menghasilkan tekstur lembut dan rasa manis legit. Bingka Dolu kerap disuguhkan saat menyambut tamu-tamu kesultanan dan pada perhelatan budaya penting.

Kue ini memiliki tekstur yang lembut dan akan terasa sejak gigitan pertama. Rasa manis dari santan kelapa dan gula merah menciptakan perpaduan yang lezat. Daun pandan seringkali juga menjadi campuran hidangan ini, memberikan aroma wangi yang khas.

Saat ini, Bingka Dolu masih bisa dijumpai di beberapa perhelatan budaya seperti penobatan Sultan atau festival keraton. Meskipun tidak lagi menjadi hidangan sehari-hari, keberadaannya dalam acara-acara khusus menunjukkan nilai sejarah dan budayanya yang tinggi. Kamu bisa mencarinya di pasar tradisional atau toko kue yang menjual jajanan khas Bima.

5. Kagape

Kagape adalah hidangan istimewa yang memiliki sejarah panjang sebagai sajian khusus tamu-tamu Kesultanan Bima. Kuliner ini berbahan dasar kikil dan daging sapi atau kerbau, yang direbus hingga empuk dalam kuah santan kaya rempah. Bumbu-bumbu yang digunakan meliputi kemiri, jintan, serai, bawang merah, dan bawang putih yang dihaluskan.

Dahulu, Kagape untuk Sultan dan Raja Bima dihidangkan dengan daging dan kikil hewan rusa. Seiring perkembangan zaman, hidangan ini menjadi makanan khas Bima yang disantap saat bulan Ramadan. Cita rasa gurih Kagape mampu melunaskan rasa lapar setelah berpuasa seharian penuh.

Proses pembuatan Kagape cukup rumit dan memakan waktu, dimulai dengan merebus kaki sapi hingga empuk. Saat ini, Kagape dapat ditemukan di warung-warung tradisional Bima dengan harga sekitar Rp25.000-35.000 per porsi. Ini adalah hidangan yang wajib kamu coba untuk merasakan warisan kuliner kesultanan.

Oleh-Oleh Tradisional yang Perlu Dilestarikan

6. Range

Range adalah kue tradisional Bima yang sering menjadi bagian dari "jangko" atau hantaran dalam acara adat. Kue ini terbuat dari beras ketan, gula, dan kelapa, menghasilkan cita rasa manis gurih yang khas. Proses pembuatannya cukup rumit dan membutuhkan waktu lama untuk mendapatkan tekstur yang sempurna.

Keistimewaan Range terletak pada daya tahannya yang awet hingga berminggu-minggu. Hal ini menjadikannya pilihan ideal sebagai oleh-oleh khas Bima yang bisa kamu bawa pulang. Kamu bisa mendapatkan Range di berbagai toko oleh-oleh maupun pasar tradisional.

Range memiliki tampilan yang unik dan perpaduan rasa manis serta gurih yang pas. Jajanan ini merupakan salah satu makanan tradisional yang banyak diburu oleh masyarakat lokal maupun wisatawan. Membeli Range berarti turut melestarikan salah satu penganan adat Bima.

7. Kerupuk Arunggina

Kerupuk Arunggina adalah camilan tradisional Bima yang memiliki kemiripan dengan rengginang, camilan khas Jawa. Kerupuk ini terbuat dari beras ketan pilihan yang diberi bumbu bawang dan garam. Rasanya gurih dengan tekstur renyah yang sangat digemari oleh semua kalangan.

Proses pembuatannya melibatkan tahap pengukusan beras ketan, pembentukan, penjemuran, hingga penggorengan. Kerupuk Arunggina biasanya dikemas dalam keadaan matang, sehingga kamu tidak perlu repot menggorengnya lagi. Ini menjadikannya oleh-oleh praktis dan lezat.

Kamu bisa menemukan Kerupuk Arunggina di pasar tradisional Bima dengan harga terjangkau, sekitar Rp10.000-15.000 per bungkus. Camilan ini adalah pilihan tepat jika kamu mencari oleh-oleh khas Bima yang awet dan disukai banyak orang. Kelezatan Kerupuk Arunggina adalah representasi kekayaan kuliner Bima.

8. Sako-sako

Kue Sako-sako adalah penganan yang sangat fenomenal pada masanya dan dijadikan bekal perjalanan jauh, bahkan oleh orang Bima saat menunaikan ibadah haji karena sifatnya yang sangat awet.

Panganan ini terbuat dari tepung beras yang dicampur dengan parutan kelapa tua, lalu digoreng tanpa menggunakan minyak atau disangrai, dan saat dimakan tinggal ditambahkan gula secukupnya.

Sako-sako dahulu menjadi primadona oleh para perantau karena mudah dibuat dan tahan lama, namun kini sudah jarang dibuat dan sulit ditemukan kecuali pada pembuat rumahan di kampung-kampung seperti di kampung Rade, Bima.

QNA Seputar Jajanan Tradisonal Khas Bima 

Q Mengapa beberapa jajanan tradisional Bima mulai langka dan dilupakan?

A Jajanan tradisional Bima mulai langka karena gempuran makanan modern, proses pembuatan yang rumit, serta kurangnya promosi dan regenerasi pembuat.

Q Apa perbedaan utama antara Kapore Bima dengan klepon yang lebih umum di Indonesia?

A Perbedaan utama Kapore Bima dengan klepon adalah isiannya; Kapore tidak memiliki isian gula di dalamnya seperti klepon. Gula pada Kapore dicampur dalam adonan atau ditaburkan di luar.

Q Apakah ada jajanan tradisional Bima yang dulunya hanya untuk kalangan bangsawan atau kesultanan?

A Ya, ada. Bingka Dolu dan Kagape adalah contoh jajanan dan hidangan yang dulunya merupakan sajian favorit para Sultan Bima dan tamu-tamu kesultanan.

Q Bagaimana cara masyarakat Bima melestarikan jajanan tradisional mereka yang terancam punah?

A Masyarakat Bima melestarikan jajanan tradisional dengan menyajikannya dalam acara adat, menjualnya di pasar tradisional, dan mempromosikannya melalui berbagai media.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |