Usai Turis Brasil, Pendaki Malaysia Tergelincir di Gunung Rinjani

8 hours ago 5

Mataram - Beberapa hari setelah turis Brasil jatuh di Gunung Rinjani dan kemudian meninggal dunia, kini ada pendaki Malaysia yang mengalami insiden di kawasan yang sama. Pendaki warga negara asing (WNA) bernama Nazril asal Malaysia itu dikabarkan tergelincir saat melakukan pendakian di kawasan Gunung Rinjani, Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Namun kondisinya dikabarkan tidak terlalu parah.

"Korban mengalami kecelakaan dengan terpeleset saat akan menuju Danau Segara Anak Gunung Rinjani, setelah melakukan pendakian," kata Humas Polres Lombok Timur Iptu Nicolas Oesman di Lombok Timur, Sabtu (28/6/2025), dikutip dari Antara.

Akibat peristiwa itu, korban hanya mengalami luka ringan dan dibawa rekan sesama pendakinya dan porter, seseorang yang membantu membawa barang bawaan pendaki, yang menemaninya untuk turun ke bawah, Sabtu pagi, pendaki itu langsung dibawa ke Puskesmas Sembalun guna mendapatkan pertolongan.

Pendaki Malaysia itu telah dievakuasi dan sampai saat ini telah mendapatkan pertolongan medis. Sebelumnya, korban berangkat melakukan pendakian bersama 12 orang melalui pintu pendakian Kandang sapi Bawak Nao Desa Sajang, Kecamatan Sembalun, Kamis , 26 Juni 2025.

Kondisi Korban yang Tergelincir di Rinjani

Setelah selesai melakukan pendakian ke puncak Gunung Rinjani, korban bersama temannya melakukan perjalanan menuju ke Danau Segara Anak."Setelah itu korban terpeleset akibat menghindari porter yang cukup banyak melintas di jalur tersebut,” terang Iptu Nicolas.

Setelah itu porter dan teman korban dibawa turun dengan mengalami lebam sebelah kaki kanan, pinggul masih merasa sakit, luka gores di kepala. "Kondisi korban mengalami luka-luka dan sudah mendapatkan perawatan intensif," tutupnya.

Di sisi lain, penyebab utama kematian turis Brasil yang jatuh di Gunung Rinjani, Juliana atau JDSO mulai terkuak. Dokter Forensik Rumah Sakit Bali Mandara (RSBM) mengungkap hasil autopsi terhadap jenazah warga negara Brasil itu.

Dokter Spesialis Forensik RSBM Ida Bagus Putu Alit di Denpasar, Bali, Jumat, 27 Juni 2025, mengatakan berdasarkan hasil pemeriksaan pada tubuh Juliana, ditemukan luka-luka di seluruh tubuh korban. Sebagian besar luka-luka itu berupa luka lecet geser yang menandakan korban terkena benda-benda tumpul saat terjatuh di Cemara Nunggal, jalur menuju puncak Gunung Rinjani, Lombok, NTB.

Hasil Autopsi Turis Brasil

Dia pun mengungkapkan penyebab kematian Juliana yakni karena benturan benda tumpul. "Penyebab kematian karena kekerasan tumpul yang menyebabkan kerusakan," terangnya, dilansir dari Antara, Sabtu (28/6/2025).

Dia menjelaskan selain ditemukan luka kekerasan tumpul, forensik juga menemukan patah tulang di bagian dada, tulang belakang, punggung dan tulang paha. Luka paling parah di bagian belakang atau punggung. "Dari patah-patah tulang inilah terjadi kerusakan organ dalam dan pendarahan," ungkapnya.

Dokter Alit mengungkapkan luka di kepala korban disebut belum menimbulkan herniasi pada otak, kemudian luka di bagian dada dan perut mengalami pendarahan cukup banyak dan tidak ada organ yang mengkerut. Pendarahan paling banyak terjadi di rongga dada korban.

Atas dasar pemeriksaan medis tersebut, Dokter Alit menyimpulkan korban meninggal dalam jangka waktu yang sangat singkat dari luka yang terjadi. "Kami tidak menemukan bukti-bukti bahwa kematian itu terjadi dalam jangka waktu yang lama dari luka terjadi," katanya.

Jalur Pendakian Dibuka Kembali

Ida Bagus Putu Alit memperkirakan Juliana Marins meningal dunia kurang ari 20 menit setelah terjatuh. "Kalau kita perkirakan itu tak lebih dari 20 menit setelah trauma terjadi," ujarnya.

Meski begitu Alit mengungkap pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan toksikologi. Mengenai dugaan korban meninggal karena hipotermia, Dokter Alit mengungkapkan pihaknya tidak dapat memastikan karena kondisi jenazah saat diautopsi sudah dimanipulasi dengan dimasukkan dalam freezer.

Setelah ditutup sejak Selasa, 24 Juni 2025 untuk kepentingan evakuasi turis Brasil, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) kembali membuka jalur pendakian menuju puncak Gunung Rinjani. Pembukaan jalur pendakian berlaku mulai har ini, Sabtu.

Pengumuman peembukaan kembali jalur pendakian itu disampaikan melalui akun Instagram resmi Balai TNGR, @btn_gn_rinjani pada Jumat malam, 27 Juni 2025  "Mulai Sabtu, 28 Juni 2025, jalur pendakian dari Pelawangan 4 (Sembalun) menuju Puncak Gunung Rinjani dinyatakan DIBUKA KEMBALI, seiring dengan telah selesainya pelaksanaan kegiatan operasi SAR di Cemara Nunggal," tulis keterangan dalam unggahan tersebut.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |