Turis Bertingkah Minum Sajen Pemakaman Bikin Geram Warga Lokal

1 week ago 7

Liputan6.com, Jakarta - Kedutaan Besar Australia di Jepang mengeluarkan peringatan pada para pelancong agar berperilaku baik. Imbauan ini dirilis setelah seorang influencer asal Negeri Kanguru meminum sajen dari situs pemakaman Jepang, yang memicu kemarahan luas di kalangan warga lokal dan pengguna media sosial.

Melansir Japan Times, Kamis, 4 September 2025, turis Australia bernama Lochie Jones ini mengunggah klip dirinya menenggak minuman kaleng yang diletakkan di atas batu nisan sebagai persembahan. Beberapa saat sebelumnya, dia terlihat melempar koin untuk memutuskan apakah akan membuka minuman tersebut.

Koin tersebut diduga ditinggalkan sebagai persembahan untuk leluhur, sebuah praktik umum di Jepang. Si wisatawan kemudian terlihat bersendawa di depan makam. Video yang diunggah bulan lalu itu memicu komentar-komentar marah di dunia maya.

Pada Selasa, 2 September 2025, Kedutaan Besar Australia memperingatkan di Facebook bahwa wisatawan harus "berperilaku yang pantas" saat mengunjungi Jepang. Namun, pihaknya tak secara eksplisit merujuk pada video tersebut.

Muak dengan Perilaku Wisatawan

Kedutaan itu mengaku "bekerja sama erat dengan otoritas Jepang untuk memastikan bahwa pelancong dari Australia menghormati dan mematuhi hukum dan peraturan setempat." Jones meminta maaf atas insiden tersebut di sebuah video Instagram, Selasa.

Wisatawan yang berbondong-bondong ke Jepang tercatat dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya, tapi sebagian penduduk sudah muak dengan perilaku yang tidak tertib.

Sebuah kota di dekat Gunung Fuji tahun lalu memasang penghalang besar untuk menghalangi pengambilan foto di tempat pengamatan populer di samping sebuah toko serba. Pasalnya, semakin banyak orang nekat berdiri di tengah jalan untuk mendapatkan foto yang sempurna.

Menurut sebuah survei, lebih dari 30 persen turis asing di Jepang mengalami masalah terkait overtourism selama perjalanan mereka pada 2024. Lebih dari 60 persen responden bersedia dipatok tarif lebih tinggi untuk mengurangi kepadatan.

Terdampak Overtourism

Survei yang dilakukan bersama antara Bank Pembangunan Jepang dan Yayasan Biro Perjalanan Jepang itu melibatkan 7.796 turis asing sebagai responden. Survei terkait rencana dan pengalaman perjalanan mereka dirilis pada Oktober 2024.

Hasilnya menemukan, kepadatan di destinasi wisata sebagai masalah overtourism jadi yang paling sering dialami, dengan 32 persen mengaku mengalaminya selama masa tinggal mereka. Persentasenya naik dibandingkan survei serupa yang dilakukan sebelum pandemi COVID-19 pada 2019, yaitu 30 persen.

Tanggapan terpopuler kedua dalam pertanyaan multi-jawaban adalah perilaku buruk, seperti membuang sampah sembarangan dan memasuki area terlarang. Survei juga menyoroti potensi pariwisata pedesaan di Jepang, dengan 97 persen responden yang telah mengunjungi atau berencana mengunjungi Jepang berminat mendatangi daerah-daerah regional di Jepang. Tapi, kurang dari 10 persen dari mereka yang benar-benar melakukan perjalanan ke tempat-tempat tersebut.

Dilanda Panas Ekstrem

Sementara baru-baru ini, cuaca panas ekstrem terus mencengkeram Jepang, membuat pergeseran tren wisata berlangsung di dunia pariwisata musim panas negara itu. Pasalnya, semakin banyak resor ski yang beroperasi sepanjang tahun, beralih ke mode "musim hijau" segera setelah salju mencair untuk menarik minat para pendaki gunung.

Survei pada Juni 2025 dari firma riset pemasaran Intage yang berkantor pusat di Tokyo terhadap lima ribu orang berusia 15 hingga 79 tahun mengenai rencana liburan musim panas mereka menunjukkan bahwa 38 persen di antaranya ​​berencana tinggal di rumah musim panas ini.

Survei tersebut menemukan, orang-orang khususnya menghindari aktivitas luar ruangan, seperti berkemah/barbekyu dan mengunjungi taman hiburan. Survei tersebut juga mencatat, 70 persen responden mengatakan, pelemahan yen dan inflasi memengaruhi rencana mereka.

Foto Pilihan

Penari Reog Ponorogo dari Sedulur Warok Ponorogo Bekasi beraksi saat pembukaan acara Parade Wastra Nusantara 2025 yang di Grand Atrium Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Jumat (8/8/2025). (KapanLagi.com/Budy Santoso)
Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |