Liputan6.com, Jakarta - Kawasan Sunter Jakarta Utara menjadi wilayah percontohan nasional pengelolaan sampah. Melalui kolaborasi aktif warga, teknologi dan program insentif sosial, warga Sunter berhasil memilah 93,5 persen sampah rumah tangga.
Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, meninjau langsung RW 05 Sunter Agung, Jakarta Utara, pada Jumat, 28 Juni 2025. Hal ini dianggap sebagai pencapaian yang siap direplikasi secara nasional oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH).
Diketahui RW 05 Sunter Agung mencatat keterlibatan aktif sebanyak 970 dari total 1.037 rumah tangga dalam pemilahan sampah domestik. Model pengelolaan di kawasan ini memadukan edukasi lingkungan secara rutin, sistem pengolahan organik, penerapan teknologi skala rumah tangga dan komunitas, serta skema insentif sosial yang mendorong partisipasi warga lintas usia.
"Inisiatif ini tidak hanya fokus pada pengurangan volume sampah yang dibuang ke TPA, tetapi juga meningkatkan kualitas lingkungan dan kesejahteraan warga secara simultan,” jelas Menteri Hanif, dalam keterangan pers yang diterima Tim Lifestyle Liputan6.com, Minggu (29/6/2025).
Kronologi Penyelamatan Pendaki Malaysia
Beberapa program unggulan yang telah diterapkan dan menunjukkan hasil konkret di RW 05 meliputi Green House Sunter Muara, yaitu model pemanfaatan lahan sempit di kawasan padat penduduk yang mengintegrasikan urban farming, pengomposan sampah organik, dan budidaya ikan lele. Penanaman sayuran dan umbi seperti ubi dilakukan di sepanjang gang sempit, seperti di Gang Dapoer Mak Demplon, sementara kolam lele dibuat dari tong dan galon bekas.
Kemudian Bank Sampah Sunter Muara (BSSM) yang menyediakan layanan penukaran sampah dengan kebutuhan dasar masyarakat, antara lain Sedarah, yaitu sampah ditukar dengan layanan kesehatan (pemeriksaan dan pengobatan gratis). Kemudian ada b. c. d. Bang Jali, yaitu sampah ditukar dengan token listrik bagi warga rentan energi.
Ada pula program Sembako, di mana sampah ditukar dengan voucher sembako. Selain itu ada program ATM-Ku sebagai sistem tabungan sampah yang terintegrasi dengan buku tabungan layaknya sistem perbankan.
Drop Point Sampah Organik
Warga Sunter juga memanfaatkan Teknologi Biopond Maggot dan Central Maggot, di mana sampah organik dari dapur rumah tangga diolah menggunakan larva black soldier fly untuk menghasilkan pakan ternak berkualitas. Sistem ini telah digunakan oleh 40 rumah tangga aktif dan dikelola pula secara kolektif di tingkat RW.
Mereka bahkan punya program Drop Point Sampah Organik Domestik (SOD) yang menyediakan titik pengumpulan sampah organik domestik yang tersebar di beberapa RT, dikelola secara mandiri sebelum masuk tahap pengolahan. Kemudian terakhir warga Sunter juga melakukan penataan sanitasi lingkungan.
Dalam hal ini KLH turut mendukung pembangunan septic tank komunal untuk menghentikan pembuangan limbah domestik langsung ke Kali Sentiong, sekaligus meningkatkan kualitas lingkungan hidup. Keberhasilan di RW 05 tidak lepas dari pendekatan partisipatif yang konsisten. Program edukasi lingkungan dilakukan melalui KUPILAH (Kurangi, Pilah, dan Olah Sampah) yang digalakkan oleh kader lingkungan secara rutin.