Liputan6.com, Jakarta Corndog adalah salah satu camilan populer yang belakangan ini kembali naik daun, terutama di kalangan anak muda dan pelajar. Jajanan ini terkenal dengan tampilannya yang unik: sosis atau keju ditusuk, dilapisi adonan tepung, lalu digoreng hingga berwarna keemasan. Menurut laman kuliner Food Republic, corndog memang identik dengan festival dan karnaval, karena praktis untuk disantap sambil berjalan.
Di Indonesia, corndog hadir dengan sentuhan khas ala Korea Selatan, sering disebut juga kogo. Varian ini biasanya menggunakan adonan berbasis tepung terigu dan ragi, serta bisa dilapisi topping seperti tepung roti (panko), kentang goreng kecil, atau bahkan mi instan kering. Jajanan ini tidak hanya digemari sebagai camilan sehari-hari, tetapi juga menjadi peluang bisnis kuliner yang menjanjikan.
Menariknya, resep corndog sosis mini kini sering dijadikan ide jualan jajanan sekolah. Bahannya mudah ditemukan di pasar atau supermarket, proses pembuatannya sederhana, dan rasanya bisa disesuaikan dengan selera konsumen. Tidak heran, camilan ini sukses menjadi salah satu tren kuliner kekinian. Berikut ulasan Liputan6.com, Kamis (4/9/2025).
Resep Corndog Sosis Mini
Resep berikut diadaptasi dari buku "Camilan Jajanan Kekinian untuk Jualan" (2023) karya Unung Rahayu, terbitan PT Gramedia Pustaka Utama. Resep ini cocok untuk Anda yang ingin membuat corndog sebagai camilan keluarga atau bahkan ide usaha.
Bahan-bahan:
- Sosis ayam secukupnya
- 250 gram tepung terigu protein tinggi
- 1/4 sdt garam
- 3 sdt gula pasir
- 1 sdm ragi instan
- 200 ml air
- 1 butir telur
- Minyak goreng secukupnya
- Tusuk sate secukupnya
- Paper food tray ukuran S
- Saus sambal secukupnya
- Mayonnaise secukupnya
Cara Membuat:
- Campurkan tepung terigu, garam, gula pasir, ragi instan, air, dan telur menjadi satu. Aduk sampai rata, lalu diamkan adonan selama 1 jam hingga mengembang.
- Iris sosis ayam menjadi dua bagian, kemudian tusuk menggunakan tusukan sate.
- Setelah adonan mengembang, balut sate sosis dengan adonan tepung. Taburi atau lapisi dengan tepung panir agar lebih renyah.
- Panaskan minyak, lalu goreng corndog sosis mini hingga matang merata dan berwarna keemasan. Angkat dan tiriskan.
- Sajikan di paper food tray, tambahkan saus sambal dan mayones sesuai selera.
Tips: Jika ingin lebih variatif, Anda bisa menambahkan potongan keju mozzarella sebagai isian, atau melapisi adonan dengan kentang dadu kecil untuk menambah tekstur.
Ide dan Asal Usul Corndog
Meskipun di Indonesia corndog lebih sering dikenal sebagai jajanan ala Korea Selatan, sebenarnya ide dasar dari camilan ini berasal dari Amerika Serikat. Menurut laman MPR News, sejarah corndog berawal dari tahun 1939 di Rockaway, Oregon. Seorang pedagang bernama George Boyington yang biasa berjualan hot dog menghadapi masalah saat hujan deras merusak stok roti. Alih-alih menyerah, Boyington mencari cara praktis untuk mengganti roti tersebut. Ia lalu mencoba membungkus sosis dengan adonan tepung dan menggorengnya. Hasilnya adalah camilan yang praktis, tahan lama, dan mudah disajikan. Kreasinya kemudian dikenal dengan nama Pronto Pup, yang menjadi salah satu tonggak awal kelahiran corndog modern.
Namun, kisah asal-usul corndog tidak berhenti di sana. Di Texas, Fletcher bersaudara (Neil dan Carl Fletcher) juga mengembangkan resep serupa pada awal 1940-an. Mereka memperkenalkan versi mereka yang disebut Corny Dog di State Fair of Texas pada tahun 1942. Hingga kini, Corny Dog masih menjadi ikon kuliner di festival tersebut dan bahkan menjadi salah satu daya tarik utama setiap tahunnya. Dengan kata lain, baik Oregon maupun Texas sama-sama punya klaim sebagai “rumah pertama corndog”.
Sementara itu, menurut catatan paten yang dirujuk oleh Food Republic, sebenarnya ide tentang makanan berupa sosis atau daging yang dilapisi adonan lalu digoreng sudah pernah tercatat sebelumnya. Pada tahun 1929, Stanley S. Jenkins dari Buffalo, New York, mengajukan paten untuk metode membuat makanan dengan cara menancapkan daging, keju, atau bahkan buah pada tusukan kayu, lalu mencelupkannya ke dalam adonan sebelum digoreng. Meskipun tidak sepopuler Pronto Pup atau Corny Dog, paten ini menunjukkan bahwa konsep makanan praktis berbasis “batter-dipped food on a stick” sudah ada sejak awal abad ke-20.
Ketenaran corndog makin berkembang ketika dipopulerkan di berbagai festival dan karnaval. Camilan ini dianggap cocok untuk suasana meriah karena mudah dibawa, dimakan tanpa peralatan tambahan, dan mengenyangkan. Sejak tahun 1940-an, corndog perlahan menjadi bagian dari budaya kuliner Amerika, terutama di negara bagian seperti Minnesota, Texas, dan Oregon. Bahkan, di Minnesota State Fair, Pronto Pup menjadi salah satu makanan paling legendaris dan terjual jutaan porsi setiap tahunnya.
Tahun 1980 Camilan ini Berkembang di Korea Selatan dan negara lain
Seiring waktu, corndog tidak hanya berhenti di Amerika. Pada tahun 1980-an, camilan ini masuk ke Korea Selatan dan mengalami transformasi. Alih-alih menggunakan tepung jagung seperti versi Amerika, corndog Korea biasanya memakai adonan berbasis tepung terigu dan ragi, lalu ditambahkan berbagai variasi unik. Misalnya, corndog dilapisi kentang potong dadu, mi instan kering, hingga cornflakes atau sereal manis. Isiannya pun tidak terbatas pada sosis, tetapi juga keju mozzarella, rice cake, bahkan ikan olahan. Corndog Korea, atau yang dikenal sebagai kogo, kemudian menyebar luas ke berbagai negara, termasuk Indonesia, berkat pengaruh budaya populer Korea.
Menariknya, konsep corndog juga muncul di berbagai belahan dunia dengan nama berbeda. Di Australia, dikenal sebagai Dagwood Dog atau Pluto Pup. Di Jepang, ada versi bernama American Dog yang justru menggunakan pancake mix sebagai adonan dan sering diisi dengan sosis ikan. Di Argentina dan Uruguay, ada jajanan jalanan serupa bernama panchuker, yakni sosis goreng berbalut adonan yang biasanya disajikan dengan saus beraneka rasa. Fenomena ini menunjukkan bahwa ide makanan sederhana berupa sosis atau keju berbalut adonan goreng memang memiliki daya tarik universal.
Dengan sejarah panjang dan adaptasi lintas budaya, corndog tidak hanya menjadi jajanan kekinian, melainkan juga bukti kreativitas kuliner yang bisa berkembang sesuai dengan kebutuhan zaman dan selera masyarakat. Dari Amerika hingga Asia, dari festival hingga jajanan sekolah, corndog terus berevolusi menjadi camilan global yang digemari banyak orang.
FAQ Seputar Corndog
1. Apa perbedaan corndog Amerika dan corndog Korea?
Corndog Amerika menggunakan adonan berbasis tepung jagung (cornmeal), sedangkan corndog Korea lebih sering menggunakan tepung terigu dan ragi dengan variasi topping lebih kreatif.
2. Apakah corndog bisa dibuat tanpa sosis?
Bisa. Banyak resep mengganti sosis dengan keju mozzarella, rice cake, atau bahkan kombinasi keduanya.
3. Bagaimana cara membuat corndog tetap renyah?
Gunakan minyak panas stabil (sekitar 170–180°C) dan lapisi dengan tepung panir agar hasilnya lebih garing.
4. Apakah corndog bisa dibekukan?
Ya, corndog bisa dibuat lebih awal lalu disimpan dalam freezer. Saat ingin disantap, cukup goreng kembali hingga panas dan renyah.
5. Apakah corndog cocok untuk ide jualan?
Sangat cocok. Selain bahan mudah ditemukan, corndog termasuk jajanan kekinian yang digemari berbagai kalangan, terutama pelajar dan remaja.
Sumber Rujukan
- Unung Rahayu. (2023). Camilan Jajanan Kekinian untuk Jualan. PT Gramedia Pustaka Utama.
- MPR News. The definitive history of the corn dog (er, Pronto Pup).
- Food Republic. Corn Dog History: How The Popular Fair Food First Came To Be.