Liputan6.com, Jakarta - Di antara hamparan sawah dan suasana khas pedesaan, Desa Wisata Tamanmartani di Yogyakarta punya kejutan menarik, yaitu buah miracle alias buah ajaib. Buah kecil berwarna merah dengan bentuk lonjong mirip biji kopi ini terlihat sederhana, tapi menyimpan sensasi berbeda.
Saat dicoba, buah ini bisa membuat makanan asam, seperti lemon atau jeruk limau, berubah jadi manis, memberi pengalaman rasa yang unik. Seto, pengelola destinasi Candimulyo di Desa Wisata Tamanmartani, bercerita tentang asal mula hadirnya buah miracle di desa tersebut, yang ternyata berawal dari ketertarikannya pada tanaman unik dan langka.
Ia mengatakan melalui rilis pada Lifestyle Liputan6.com Senin, 25 Agustus 2025, "Sekitar 2018 atau 2019 saya mulai menanam buah-buah unik dan langka, seperti buah miracle ini. Adanya buah ini juga tahunya dari teman saya, lalu saya coba beli bibitnya, dan saya kembangkan." Hobi menanam buah unik dan langka ternyata berhasil membuka peluang wisata baru di Desa Wisata Tamanmartani.
Ubah Rasa Asam Jadi Manis
Buah bernama latin Synsepalum dulcificum ini selalu bikin pengunjung penasaran ingin mencoba sendiri keajaibannya. Selain itu, buah miracle juga bisa jadi media belajar yang seru, apalagi untuk anak-anak.
Menurut Seto, anak-anak bisa memahami cara kerja indera perasa dengan cara yang menyenangkan dan interaktif saat berkunjung ke desa wisata ini. Ia menambahkan, untuk bisa mengubah rasa di lidah jadi manis saat mencicipi makanan yang asam, asin, atau pahit, dibutuhkan waktu sekitar 30 detik hingga satu menit dengan mengulum buah ini terlebih dahulu.
Ia mengatakan, "Buah ini sangat jarang dijual bebas di pasaran. Kami pun di Candimulyo tidak menjualnya. Siapa yang mau merasakan keajaibannya, ayo berkunjung ke Desa Wisata Tamanmartani, bisa rasakan dan memetik sendiri. Wisatawan bisa buktikan buah miracle ini bisa mengubah lemon jadi manis."
Olahraga dan Tempat Wisata
Di Desa Wisata Tamanmartani, keajaiban buah miracle bukan satu-satunya hal menarik. Pengunjung juga bisa merasakan serunya pengalaman petik buah langsung di Candimulyo. Ada banyak pilihan buah unik yang jarang ditemui, mulai dari black sapote, white sapote, murbei, plum, buah tin, hingga kacang Amazon.
Tidak hanya soal buah, desa ini juga menyediakan kesempatan mencoba jemparingan, olahraga panahan tradisional khas Jawa dari lingkungan Keraton Mataram Ngayogyakarta. Bedanya, panahan ini dilakukan sambil duduk bersila, sehingga punya ciri khas sendiri. Ada juga wisata sejarah yang bisa dijelajahi.
Wisatawan dapat melihat peninggalan candi, menemukan batu-batu kuno, serta melihat koleksi menarik, seperti keris, manuskrip, dan buku-buku aksara Jawa. Lebih istimewanya lagi, Desa Wisata Tamanmartani terpilih sebagai salah satu dari tiga desa percontohan Kopdes Merah Putih, program yang mendorong kemandirian ekonomi desa.
Dukungan untuk UMKM Lokal
Mawardi, Ketua Koperasi Desa Merah Putih Tamanmartani, menjelaskan, "Koperasi Desa Merah Putih Tamanmartani terpilih sebagai desa percontohan Koperasi Desa Merah Putih, karena memiliki potensi lokal yang kuat dan kesiapan dalam menggerakkan ekonomi desa."
"Desa ini dinilai sebagai contoh ideal untuk model bisnis koperasi yang berakar pada potensi alam dan budaya, seperti pariwisata, agrowisata, dan budaya lokal." Koperasi Desa Merah Putih Tamanmartani diharapkan dapat memaksimalkan potensi tersebut, serta mendukung dan menguatkan pengembangan pariwisata.
Ia menambahkan, "Kopdes Merah Putih Desa Wisata Tamanmartani saat ini menyediakan wadah bagi UMKM lokal untuk menjual produk mereka langsung pada wisatawan, seperti hasil olahan black sapote dan lidah buaya. Ke depan, para pelaku usaha pariwisata bisa mengakses sumber pembiayaan, seperti KUR, atau simpan pinjam, secara lebih mudah untuk mengembangkan usaha wisatanya."