Liputan6.com, Jakarta - Insiden yang melibatkan seorang pilot Japan Airlines (JAL) menambah daftar skandal baru baru bagi maskapai penerbangan nasional Jepang tersebut. Pilot yang bertugas kedapatan mabuk alkohol hingga menyebabkan tiga penerbangan tertunda, dua di antaranya bahkan sampai 18 jam.
Melansir Kyodo, Kamis (4/9/2025), kapten pesawat itu dijadwalkan terbang dari Honolulu, Hawai, ke Bandara Internasional Chubu Centrair di Jepang tengah pada Kamis, 28 Agustus 2025. Namun, ia mengaku sakit pada hari penerbangan dan ternyata minum alkohol sehari sebelumnya di sebuah hotel, menurut maskapai tersebut.
JAL segera mendapatkan pilot pengganti. Meski begitu, penerbangan tersebut, beserta dua penerbangan lainnya yang menuju Bandara Haneda di Tokyo, Jepang, ditunda dan berdampak pada total sekitar 630 penumpang.
Atas perilaku pilotnya, pihak maskapai meminta maaf pada Rabu, 3 September 2025. Perusahaan kembali menegaskan komitmennya untuk terus mengatasi masalah pilot mabuk tersebut. "Kami akan menerapkan langkah-langkah tersebut secara menyeluruh," katanya.
Daftar Insiden Pilot JAL Mabuk Sebelumnya
Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata Jepang (MLIT) segera turun tangan. Mereka mulai menginvestigasi mendalam di kantor pusat JAL di Tokyo pada 3 September 2025. Insiden ini terjadi setelah maskapai yang sama diperintahkan memperbaiki bisnis pada Desember 2024 menyusul masalah terkait konsumsi alkohol oleh karyawan mereka.
Pada April tahun lalu, seorang pilot JAL berurusan dengan polisi Amerika Serikat karena perilakunya yang mengganggu saat mabuk di hotel tempatnya menginap. Insiden serupa terulang pada Desember 2024. Dua pilot yang dijadwalkan terbang dari Melbourne ke Jepang gagal menjalani tes alkohol pra-penerbangan, sehingga keberangkatan pesawat tertunda.
Atas insiden beruntun, JAL mengajukan langkah-langkah kepada Kementerian Perhubungan untuk mencegah terulangnya insiden serupa pada Januari 2025. Itu termasuk membuat daftar karyawan yang diyakini memiliki riwayat konsumsi alkohol berlebihan untuk memantau perilaku mereka.
Kasus Pilot Ditangkap Polisi Usai Daratkan Pesawat dengan Selamat
Beda lagi dengan kasus yang dialami seorang kopilot pesawat Delta Airlines, beberapa waktu lalu. Ia ditangkap sekelompok polisi yang menerobos masuk ruang kokpit begitu pesawat yang diterbangkannya mendarat di California, Amerika Serikat.
Insiden tersebut terjadi pada Sabtu, 26 Juli 2025, di penerbangan Delta 2809. Tak lama setelah pesawat mendarat di Bandara Internasional Sa Fransisco sekitar pukul 21.35, waktu setempat, sekitar 10 polisi menaiki pesawat dan menangkap pilot.
Menurut laporan San Francisco Chronicle, seorang penumpang pesawat mengatakan kepada outlet perjalanan View from the Wing bahwa para petugas 'menyerbu' kokpit. Tak lama, seorang kopilot digiring ke luar hingga membuat semua orang bingung, termasuk pilot lain di dalam pesawat.
Mengutip People, Selasa, 29 Juli 2025, rekaman yang dibagikan kepada View from the Wing tampaknya menunjukkan para petugas di dalam pesawat. Beberapa dari mereka mengenakan pakaian sipil.
Riwayat Insiden Alkohol Berulang di Japan Airlines
Seorang juru bicara Investigasi Keamanan Dalam Negeri di San Francisco mengatakan kepada San Francisco Chronicle bahwa mereka membantu pejabat setempat dalam mengeluarkan surat perintah penangkapan. "Ini adalah investigasi lokal yang sedang berlangsung dengan Kantor Sheriff Wilayah Contra Costa," kata juru bicara itu.
Seorang penumpang bernama Sarah menyebut insiden itu 'traumatis untuk disaksikan'. Kepada ABC7 News, ia mengatakan sejumlah petugas terlihat mengenakan lencana Keamanan Dalam Negeri. Sementara, San Francisco Chronicle melaporkan bahwa yang lainnya adalah petugas polisi bandara.
Belakangan, identitas pilot yang ditangkap terungkap. Kantor Sherrif Contra Costa mengumumkan dalam siaran pers bahwa pilot itu bernama Rustom Bhagwagar (34).
Kantor sheriff mengatakan Bhagwagar menghadapi lima tuduhan persetubuhan oral dengan seorang anak di bawah usia 10 tahun. Belum jelas apakah ia telah mengajukan pembelaan atau menyewa pengacara.