Liputan6.com, Jakarta - Museum Nasional Indonesia (MNI) kembali membuka kunjungan setelah mengumumkan tutup sementara pada Senin, 1 September 2025. Keputusan itu diambil mengingat situasi Jakarta yang mulai kondusif setelah gelombang demo di ibu kota.
"Mulai 4 September 2025, MNI sudah bisa kamu kunjungi!" bunyi penggalan keterangan unggahan Instagram museum tersebut, Rabu, 3 September 2025. Ini tentu jadi kabar bahagia menjelang long weekend pada 5─7 September 2025.
Kendati demikian, tiket masuk Museum Nasional untuk sementara hanya dapat dilakukan secara langsung di loket museum. "Sampai bertemu!" tandas mereka.
Sebelumnya pada Minggu, 31 Agustus 2025, Museum Nasional Indonesia sempat mengumumkan tutup sementara hingga "pemberitahuan lebih lanjut." "Informasi reschedule dan refund tiket (reguler, imersifA, dan/atau Negeri Elok) dapat menghubungi admin humas Museum Nasional Indonesia melalui WhatsApp+62851-8606-1778," tulis pihaknya.
"Nantikan informasi berikutnya melalui media sosial Museum Nasional Indonesia. Terima kasih atas pengertiannya dan mari saling menjaga warisan budaya bangsa." Terkait kondisi Jakarta yang kian kondusif juga sempat dikatakan Gubernur Jakarta, Pramono Anung.
Kondisi Jakarta Kian Kondusif
Kanal News Liputan6.com melaporkan, Pramono memastikan seluruh moda transportasi umum di Jakarta sudah kembali normal. Dengan kondisi tersebut, kebijakan work from home (WFH) yang sebelumnya diberlakukan bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) DKI Jakarta juga resmi dicabut.
Saat ini, seluruh sarana transportasi publik sudah dapat melayani penumpang seperti semula. Ia menyebut, moda transportasi yang kembali beroperasi normal meliputi Transjakarta, MRT, LRT, Mikrotrans, dan Jaklingko.
Sementara itu, nilai kerugian Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akibat kerusakan sejumlah fasilitas dan infrastruktur kota pascademo berujung ricuh menembus angka Rp 80 miliar. Menurut Pramono, angka tersebut muncul setelah dilakukan kajian, di mana sebelumnya menyebut kerugian ditaksir mencapai Rp 55 miliar.
Maka itu, Pemprov DKI Jakarta meminta bantuan pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dalam proses perbaikan fasilitas.
Tragedi di Museum
Sebelumnya, Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) menyampaikan keprihatinan mendalam atas insiden yang menimpa Museum Bagawanta Bhari Kediri, Jawa Timur, yang dijarah pada Sabtu malam, 30 Agustus 2025. Sementara pihaknya menghormati penyampaian aspirasi melalui demo, mereka menyesalkan perbuatan anarkis dan destruktif yang dilakukan pihak-pihak tidak bertanggung jawab, khususnya terhadap bangunan cagar budaya dan museum.
Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon menegaskan bahwa museum bukan hanya ruang koleksi benda bersejarah, tapi juga simbol memori kolektif masyarakat. Karena itu, segala bentuk gangguan dan vandalisme terhadap museum adalah kerugian besar bagi bangsa.
"Kami telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah, aparat penegak hukum, serta pengelola museum untuk memastikan keamanan dan perlindungan koleksi. Langkah-langkah pemulihan segera dilakukan," katanya dalam rilis pada Lifestyle Liputan6.com, Senin (1/9/2025).
Minta Dikembalikan
Sebagai salah satu situs penting pelestarian sejarah dan budaya di Kediri, keberadaan Museum Bagawanta Bhari merupakan bagian dari upaya bangsa menjaga identitas, warisan, serta edukasi budaya bagi generasi mendatang. Kemenbud mendata sejumlah koleksi yang hilang dari museum tersebut.
Beberapa koleksi penting yang hilang antara lain Kepala Ganesha, koleksi wastra berupa kain batik, dan buku-buku lama, sementara koleksi miniatur lumbung mengalami kerusakan parah. Beberapa koleksi lain, seperti arca Bodhisatwa dan bata berinskripsi mantra-mantra, berhasil diselamatkan juru pelihara Kemenbud.
"Saya menghimbau pada pihak yang telah mengambil beberapa koleksi penting tersebut untuk segera bisa mengembalikan dan menyerahkan koleksi pada Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI atau pada pihak Museum Bagawanta Bhari Kediri," ujar Fadli.