Mencari Wilayah Alternatif Penghasil Matcha di Tengah Kegilaan Global

5 days ago 14

Liputan6.com, Jakarta - Didorong rekor kunjungan wisatawan ke Jepang dan lonjakan tren kesehatan dan kebugaran, matcha tengah berada di masa kejayaannya. Namun, kegilaan global melampaui kapasitas produksi, mengakibatkan kekurangan pasokan di Negeri Sakura, yang dianggap sebagai penghasil matcha terbaik dunia.

Melansir Perfect Daily Grind, Kamis (11/9/2025), produksi matcha negara ini meningkat tiga kali lipat antara tahun 2010 dan 2023. Namun, gelombang panas yang memecahkan rekor membuat para petani kesulitan memenuhi permintaan yang melonjak.

Negara-negara, seperti China, Vietnam, dan India dapat menanam teh hijau, tapi apakah mereka memiliki kapasitas untuk menghasilkan kualitas setinggi Jepang? Lonjakan konsumsi matcha tidak menunjukkan tanda-tanda akan melambat dalam waktu dekat.

"Minuman matcha kini benar-benar mendunia, tidak hanya terbatas di Barat," kata André, CEO dan salah satu pendiri Matcha.com, importir produk matcha Jepang di AS. "Kegilaan matcha menyebar di Afrika, Timur Tengah, Singapura, dan banyak negara non-Barat lain."

Proses Padat Karya

Meski pemerintah Jepang telah menyubsidi produsen untuk beralih dari sencha (daun teh hijau tradisional) ke tencha (teh hijau bubuk) guna memenuhi permintaan, rantai pasokan masih terbebani.

"Matcha yang ditanam secara tradisional merupakan proses yang sangat padat karya, membutuhkan tenaga kerja terampil dan kondisi pertumbuhan yang spesifik," ujar André. "Juga, terdapat populasi petani yang menua di Jepang; usia rata-rata petani teh adalah 65 tahun."

"Dalam banyak hal, industri teh Jepang belum termodernisasi. Mereka masih menanam, memetik, dan mengolah matcha dengan cara-cara tradisional. Kebanyakan matcha berkualitas tinggi dipetik dengan tangan."

Namun, layaknya kopi spesial, teknik panen dan pengolahan yang cermat inilah yang mempertahankan kualitas dan kedalaman rasa matcha. Para produsen teh Jepang menggunakan kombinasi teknik penanaman di bawah naungan untuk memperlambat pematangan tanaman teh.

Menjaga Kualitas Matcha

Setelah dipetik dengan cermat dan selektif, daun teh dikukus untuk mencegah oksidasi, mempertahankan warna cerah, dan rasa lembutnya. Para petani kemudian mengeringkan dan memilah daun teh berdasarkan kualitas, lalu membuang tangkai dan urat daunnya.

Akhirnya, daun teh yang telah kering digiling perlahan menggunakan batu jadi bubuk ultra-halus menggunakan mesin penggiling atau penggiling batu granit tradisional. Proses penggilingan yang lambat dan spesifik ini mempertahankan rasa manis alami dan potensi nutrisi matcha.

Saat ini, China merupakan produsen matcha terbesar di dunia. Kota Tongren, yang terletak di barat daya Provinsi Guizhou, merupakan rumah bagi pabrik matcha tunggal terbesar di dunia, yang bahkan mengekspor dalam jumlah besar ke Jepang. Namun, produsen di Tiongkok sering kali kekurangan keahlian dan infrastruktur untuk menandingi kualitas matcha yang ditanam dan diproses di Jepang. 

Produsen Matcha Lainnya

"Matcha berasal dari China, tapi Jepang menyempurnakannya," ujar Jared, salah satu pemilik JagaSilk, penggiling dan grosir "maccha" asal Kanada. "Saya belum pernah menemukan matcha berkualitas baik di luar Jepang; rasanya selalu kurang umami."

Vietnam, Korea Selatan, dan Myanmar adalah produsen matcha terkemuka lainnya. Sri Lanka, India, dan Kenya juga memproduksi teh hijau, tapi tidak memiliki infrastruktur dan pengetahuan yang diperlukan untuk menghasilkan volume yang layak secara komersial dan berkualitas tinggi.

Sementara Jepang bergulat dengan kekurangan pasokan matcha yang berkepanjangan, negara-negara seperti Tiongkok siap memperluas kapasitas produksi mereka. Namun, hal ini kemungkinan akan menghasilkan klasifikasi kualitas yang lebih luas di pasar internasional.

Terbatasnya pasokan matcha membuat pebisnis memperhatikan asal matcha mereka dan tingkat kualitas yang ingin dicapai.

Foto Pilihan

Beberapa anggota komunitas KapalagiClub menyaksikan materi pameran seni di Museum Macan, Jakarta, Sabtu (23/8/2025). (Kapanlagi.com/Budy Santoso)
Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |