Liputan6.com, Jakarta - Kolaborasi lintas bidang kembali dihadirkan TULOLA melalui peluncuran koleksi bertema Kawan Nusantara 'IDENTITAS'. Jenama perhiasan lokal itu memperkenalkan koleksi kolaborasi yang kali ini menggandeng Putri Marino, tidak hanya sebagai muse, tetapi juga terlibat dalam proses pematangan ide koleksi.
Bagi Putri Marino, proyek bersama TULOLA tak sekadar urusan desain atau produk. Kolaborasi ini lahir dari percakapan personal dengan Happy Salma, sahabat dekatnya.
Mereka berbicara tentang banyak hal yang sifatnya mendalam, mulai dari kebahagiaan, karier, hingga pencarian jati diri. Dari diskusi itulah, muncul gagasan untuk menciptakan koleksi perhiasan yang membawa makna, bukan hanya bentuk.
"Seringkali kita memerankan karakter-karakter berat dan akhirnya lupa dengan diri kita sendiri," kata Putri Marino saat peluncuran di Jakarta, Kamis, 31 Juli 2025. "Gimana kita harus tetap setia pada jati diri kita supaya jadi manusia yang utuh," tambahnya
Tema 'IDENTITAS' dipilih sebagai inti dari kolaborasi ini. Bagi Putri, setiap desain dalam koleksi tersebut menjadi cerminan dari perjalanannya sebagai individu, bukan hanya sebagai aktor atau figur publik.
Rajutan Makna dalam Koleksi Perhiasan
Salah satu inspirasi visual yang mendasari koleksi ini datang dari bentuk rajutan. Bagi Putri, rajut menggambarkan bagaimana manusia dibentuk oleh bagian-bagian kecil yang saling menyatu.
"Rajut itu berarti semuanya bersambung menjadi satu. Dari serpihan-serpihan kecil akhirnya kita menyambungkan semuanya menjadi satu kesatuan," jelasnya.
Makna tersebut sejalan dengan konsep besar yang diangkat TULOLA. Putri menyebut bahwa sejak awal ia merasa ide yang disampaikan Happy Salma dan Sri Luce Rusna sangat dekat dengan keyakinan pribadinya.
"Aku percaya sekali dengan Teh Happy dan Mbak Sri, di mana ide mereka sangat luar biasa untuk menggambarkan makna dari identitas itu sendiri," ujarnya.
Proses ini memberi ruang bagi Putri untuk berdialog, tidak hanya soal desain, tetapi juga soal pengalaman menjadi manusia. Ia menyebut proyek ini sebagai cara untuk kembali menyatukan sisi-sisi dalam dirinya yang sempat terpecah karena berbagai peran yang ia mainkan, dan untuk mengingat ulang siapa dirinya di luar sorotan kamera maupun identitas profesional yang selama ini melekat.
Pilihan Favorit dan Kesan Personal
Dari 12 desain yang menjadi bagian dari koleksi ini, Putri Marino menjatuhkan pilihan pada anting sebagai item favorit. Alasannya tidak rumit. "Karena simpel, tidak terlalu besar, dan bisa dipakai daily," katanya.
Pilihan itu mencerminkan preferensi Putri terhadap benda-benda yang fungsional namun tetap bermakna. Ia melihat perhiasan bukan sekadar pelengkap penampilan, melainkan bagian dari keseharian yang menyimpan nilai emosional. Karena itu, ia juga memberi perhatian pada cara merawatnya.
"Setelah dipakai bisa disimpan di pouch yang dikasih. Terus kalau memang kotor, dibersihkan dengan tisu juga cukup," ucapnya.
Soal desain, Putri menyebut dirinya tidak terlibat langsung. Ia mempercayakan seluruh proses kreatif kepada Happy Salma dan Sri Luce Rusna. "Kalau desain, sebenarnya enggak. Jadi Teh Happy bilang, ‘Put, ini akan ada kolaborasi yang akan kita lakukan,’ kemudian kita ngobrol tentang hal tadi dan akhirnya datang dengan perhiasan," jelasnya.
TULOLA dan Proyek Kawan Nusantara “IDENTITAS”
TULOLA adalah rumah kreatif yang dirintis oleh Sri Luce Rusna dan Happy Salma. Dalam beberapa tahun terakhir, mereka aktif mengembangkan proyek kolaboratif yang diberi nama Kawan Nusantara. Tahun ini, mereka mengangkat tema identitas.
"Karena sebetulnya kita punya kekayaan apa pun, tapi kalau tidak punya identitas, hilang itu semua," ujar Happy yang kini menetap di Bali.
Melalui tema ini, TULOLA ingin mengajak masyarakat kembali pada akar dan asal-usul. Dalam kolaborasi bersama Putri Marino, mereka menerjemahkan gagasan identitas ke dalam desain perhiasan yang mengambil inspirasi dari motif anyaman. Motif tersebut dipilih karena mewakili kebersamaan dan nilai komunal yang diwariskan secara turun-temurun.
"Motif-motif itu kita pakai di dalam desain perhiasan yang kita berkolaborasi dengan Putri Marino. Jadi ada gelang, anting, ada juga kalung," kata Happy.
Seluruh proses pembuatan koleksi ini dikerjakan selama enam bulan. Bagi TULOLA, kolaborasi ini adalah lanjutan dari upaya mereka menghadirkan karya yang tidak hanya bisa dikenakan, tetapi juga membawa pesan yang dekat dengan kehidupan.