Jumlah Turis Berulah di Pulau Jeju Korea Selatan Tembus Hampir 5000 Kasus, dari Merokok hingga Pipis Sembarangan

1 week ago 6

Liputan6.com, Jakarta - Pulau Jeju kembali menjadi salah satu tujuan wisata paling sibuk di Korea Selatan setelah pembatasan pandemi dicabut. Dengan lebih dari tujuh juta pengunjung sejak awal tahun, pulau ini memperlihatkan kebangkitan pariwisata, baik dari wisatawan domestik maupun mancanegara.

Namun, kehadiran lebih banyak wisatawan menimbulkan masalah serius akibat tidak tertibnya sebagian pelancong. Menurut data Kepolisian Provinsi Jeju, dikutip dari The Korea Times, Kamis, 21 Agustus 2025, antara Maret hingga Juni 2025 tercatat lebih dari 4.800 kasus pelanggaran ringan.

Beberapa di antaranya termasuk menyeberang jalan sembarangan, membuang sampah di sembarang tempat, merokok di area terlarang, mabuk, dan buang air kecil di ruang publik. Insiden-insiden tersebut bukan hanya mengganggu kenyamanan warga lokal, tetapi juga menimbulkan sorotan media ketika kasus tertentu menjadi viral.

Pemerintah daerah kini berusaha menyeimbangkan citra ramah wisatawan dengan kebutuhan menjaga ketertiban di ruang publik agar pariwisata Jeju tetap berkelanjutan. Salah satunya dengan merilis selebaran pemberitahuan etika berwisata dalam berbagai bahasa.

Edarkan Selebaran ke Turis Asing

Inisiatif itu diluncurkan Kepolisian Provinsi Jeju. Sebanyak 8.000 lembar selebaran dicetak dalam bahasa Korea, Inggris, dan Mandarin. Dokumen ini berisi peringatan sederhana tentang aturan yang wajib dipatuhi wisatawan, seperti larangan menyeberang sembarangan, merokok sembarangan, atau mabuk di area publik.

Petugas membawa pemberitahuan tersebut saat patroli dan menyerahkannya langsung ketika menemukan pelanggaran kecil. Tujuannya adalah memberikan teguran yang edukatif tanpa harus langsung menjatuhkan sanksi.

Seorang pejabat kepolisian menegaskan, "Pelanggaran serius ditangani segera, tetapi untuk pelanggaran ringan biasanya kami memberikan pemberitahuan ini, bukan tindakan yang lebih tegas." Dengan cara ini, aparat berharap dapat mencegah konflik antara wisatawan dan petugas sekaligus membantu turis asing memahami aturan lokal yang mungkin berbeda dengan kebiasaan di negara asal mereka.

Lonjakan Wisatawan dan Dampaknya

Kebangkitan pariwisata di Jeju menunjukkan tren yang berbeda antara wisatawan domestik dan mancanegara. Data Asosiasi Pariwisata Jeju mencatat 5,86 juta wisatawan lokal berkunjung pada tahun ini, turun 9,3 persen dari tahun sebelumnya karena banyak orang Korea lebih memilih liburan ke luar negeri seperti Jepang dan Asia Tenggara.

Sebaliknya, kedatangan wisatawan asing melonjak 14,2 persen hingga melampaui 1,16 juta orang. Peningkatan ini terutama dipengaruhi pembukaan kembali penerbangan langsung dari Tiongkok, yang membuat turis asal negara tersebut mendominasi jumlah kedatangan internasional.

Pada Juli 2025, jumlah turis asing naik lebih dari 40 persen dibanding tahun sebelumnya. Meski angka ini memperlihatkan pemulihan positif sektor pariwisata, pihak berwenang juga menyoroti dampak negatif berupa peningkatan jumlah pelanggaran ringan yang menuntut penanganan cepat dan efektif agar tidak menimbulkan ketegangan antara masyarakat lokal dengan pengunjung.

Perilaku Wisatawan di Pulau Jeju

Berbagai insiden yang melibatkan wisatawan memperkuat keluhan masyarakat. Pada April lalu, seorang wanita yang merokok di dalam bus melempar puntung rokok ke jalan setelah diprotes penumpang lain.

Bulan berikutnya, seorang anak laki-laki buang air kecil di dekat halte bus Pantai Hamdeok, sementara orang dewasa di sekitarnya tidak berbuat apa-apa. Kejadian-kejadian ini menimbulkan perdebatan luas di media dan menjadi simbol meningkatnya ketidaktertiban wisatawan.

Bahkan, keresahan ini sampai dirasakan anak-anak. Enam siswa dari SD Pyoseon mengajukan saran di situs resmi Pemerintah Provinsi Jeju agar dibuatkan saluran khusus untuk melaporkan perilaku tidak pantas turis.

Usulan ini menunjukkan bahwa persoalan perilaku wisatawan sudah menjadi perhatian serius masyarakat setempat dari berbagai kalangan. Pemerintah daerah dituntut untuk menciptakan mekanisme pengawasan yang lebih jelas agar masalah serupa tidak terus berulang seiring meningkatnya jumlah kunjungan.

Foto Pilihan

Penari Reog Ponorogo dari Sedulur Warok Ponorogo Bekasi beraksi saat pembukaan acara Parade Wastra Nusantara 2025 yang di Grand Atrium Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Jumat (8/8/2025). (KapanLagi.com/Budy Santoso)
Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |