Liputan6.com, Jakarta - Anda mungkin pernah melihat titik-titik kecil berwarna abu-abu, cokelat muda, atau sewarna kulit di hidung, dagu, atau pipi saat bercermin. Kebanyakan orang langsung mengira itu adalah komedo, lalu mencoba membersihkannya dengan berbagai cara dari pore strip sampai alat ekstraksi.
Tapi ternyata, itu bukan komedo. Nama sebenarnya adalah sebaceous filament, dan menurut Dr. Lee Hwee Chyen dilansir dari CNA, Rabu, 30 Juli 2025, itu adalah bagian alami dari sistem pori-pori kulit kita. Ia menjelaskan, "Sebaceous filament adalah struktur kecil mirip benang yang melapisi dinding pori-pori dan berfungsi untuk membantu mengalirkan sebum dari kelenjar sebasea ke permukaan kulit."
Titik-titik itu berfungsi penting, yaitu membantu minyak alami, yang dikenal sebagai sebum, keluar ke permukaan kulit untuk menjaga kelembapan dan perlindungan. Jadi, meski tampilannya bisa mengganggu secara visual, sebaceous filament sebenarnya tidak bisa dihilangkan secara permanen dan tidak seharusnya dianggap sebagai ‘masalah kulit’ yang harus dibasmi.
Sebum, Si Minyak Alami yang Sering Dianggap Musuh Kulit
Sebum sering kali mendapat reputasi buruk. Banyak orang mengaitkannya langsung dengan wajah berminyak, pori-pori besar, atau jerawat. Padahal, sebum adalah zat yang sangat penting bagi kesehatan kulit.
Dr. Lee menjelaskan, "Sebum adalah zat berminyak yang secara alami diproduksi oleh kelenjar sebasea. Fungsinya adalah melindungi lapisan pelindung kulit dan melembapkan permukaan kulit. Sebum terdiri dari campuran lipid atau molekul lemak, termasuk trigliserida, ester lilin, squalene, dan asam lemak."
Singkatnya, sebum adalah sistem hidrasi alami tubuh. Tanpa sebum, kulit akan kering, mudah iritasi, dan tidak memiliki perlindungan yang cukup dari lingkungan. Dr. Pamela Chong juga menegaskan bahwa sebum itu tidak berwarna hitam atau kotor, melainkan komponen penting dari kulit yang sehat.
Permasalahan hanya muncul jika produksi sebum tidak seimbang atau terjadi penyumbatan. Maka, fokusnya bukan menghapus sebum sepenuhnya, melainkan memastikan ia mengalir dengan baik dan tidak menumpuk di pori.
“Oil-Free” Tak Selalu Aman bagi Kulit
Ketika wajah terasa berminyak, banyak dari kita langsung tergoda membeli produk berlabel 'oil-free' alias bebas minyak. Faktanya, bebas minyak tak selalu berarti aman untuk kulit.
Dr. Pamela Chong mengatakan, "Bebas minyak tidak selalu berarti tidak menyumbat pori. Banyak produk bebas minyak justru mengandung silikon atau ester yang bisa tetap menyumbat pori-pori."
Selain itu, jenis kulit juga sangat berpengaruh. Untuk kulit kering atau sensitif, produk oil-free bisa memberikan efek kontradiktif. "Untuk kulit kering atau sensitif, produk bebas minyak bisa merusak lapisan pelindung alami kulit, menyebabkan kulit makin kering, iritasi, bahkan mendorong produksi sebum berlebih karena kulit mencoba menyeimbangkan diri," jelas Dr. Lee.
Cara Aman Membersihkan Pori Tanpa Merusak Kulit
Ada beberapa langkah perawatan kulit untuk memastikan pori-pori tetap bersih. Pertama adalah menggunakan chemical exfoliant seperti salicylic acid atau glycolic acid. Bahan ini membantu membersihkan sel kulit mati dan minyak berlebih dari dalam pori-pori.
Kedua, menggunakan retinoid secara rutin. "Seiring waktu, hal ini dapat membantu mengurangi ukuran sumbatan," jelas Dr. Chong. Retinoid juga membantu mengatur produksi sebum dan mempercepat pergantian sel kulit.
Ketiga, pastikan memakai produk non-komedogenik agar pori-pori tidak tersumbat. Bahan seperti ceramide dan niacinamide bisa membantu menjaga kelembapan sekaligus memperkuat skin barrier.
Dr. Chong juga menambahkan, "Secara teknis, sebum tidak bisa dilelehkan seperti lilin, tapi bisa diuraikan atau dipecah menggunakan bahan yang larut dalam lipid." Jadi, pembersih berbasis minyak dan exfoliant yang tepat bisa membantu menjaga pori tetap bersih.
Tapi ingat, semua ini butuh waktu. "Konsistensi adalah kunci karena hasilnya bertahap dan biasanya membutuhkan beberapa minggu hingga bulan untuk terlihat jelas," kata Dr. Chong.