Gajah Tari di Taman Nasional Tesso Nilo Mati, Selamat Jalan Duta Pelestari Hutan

6 days ago 14

Liputan6.com, Jakarta - Balai Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) di Riau mengabarkan kehilangan mendalam mereka hari ini, Rabu (10/9/2025). Salah satu gajah binaan TNTN, Kalistha Lestari alias Tari, ditemukan mati pada Rabu sekitar pukul 8 pagi.

Merujuk siaran pers di akun Instagram-nya, Rabu, gajah berjenis kelamin betina itu lahir pada 31 Agustus 2023, dan saat ini berumur 2 tahun 10 hari. "Gajah Tari merupakan hasil perkawinan dari gajah Lisa dengan gajah liar. Kronologi kejadian berawal pada Selasa, 9 September 2025, Tari masih menunjukkan kondisi sehat," tulisnya.

"Pagi hari sekitar pukul 07.43 WIB, Tari tampak aktif, bermain seperti biasa, dengan nafsu makan normal, feses baik, serta tanpa tanda kelemasan. Hanya intensitas menyusu yang sedikit berkurang. Kondisi sore hari sekitar pukul 17.00 WIB juga tetap stabil tanpa gejala sakit."

"Namun pada Rabu, 10 September 2025, sekitar pukul 08.00 WIB, mahout yang bertugas mendapati gajah Tari dalam keadaan berbaring tanpa gerakan dan segera dinyatakan mati. Mahout kemudian menghubungi Dokter Hewan Teguh untuk melakukan pemeriksaan fisik."

Hasil Pemeriksaan Awal

Balai TNTN melanjutkan, "Hasil pemeriksaan awal menunjukkan tidak adanya luka atau trauma pada tubuh. Namun, perut terlihat sedikit menggembung. Untuk memastikan penyebab kematian, dokter melakukan tindakan nekropsi (bedah bangkai) dan mengambil sampel organ untuk pemeriksaan laboratorium."

"Sampel tersebut akan dikirim ke Bogor untuk analisis lebih lanjut. Balai Taman Nasional Tesso Nilo berkomitmen untuk menunggu hasil pemeriksaan laboratorium sebagai dasar ilmiah dalam mengetahui penyebab kematian Tari. Hasil resmi akan disampaikan setelah proses analisis selesai."

"Kami mengucapkan terima kasih atas perhatian dan kepedulian berbagai pihak terhadap kelestarian gajah Sumatra. Kehilangan Tari jadi pengingat betapa rentannya satwa langka ini, sekaligus memperkuat komitmen kami dalam upaya perlindungan dan perawatan gajah di Tesso Nilo," tandasnya.

Duta Pelestari Hutan

Salah satu yang mengungkap duka kematian gajah Tari adalah Kapolda Riau, Irjen Herry Heryawan, di unggahan Instagram-nya, Rabu. Ia menulis, "Ketika seorang anak pergi mendahului orangtuanya, ada luka yang tak terkatakan. Sebagai orangtua angkat, kepergian Tari meninggalkan kekosongan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata."

"Namun di balik kesedihan ini, ada kebanggan bahwa ia telah menjalankan tugasnya sebagai duta pelestarian dengan sempurna. Tari telah mengajarkan kita bahwa kebesaran tidak diukur dari ukuran fisik atau kekuatan, tetapi dari dampak yang ditinggalkan dalam hati manusia."

"Kami berjanji akan meneruskan perjuanganmu menjaga kelestarian hutan Tesso Nilo dan melindungi saudara-saudaramu yang masih berjuang di sana. Selamat jalan, Tari," tutupnya.

Di keterangan unggahan, Balai TNTN juga mengungkap, "Kepergian Tari begitu cepat, terlalu singkat untuk sebuah kehidupan yang begitu berharga."

Kesedihan Mendalam

"Namun," pihaknya menyambung. "Kami percaya bahwa Tari telah kembali dengan damai, menyatu dengan alam yang selama ini menjadi rumahnya. Senyum polosnya mungkin tak lagi bisa kami lihat, tetapi jejak langkahnya akan terus terpatri di tanah Tesso Nilo, dan cintanya akan tetap hidup di hati setiap orang yang pernah mengenalnya."

"Kami menyadari bahwa kabar ini membawa kesedihan mendalam, bukan hanya bagi kami, tapi juga bagi para sahabat pecinta gajah di mana pun berada. Namun, biarlah doa yang kita kirimkan menjadi pelita yang mengiringi perjalanan Tari menuju keabadian."

"Terima kasih atas doa, dukungan, dan kepedulian sahabat semua. Kepergian Tari mengingatkan kita bahwa setiap kehidupan satwa adalah anugerah yang harus dijaga. Kami akan terus berkomitmen menjaga dan merawat gajah-gajah lain di Tesso Nilo agar tetap lestari."

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |