Duh, Bocah 2 Tahun Ditemukan Terjebak dalam Koper Hanya Kenakan Popok

1 month ago 26

Liputan6.com, Jakarta - Ada-ada temuan kali ini. Seorang bocah berusia dua tahun ditemukan terjebak di dalam koper di sebuah bus hanya mengenakan popok. Insiden tak terduga itu terjadi di Selandia Baru.

Polisi pun dipanggil ke sebuah terminal bus di Kaiwaka, sekitar 100 kilometer di utara Auckland, sekitar pukul 12.50 siang, pada Minggu, 3 Agustus 2025. Sebelumnya, pengemudi bus InterCity yang melakukan perjalanan antara Whangarei dan Auckland khawatir melihat koper yang bergerak-gerak selama pemberhentian yang dijadwalkan.

"Ketika pengemudi membuka koper, mereka menemukan anak perempuan berusia dua tahun itu," kata Inspektur Detektif Simon Harrison pada hari kejadian, dikutip dari news.com.au, Selasa (5/8/2025). "Gadis itu dilaporkan kepanasan, tetapi secara fisik tampak tidak terluka."

Menyusul temuan tersebut, bocah perempuan itu langsung dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan medis yang menyeluruh. Menurut Radio Selandia Baru, bocah balita itu diyakini sudah terjebak dalam koper selama hampir satu jam ketika ditemukan. Bagasi tersebut disimpan di bawah penumpang bus, di kompartemen terpisah.

Seorang Perempuan Ditangkap

Harrison pun memuji kesigapan pengemudi bus yang 'menyadari ada yang tidak beres dan segera mengambil tindakan, mencegah apa yang bisa menjadi hasil yang jauh lebih buruk'. Ia mengatakan seorang perempuan berusia 27 tahun ditangkap dan didakwa dengan tuduhan penganiayaan dan penelantaran anak. Perempuan itu, kata dia, mungkin akan dituntut dengan pasal tambahan.

Entrada Travel Group, yang mengoperasikan InterCity, mengatakan pihaknya mengetahui insiden tersebut. "Polisi dipanggil untuk merespons dan sedang menyelidiki masalah ini. Tidak ada yang terluka selama insiden tersebut, dan layanan telah dilanjutkan," demikian pernyataan resmi perusahaan.

Perjalanan dengan bus InterCity gratis untuk anak-anak berusia dua tahun ke bawah jika mereka dipangku oleh orang dewasa atau wali, demikian pernyataan jaringan bus tersebut di situs webnya. "Jika menempati tempat duduk, tiket anak harus dibeli," tambahnya.

Kementerian Anak-Anak Selandia Baru, Oranga Tamariki, telah diberitahu. Perempuan itu dijadwalkan menghadiri sidang pengadilan pada Senin, 4 Agustus 2025.

Insiden Lain Terkait Koper Turis

Beda halnya dengan yang dialami Grace, seorang warga negara Indonesia (WNI) saat berlibur di Italia. "Sepuluh koper kami dicuri saat di Roma, Italia. Kami sekeluarga baru tiba di Italia untuk liburan," tulis Grace mengawali ceritanya di Instagram pribadinya @mrsgracie__ pada 7 Juli 2025.

Lantaran perjalanan mereka dilakukan via darat alias road trip, ia sekeluarga menyewa van berkapasitas sembilan tempat duduk. Di perhentian pertama di Kota Roma, keluarga tersebut langsung mendapat musibah. Mobil yang diparkir dekat gereja tujuan ziarah mereka dibobol maling.

"Kami belum sempat check in hotel, kami meninggalkan 10 koper di dalam mobil di area parkiran depan gereja, sekitar satu jam kami mengunjungi gereja ketika kembali ke parkiran, mobil kami sudah dipecah kacanya," cerita Grace.

Sepuluh koper tersebut raib tak tersisa. Mereka lalu melapor ke kepolisian setempat di area kejadian tapi tidak digubris. "Jangankan mengunjungi tempat kejadian, pembuatan surat keterangan polisi juga memakan waktu yang bertele-tele," katanya dengan nada kecewa di video. 

Tim Lifestyle Liputan6.com menghubungi Grace untuk mendapat keterangan lebih lanjut. "Jadi Eropa sekarang semakin massive ya pencurian dan pick pocket-nya," katanya melalui pesan singkat di Instagram, Kamis, 10 Juli 2025.

Peringatan bagi Turis yang Melancong ke Eropa

Karena semua koper dicuri, mereka terpaksa membeli kembali keperluan selama tiga minggu liburan di Eropa. Grace mengaku mengalami kerugian waktu karena seharusnya sudah berkeliling tempat wisata, tapi malah harus berbelanja kebutuhan selama di Eropa setelah kecurian.

Belum lagi kerugian material yang harus ia terima karena barang-barangnya di koper raib. Mengenai jumlah kerugian, Grace tak bisa mengkalkulasinya, hanya menyebut kehilangan 10 koper yang terdiri dari koper besar dan kabin.  

Grace sengaja menceritakan hal ini agar pengalamannya menjadi pelajaran. Ia menyarankan agar tidak memarkir kendaraan di tempat umum yang terbuka sehingga gampang kena maling. 

Di samping itu, menurut pengalamannya, kepolisian di Italia tidak bisa berbuat banyak karena kejadian pencurian di Eropa sudah sangat sering. "(Mereka) sekadar menulis surat keterangan polisi saja.. mereka bilang nggak bisa bertindak apa-apa. Mungkin sudah terlalu banyak kejadian dan dari government-nya juga nggak ada tindakan tegas untuk para pelaku," katanya lagi.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |