Dari Limbah Kotoran Sapi Jadi Sumber Energi Terbarukan bagi Peternakan Lokal di Blitar

2 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Jangan remehkan limbah kotoran sapi. Dengan memanfaatkan teknologi yang ada, kotoran sapi yang kerap dianggap mengganggu penciuman ternyata bisa menjadi sumber energi terbarukan bagi sebuah pabrik susu.

Potensi itu dimanfaatkan PT Greenfields Dairy Indonesia (Greenfields Indonesia) dengan membangun dan mengoperasikan reaktor biogas berkapasitas 12.000 meter kubik di peternakan keduanya yang berlokasi di Blitar, Jawa Timur. Fasilitas ini menjadi reaktor biogas terbesar untuk sektor peternakan sapi perah di Indonesia. 

Reaktor ini mampu mengelola limbah organik dari sekitar 10.000 ekor sapi, mengubahnya menjadi sumber energi terbarukan sekaligus mengurangi potensi pencemaran lingkungan. Kehadiran fasilitas ini menunjukkan arah baru bagi sektor agribisnis dalam menghadirkan solusi konkret terhadap isu keberlanjutan dan pengelolaan limbah peternakan.

Peresmian dilakukan langsung oleh Wakil Menteri Pertanian Sudaryono yang juga menandatangani plakat simbolis. Dalam sambutannya, ia mengapresiasi langkah perusahaan.

"Hari ini kita menyaksikan langkah konkret dan progresif dalam mewujudkan pertanian dan peternakan yang berkelanjutan di Indonesia," kata Sudaryono, dalam rilis yang diterima Lifestyle Liputan6.com, beberapa waktu lalu. 

Proses Pemanfaatan Kotoran Sapi Jadi Biogas

Fasilitas biogas Greenfields Indonesia di Blitar menggunakan sistem biodigester canggih untuk mengubah kotoran sapi menjadi gas metana. Dengan rata-rata produksi 7.200 meter kubik gas metana per hari, reaktor ini tak hanya mengurangi emisi karbon, tapi juga mampu menghasilkan listrik hingga 15.800 kilowatt-jam per hari.

Listrik tersebut bisa digunakan untuk mendukung operasional peternakan atau dialirkan ke jaringan lokal. Gas metana juga bisa dikonversi menjadi bahan bakar cair terkompresi yang bernilai tinggi secara ekonomis dan ekologis.

"Reaktor biogas yang kami bangun selama hampir dua tahun ini dirancang mengikuti standar baku mutu limbah terbaru," kata Richard A. Slaney, General Manager Farm Greenfields Indonesia.

Ia menambahkan bahwa sistem ini tidak hanya mendukung pengelolaan limbah yang lebih bersih, tetapi juga membuka peluang monetisasi karbon melalui skema kredit karbon. Fasilitas ini juga memproses sisa hasil fermentasi menjadi pupuk organik cair yang digunakan untuk menyuburkan rumput odot (pakan utama sapi) dan tanaman kopi organik di sekitar lokasi peternakan.

Limbah Ternak untuk Masa Depan Berkelanjutan

Langkah Greenfields Indonesia membangun reaktor biogas ini merupakan bagian dari filosofi keberlanjutan perusahaan yang dikenal dengan sebutan Greenfields Farming Philosophy. Filosofi ini menekankan pentingnya integrasi dalam setiap rantai produksi, dari kesejahteraan hewan, efisiensi energi, hingga pelestarian lingkungan. Greenfields memandang limbah bukan sebagai masalah, melainkan sebagai sumber daya yang bisa diolah untuk menciptakan nilai ekonomi dan ekologis.

CEO Greenfields Indonesia, Akhil Chandra, mengatakan bahwa fasilitas biogas ini adalah bentuk nyata dari komitmen perusahaan pada lingkungan. "Fasilitas biogas ini semakin menggarisbawahi komitmen kami pada pilar keberlanjutan, khususnya dalam memanfaatkan limbah peternakan sapi perah menjadi energi baru dan terbarukan," ujarnya.

Akhil juga menyebut proyek ini menjadi bagian dari upaya perusahaan dalam mendukung target Indonesia menuju emisi nol bersih dan pertanian rendah karbon. Dengan pengolahan limbah yang bertanggung jawab, Greenfields membuktikan bahwa sektor peternakan tidak hanya bisa ramah lingkungan, tapi juga berkontribusi pada ketahanan energi nasional dan kesejahteraan masyarakat lokal.

Bermisi Peternakan Rendah Emisi

Greenfields Indonesia tidak berhenti pada pembangunan reaktor biogas saja. Perusahaan juga berkomitmen untuk terus menjalin kolaborasi lintas sektor demi mendorong transformasi praktik peternakan di Indonesia menuju model yang lebih efisien, bertanggung jawab, dan rendah emisi. Kolaborasi ini tidak hanya melibatkan pemerintah, tetapi juga komunitas lokal, akademisi, dan sektor swasta lainnya yang tertarik mengembangkan solusi energi terbarukan dari sektor agrikultur.

"Kami akan terus mendorong kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mengoptimalkan limbah peternakan sebagai sumber daya yang bernilai," ujar Akhil.

Ia juga berharap reaktor biogas itu bisa menciptakan efek domino bagi pelaku peternakan lain untuk mengadopsi pendekatan serupa. Selain itu, fasilitas ini dirancang agar dapat berkontribusi pada program pengurangan emisi karbon nasional melalui skema kredit karbon, serta mendukung ekonomi sirkular di sektor pangan dan energi.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |