Liputan6.com, Jakarta - Pada awal perang di Gaza, brand fesyen Israel Comme Il Faut meluncurkan kampanye dengan model-model terkemuka dan para pebisnis perempuan untuk menyoroti sandera Israel yang diculik Hamas. Minggu ini, merek tersebut kembali menarik perhatian dengan kampanye media sosial yang memprotes kelaparan di Gaza.
Melansir The Jurusalam Post, Kamis, 4 September 2025, kampanye jenama fesyen perempuan itu memperlihatkan para koki dan pemilik restoran Israel memegang panci-panci kosong, dengan tulisan, "Tolak Kelaparan," dalam bahasa Ibrani, Inggris, dan Arab.
"Kami berpikir, mengingat apa yang terjadi di Gaza dan kelaparan di sana, untuk melakukan pemotretan ini bersama orang-orang dari industri makanan dan para koki," ujar direktur Comme Il Faut, Romi Kaminer Goldfainer, dalam sebuah wawancara.
"Kami berpikir, betapa sulitnya membicarakan mode di masa ini, bahkan lebih sulit lagi membicarakan makanan, anggur, dan tempat makan ketika ada kelaparan yang mengerikan ini, seperti yang terjadi (di tempat berjarak) satu jam perjalanan dari Tel Aviv," ia menambahkan.
Inspirasi Kampanye
Goldfainer, yang ibunya Sybil Goldfainer, mendirikan merek tersebut pada 1987, mengatakan, dia terinspirasi setelah melihat unggahan media sosial terbaru seorang koki Israel tentang perjuangannya mempromosikan bisnis mereka di tengah laporan kelaparan di Gaza.
"Kami membuat pakaian untuk wanita, dan kami percaya bahwa mode juga merupakan hal yang politis, seperti makanan, seperti apapun dalam budaya," ujarnya.
Israel telah lama menolak klaim kelaparan di wilayah kantong tersebut, tapi bulan lalu, sebuah kelompok pemantau kelaparan global merilis laporan yang menyatakan bahwa sebagian wilayah Gaza memenuhi standar untuk dinyatakan "kelaparan."
Di tengah kecaman internasional dan meningkatnya oposisi di kalangan publik Israel terhadap aksi genosida di Gaza, berbagai organisasi berita Israel mulai lebih sering melaporkan penderitaan warga Gaza. Beberapa pengunjuk rasa anti-perang mulai memasukkan foto-foto warga Gaza ke dalam demonstrasi mereka.
Bikin Calon Peserta Kampanye Mundur
Namun, sejumlah warga Israel menolak pernyataan keprihatinan tersebut, dengan menuduh bahwa pernyataan ini merupakan bentuk pemberian bantuan pada musuh dan secara tidak adil membebankan tanggung jawab pada Israel. Sentimen semacam itu juga muncul di kolom komentar unggahan Instagram Comme Il Faut.
Goldfainer mengatakan, ekspektasi akan respons seperti itu membuat sejumlah calon peserta kampanye mengurungkan niatnya. "Orang-orang sangat khawatir bisnis mereka terancam dan mereka enggan bersuara," ujarnya.
Ia mengatakan, Comme Il Faut telah menghubungi hampir 100 koki dan pemilik restoran Israel untuk menanyakan apakah mereka bersedia berpartisipasi dalam kampanye ini. Tapi, banyak yang menolak atau tidak menanggapi pertanyaan mereka.
Yang lainnya membatalkan setelah awalnya setuju karena takut akan reaksi keras. Pada akhirnya, kampanye tersebut menampilkan selusin koki dan pemilik restoran Israel.
Melawan Kelaparan
Di antaranya adalah Michal Levit, seorang peneliti budaya makanan; Tamar Cohen Tzedek, koki dan pemilik restoran Cucina Hess 4; Avivit Priel Avichai, koki dan pemilik restoran Ouzeria; dan Aviram Katz, pemilik restoran di balik HaBasta, Mifgash Rambam, dan Morris Bar.
Di keterangan beberapa unggahan, para koki menulis dalam bahasa Ibrani, Inggris, dan Arab bahwa mereka "tidak bisa lagi tinggal diam menghadapi kelaparan sistematis yang dialami rakyat Gaza dan para sandera di antara mereka."
"Perut kami mual. Dari lubuk hatinya, dari jurang jiwa, kami berseru melawan kelaparan jutaan orang dan anak-anak tidak berdosa, yang meninggal dan sekarat secara massal," lanjut keterangan foto.
Comme Il Faut juga berkolaborasi dengan Parents Against Child Detention, sebuah organisasi Israel yang meningkatkan kesadaran tentang penahanan massal anak-anak Palestina, dalam kampanye tersebut.