20 Rekomendasi Tempat Makan di Semarang Paling Hits dan Legendaris, Cocok untuk Wisata Kuliner

1 week ago 7

Liputan6.com, Jakarta Kuliner di Semarang selalu berhasil mencuri perhatian para pencinta makanan. Kota ini tidak hanya menyimpan sejarah panjang, tetapi juga menyuguhkan beragam hidangan khas yang menggugah selera. Dari hidangan tradisional hingga sajian modern, setiap sudut kota terasa hidup berkat kelezatan menu yang disajikan. 

Setiap destinasi kuliner di Semarang memiliki daya tarik tersendiri, baik dari segi cita rasa, suasana, maupun harga yang ramah di kantong. Ada rumah makan legendaris yang sudah berdiri puluhan tahun, ada pula restoran baru dengan konsep unik yang menghadirkan pengalaman berbeda. Tidak mengherankan, jika rekomendasi tempat makan di Semarang selalu menjadi topik hangat yang banyak dicari. 

Selain itu, keberagaman menu membuat kota ini mampu memanjakan siapa saja yang berkunjung. Mulai dari pecel, soto, lumpia, hingga seafood segar, semuanya dapat ditemukan di satu kawasan kota. Bagi mereka yang menyukai wisata kuliner, daftar rekomendasi tempat makan di Semarang bisa menjadi panduan penting, agar tidak melewatkan sajian terbaik selama perjalanan.

Lebih dari sekadar mengisi perut, menjelajahi kuliner di Semarang juga memberikan pengalaman budaya yang otentik. Setiap resep memiliki cerita turun-temurun yang diwariskan dari generasi ke generasi, menambah nilai keistimewaan di setiap suapan. Berikut ini rekomendasi tempat makan di Semarang paling dicari yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (4/9/2025).

Fimela Trip kali ini berkesempatan liburan menjelajahi kota Semarang. Yuk simak video selengkapnya!

1. Lumpia Gang Lombok

Jika Anda sedang berkunjung ke Semarang, maka belum lengkap rasanya jika tidak mencicipi hidangan ikonik kota ini. Salah satu tempat terbaik untuk menikmati lumpia legendaris adalah Loenpia Gang Lombok, sebuah toko kuliner yang telah berdiri sejak puluhan tahun silam dan tetap konsisten mempertahankan cita rasa autentiknya.

Berlokasi di Jalan Gang Lombok No. 11, kawasan Pecinan, toko ini selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan maupun warga lokal. Lumpia yang ditawarkan di sini hadir dalam dua varian, yaitu lumpia goreng dan lumpia basah. Isian lumpia terdiri dari rebung muda yang harum, udang segar, serta suwiran daging ayam yang dimasak dengan bumbu khas.

Kelezatan lumpia ini begitu melekat karena aroma rempah dan rasa gurih yang meresap sempurna ke dalam setiap gigitannya. Untuk lumpia goreng, Anda bisa menyimpannya hingga tiga hari, sementara lumpia basah sebaiknya disantap dalam waktu sehari agar tetap segar. Tak heran jika Loenpia Gang Lombok menjadi salah satu oleh-oleh favorit dari Semarang.

2. Es Puter Cong Lik

Di tengah hiruk-pikuk kawasan Pecinan Semarang, ada satu sajian manis yang menyimpan nostalgia masa lampau, yakni Es Puter Cong Lik. Es ini merupakan salah satu hidangan penutup tradisional yang masih eksis hingga kini. Menurut cerita, nama Cong Lik berasal dari bahasa Jawa yang berarti "kacung cilik" atau pembantu kecil—julukan yang diberikan kepada sang pendiri saat ia masih muda dan bekerja membantu orang lain.

Es puter di sini terbuat dari bahan dasar santan kelapa, bukan susu seperti es krim modern, sehingga menghasilkan cita rasa gurih yang khas dan tekstur yang lembut di lidah. Tersedia berbagai rasa klasik seperti kelapa muda, durian, cokelat, dan alpukat yang disajikan dalam mangkuk atau cone, lengkap dengan topping kacang, roti, atau ketan hitam. Anda bisa menemukan gerai Es Puter Cong Lik di depan Rumah Sakit Telogorejo atau di sekitar Simpang Lima pada malam hari. Cocok dinikmati sebagai pelepas dahaga di cuaca Semarang yang hangat.

3. Nasi Ayam Bu Nyoto

Jika Anda berkunjung ke Semarang pada pagi hari, tidak ada salahnya memulai aktivitas dengan sarapan di Nasi Ayam Bu Nyoto yang sudah dikenal turun-temurun sejak tahun 1970. Lokasinya berada di Jalan MT. Haryono, Peterongan, dan hanya buka singkat dari pukul 06.00 hingga 09.00 WIB, sehingga selalu ramai oleh pengunjung yang ingin mencicipi cita rasa legendarisnya. Satu porsi nasi ayam disajikan lengkap berisi telur bacem, potongan tahu, suwiran ayam empuk, krecek pedas, serta kuah opor gurih yang harum rempah. Harga sekitar Rp18.000 membuat hidangan ini terasa sangat bersahabat untuk menu sarapan tradisional yang otentik.

4. Bebek Goreng Pak Thori

Bagi para pencinta kuliner berbahan dasar bebek, Bebek Goreng Pak Thori adalah salah satu tempat makan yang sangat direkomendasikan di Semarang. Terletak di kawasan Gunungpati, tepatnya di jalur wisata menuju Desa Kandri dan Goa Kreo, warung ini menawarkan sajian bebek goreng yang empuk dan gurih, lengkap dengan sambal khas yang pedas menyengat.

Bebek diolah dengan cara dimarinasi menggunakan rempah-rempah tradisional, kemudian digoreng hingga kulitnya renyah namun dagingnya tetap lembut dan tidak berbau amis. Disajikan dengan nasi putih, lalapan segar, dan sambal korek, menjadikan hidangan ini sangat menggugah selera. Selain bebek, tersedia pula menu lain seperti ayam goreng, burung dara, lele, dan gongso. Tempat ini kerap dipadati pengunjung, terutama saat akhir pekan dan musim liburan sekolah.

5. Tahu Gimbal

Tahu Gimbal merupakan salah satu ikon kuliner khas Semarang yang menggabungkan berbagai tekstur dan rasa dalam satu sajian yang begitu menggoda. Makanan ini terdiri atas potongan tahu goreng yang renyah di luar dan lembut di dalam, disajikan bersama bakwan udang yang disebut "gimbal", irisan kol segar, tauge, dan lontong atau nasi. Semuanya kemudian disiram dengan saus kacang yang kental dan gurih, dicampur sedikit petis untuk menambah kekayaan rasa.

Kunci utama kelezatan tahu gimbal terletak pada bumbu kacangnya yang dibuat secara tradisional dan disesuaikan dengan selera lokal di mana tidak terlalu manis seperti pecel Jawa Timur, namun gurih dan sedikit pedas. Gimbal atau bakwan udangnya memiliki rasa laut yang kuat dan tekstur renyah yang menjadi daya tarik tersendiri. Anda bisa menemukan tahu gimbal di berbagai penjuru kota, tetapi salah satu tempat yang paling populer adalah Tahu Gimbal Pak Man di sekitar Taman Menteri Supeno. Hidangan ini sangat cocok dinikmati sebagai makan siang atau sore hari.

6. Nasi Ayam Semarang

Sekilas, Nasi Ayam Semarang terlihat mirip dengan nasi liwet khas Solo. Namun, sajian ini memiliki ciri khas tersendiri yang membuatnya unik. Nasi ayam biasanya terdiri atas nasi gurih yang dimasak dengan santan, disajikan dengan suwiran ayam yang telah dimasak bersama kuah opor, tahu bacem, sambal goreng labu siam, telur pindang, dan kadang-kadang tambahan kerupuk atau krecek. Ciri khas lainnya adalah penggunaan kuah kuning yang lebih ringan dari opor, tetapi tetap kaya rasa berkat rempah-rempah seperti kemiri, kunyit, dan lengkuas.

Hidangan ini umumnya dijual pada sore hingga malam hari, dan salah satu penjual legendarisnya adalah Nasi Ayam Bu Sami di kawasan Simpang Lima. Rasanya yang lembut, gurih, dan tidak terlalu berat menjadikan nasi ayam favorit banyak orang sebagai makanan malam yang mengenyangkan namun tetap ringan di perut.

7. Babat Gongso

Salah satu sajian jeroan khas Semarang yang tak kalah populer adalah Babat Gongso. Menu ini terdiri dari potongan babat sapi yang dimasak dalam bumbu gongso, yakni tumisan khas Jawa Tengah yang memiliki rasa manis, pedas, dan gurih yang seimbang. Babat yang digunakan biasanya sudah direbus lama agar empuk, kemudian dimasak dengan bumbu merah berbahan dasar bawang merah, bawang putih, cabai, kecap manis, dan rempah pilihan. Tak jarang, menu ini juga ditambahkan bagian jeroan lain seperti iso, paru, atau limpa untuk variasi rasa dan tekstur.

Babat gongso sangat cocok dinikmati bersama nasi putih hangat, kadang dilengkapi dengan telur ceplok atau kerupuk udang sebagai pelengkap. Salah satu tempat legendaris untuk menikmati sajian ini adalah Warung Babat Gongso Pak Karmin yang sudah berdiri sejak tahun 1971 di daerah Jalan Pemuda. Meskipun berbahan dasar jeroan, rasa khasnya membuat banyak orang rela antre demi seporsi babat gongso hangat yang nikmat.

8. Soto Bangkong

Warung Soto Bangkong adalah destinasi kuliner yang wajib dikunjungi bagi pencinta soto tradisional. Terletak di Jalan Brigjen Katamso, warung ini sudah berdiri sejak tahun 1950-an dan tetap eksis hingga kini. Kata “Bangkong” berasal dari nama daerah tempat warung ini pertama kali berdiri, bukan dari bahan makanan. Soto yang ditawarkan di sini memiliki kuah bening kekuningan, dengan isian berupa suwiran ayam kampung, irisan tomat, tauge, seledri, dan bawang goreng. Kuahnya memiliki rasa gurih yang ringan namun kaya rempah, sangat cocok disantap saat pagi atau malam hari.

Penyajian soto dilengkapi dengan pilihan pelengkap seperti sate usus, perkedel, atau telur puyuh yang disajikan terpisah. Dengan harga yang masih terjangkau dan rasa yang konsisten, Soto Bangkong tetap menjadi pilihan utama masyarakat Semarang hingga generasi ke generasi.

9. Wedang Tahu

Wedang Tahu adalah minuman tradisional khas Semarang yang menawarkan rasa hangat dan lembut, cocok untuk dinikmati saat cuaca dingin atau malam hari. Minuman ini terdiri dari dua komponen utama, yaitu sari kedelai yang difermentasi menjadi tahu sutra (sering disebut sebagai "kembang tahu"), dan kuah jahe manis yang disajikan dalam keadaan panas. Rasa kuahnya sangat khas, mengandung rempah seperti jahe, kayu manis, dan daun pandan, memberikan sensasi hangat dan menenangkan di tenggorokan. Tahu sutranya yang lembut langsung lumer di mulut, berpadu sempurna dengan rasa kuah yang manis dan sedikit pedas dari jahe.

Wedang tahu biasanya dijual oleh pedagang keliling di malam hari, salah satunya yang terkenal adalah Wedang Tahu Pak Dul di sekitar kawasan Karang Tempel. Minuman ini juga dipercaya memiliki khasiat untuk meredakan masuk angin atau kelelahan setelah seharian beraktivitas.

10. Bandeng Presto

Saat hendak pulang dari Semarang, satu oleh-oleh yang hampir selalu diburu oleh wisatawan adalah Bandeng Presto. Ikan bandeng memang terkenal memiliki banyak duri halus, namun teknik presto atau pemasakan dengan tekanan tinggi membuat duri-duri tersebut menjadi lunak dan aman dikonsumsi. Bandeng biasanya dibumbui dengan bawang putih, kunyit, dan garam sebelum dimasukkan ke dalam panci presto. Hasilnya adalah ikan yang gurih, empuk, dan sangat kaya rasa, cocok disantap langsung bersama nasi hangat, sambal, dan lalapan.

Salah satu pusat oleh-oleh bandeng presto yang populer adalah Bandeng Juwana Elrina yang berlokasi di Jalan Pandanaran, pusat oleh-oleh khas Semarang. Di sana, bandeng presto dikemas dengan rapi dan bisa dibawa sebagai buah tangan untuk keluarga di rumah. Selain bandeng biasa, tersedia juga variasi seperti bandeng otak-otak dan bandeng tanpa duri isi pepes.

11. Sego Kucing dan Angkringan Semarang

Meskipun identik dengan Yogyakarta dan Solo, sego kucing atau nasi kucing juga sangat populer di Semarang, terutama di kalangan mahasiswa dan pekerja malam. Disebut "sego kucing" karena porsinya yang kecil seperti jatah makan kucing, sajian ini biasanya hanya terdiri atas nasi putih dengan sedikit lauk seperti sambal teri, oseng tempe, atau abon. Sego kucing disajikan dengan bungkus daun pisang dan kertas cokelat, memberikan aroma khas yang menggugah selera. Makanan ini biasanya ditemukan di angkringan, yakni warung sederhana kaki lima yang buka menjelang sore hingga dini hari.

Di sana, Anda juga bisa menemukan aneka sate-satean seperti sate usus, sate telur puyuh, hingga gorengan yang dipajang dalam nampan bambu. Angkringan di Semarang menjadi tempat berkumpulnya berbagai kalangan, karena suasananya yang santai dan akrab. Salah satu lokasi favorit untuk menikmati sego kucing di Semarang adalah Angkringan Pak Man di sekitar Jalan Pahlawan yang terkenal dengan wedang jahe hangatnya dan harga yang ramah di kantong.

12. Tahu Pong

Tahu pong adalah camilan khas Semarang yang sederhana namun begitu digemari. Dinamakan “pong” karena tahu ini memiliki rongga kosong di dalamnya akibat proses penggorengan yang membuat bagian tengahnya mengembang. Meski tampak kosong, tahu pong justru menyimpan rasa yang khas ketika dipadukan dengan pelengkapnya, yaitu sambal petis dan acar mentimun. Ada juga variasi isian seperti tahu pong dengan gimbal udang atau tahu pong isi telur puyuh. Tekstur tahunya yang garing di luar dan kenyal di dalam membuat camilan ini cocok disantap kapan saja, terutama saat sore hari bersama teh hangat.

Salah satu tempat legendaris untuk menikmati tahu pong adalah Tahu Pong Karangsaru yang telah berjualan sejak tahun 1940-an. Di sana, pengunjung bisa menikmati tahu pong yang digoreng langsung saat dipesan, disajikan dengan sambal petis kental dan segar yang dibuat dari bahan pilihan. Perpaduan gurih, asam, manis, dan pedas dalam satu gigitan membuat tahu pong menjadi camilan yang tak mudah dilupakan.

13. Garang Asem

Garang asem adalah sajian berkuah khas Jawa Tengah yang juga menjadi salah satu kebanggaan kuliner Semarang. Makanan ini terbuat dari ayam kampung yang dimasak dalam kuah santan encer bercita rasa asam dan pedas, dibungkus dalam daun pisang lalu dikukus hingga matang. Bumbu yang digunakan antara lain belimbing wuluh, bawang merah, bawang putih, tomat, cabai rawit, dan lengkuas, yang semuanya menciptakan rasa segar, gurih, dan menggoda. Daun pisang sebagai pembungkus menambah aroma alami dan membuat kuah lebih meresap ke dalam daging ayam. Hidangan ini sangat cocok disajikan bersama nasi hangat dan lalapan segar.

Salah satu tempat terkenal yang menyajikan garang asem lezat adalah Garang Asem Sari Rasa di Jalan Pandanaran, yang sudah menjadi favorit warga lokal maupun wisatawan sejak lama. Kelezatan garang asem tidak hanya terletak pada rasanya yang menyegarkan, tetapi juga pada teknik memasaknya yang masih mempertahankan cara tradisional.

14. Pisang Plenet

Bagi pencinta makanan jadul, pisang plenet bisa menjadi pilihan yang tepat untuk bernostalgia. Pisang plenet adalah olahan pisang kepok matang yang dibakar di atas bara arang, kemudian dipenyet atau “diplenet” hingga pipih.

Setelah itu, pisang disajikan dengan berbagai topping seperti keju parut, cokelat meses, atau gula pasir dan margarin. Proses pembakarannya yang tradisional membuat aroma pisang menjadi lebih wangi dan rasa manisnya lebih alami. Teksurnya pun unik, renyah di luar namun lembut di dalam. Camilan ini dulunya sangat populer di tahun 1980-an hingga 1990-an, dan kini kembali digemari generasi muda karena nilai nostalgianya.

Salah satu penjual pisang plenet legendaris di Semarang berada di Jalan Pemuda, tepatnya di sekitar kawasan Paragon Mall. Dengan harga terjangkau dan rasa yang tak pernah berubah, pisang plenet tetap menjadi pilihan jajanan sore yang sederhana namun mengenyangkan.

15. Sate Sapi Pak Kempleng

Meskipun berlokasi di Ungaran, daerah yang masih termasuk dalam kawasan metropolitan Semarang, Sate Sapi Pak Kempleng telah menjadi ikon kuliner yang wajib dicoba bagi siapa pun yang berkunjung ke kota ini. Berbeda dari sate pada umumnya yang menggunakan daging ayam atau kambing, sate ini menggunakan daging sapi pilihan yang dipotong kecil-kecil dan dibumbui dengan rempah-rempah khas sebelum dibakar di atas bara api.

Kelezatan sate ini terletak pada dagingnya yang sangat empuk, berkat proses marinasi khusus yang membuat bumbu meresap sempurna ke dalam serat daging. Sate ini biasanya disajikan dengan lontong atau nasi, dilengkapi sambal kecap dan irisan bawang merah serta cabai rawit sebagai pelengkap.

Tempat makan ini sering ramai pengunjung, baik dari dalam kota maupun luar daerah, yang ingin mencicipi kelezatan sate sapi yang berbeda dari sate lainnya. Ketenarannya membuat Sate Pak Kempleng tak hanya dikenal di Ungaran, tetapi juga menjadi bagian dari kekayaan kuliner Semarang.

16. Nasi Ayam Kemuning

Alternatif lain untuk menikmati nasi ayam khas Semarang adalah Nasi Ayam Kemuning yang terletak di Jalan Anjasmoro Raya Nomor 77, Karangayu. Berbeda dari tempat lain, kedai ini beroperasi dari pagi hingga malam, yakni pukul 06.30–23.00 WIB. Keistimewaan hidangannya terletak pada nasi hangat yang diberi siraman kuah opor beraroma harum, lengkap dengan pilihan tambahan sate telur puyuh, sate ampela, atau sate usus yang lezat. Harga nasi ayam dimulai dari Rp20.000 per porsi, sedangkan sate tambahan dibanderol sekitar Rp5.000 per tusuk, sehingga cocok untuk pengunjung yang ingin variasi rasa.

17. Gudeg Merak Mati

Bagi pecinta gudeg, kawasan Bawen menghadirkan Gudeg Merak Mati di Jalan Soekarno-Hatta, Merakrejo. Warung ini beroperasi mulai pukul 08.00 hingga 13.00 WIB, sehingga lebih ideal untuk santap siang awal. Sajian utamanya berupa gudeg manis gurih, dipadukan nasi, krecek pedas, serta irisan mentimun segar sebagai penyeimbang. Lauk pauk pendampingnya beragam, mulai dari tempe dan tahu bacem, telur, ayam, hingga paru dan usus sapi. Harga setiap porsi gudeg dibanderol mulai Rp20.000, menjadikannya pilihan menarik bagi penikmat kuliner Jawa tradisional.

18. Lunpia Cik Me Me

Lunpia Cik Me Me merupakan salah satu ikon kuliner Semarang yang sudah berdiri sejak 1870 dan dikenal sebagai pionir lumpia halal. Berlokasi di Jalan Gajahmada Nomor 107, Semarang Tengah, tempat ini buka panjang dari pukul 05.00 hingga 22.00 WIB. Ragam menunya sangat variatif, mulai dari Lunpia Original, Lunpia Plain, Lunpia Jamur Nusantara, Lunpia Kambing Jantan Muda, Lunpia Fish Kakap, hingga Lunpia Crab. Selain lumpia isi, tersedia juga camilan berupa keripik lumpia. Harga per buah lumpia berkisar Rp12.000–Rp29.000, sedangkan camilan dibanderol antara Rp12.000–Rp45.000.

19. Joglo Rawa Pening

Restoran Joglo Rawa Pening menghadirkan pengalaman kuliner sekaligus pemandangan alam indah. Berada di Jalan Jenderal M. Sarbini, Tambaksari, Ambarawa, pengunjung dapat menikmati suasana sawah dan pegunungan sambil duduk di area semi-outdoor. Menu favorit antara lain Tumpang Koyor, Bebek Goreng, Jeroan Usus atau Ati, Ayam Goreng, Sop Iga, Urap, hingga Nasi Pecel. Aneka minuman tersedia mulai dari teh tawar, jus buah, hingga wedang uwuh hangat. Harga berkisar Rp3.000–Rp30.000.

20. Ambarawa Kuliner Mbok Penyet

Masih di kawasan Ambarawa, terdapat restoran semi-outdoor Mbok Penyet di Jalan R.A. Kartini Nomor 5, Bugisari, Lodoyong. Restoran ini menawarkan pemandangan gunung dan sawah sebagai latar makan yang menenangkan. Menu yang disajikan beragam, mulai dari Combo Ayam Kalasan, aneka penyetan, cah kangkung, hingga mie-mie khas. Minuman seperti milkshake, jus segar, maupun float pun tersedia. Harga makanan dan minuman berkisar Rp3.000–Rp28.000, dan restoran ini buka dari pukul 10.00 hingga 22.00 WIB.

FAQ Seputar Topik

Q1: Apa tempat makan legendaris di Semarang yang cocok untuk sarapan pagi?

A1: Salah satu yang populer adalah Nasi Ayam Bu Nyoto di kawasan Peterongan. Tempat ini sudah ada sejak tahun 1970 dan terkenal dengan perpaduan nasi, opor ayam, krecek, serta telur bacem. Bukanya pagi hari, jadi sangat pas untuk memulai hari.

Q2: Di mana bisa menemukan lumpia khas Semarang yang sudah terkenal hingga luar kota?

A2: Lumpia khas bisa dicoba di Lunpia Gang Lombok yang sudah berusia lebih dari satu abad. Ada pilihan lumpia goreng maupun basah dengan isian udang atau ayam. Selain itu, Loenpia Mbak Lien juga banyak direkomendasikan karena menyediakan varian modern seperti seafood dan western.

Q3: Apakah ada tempat makan di Semarang yang buka hingga larut malam?

A3: Tentu ada. Seafood Pak Jari di sekitar Simpang Lima adalah salah satu spot favorit untuk kuliner malam, buka dari sore hingga dini hari. Menu andalannya berupa olahan kepiting, ikan, hingga cumi yang bisa dipilih cara masaknya, entah digoreng, bakar, atau kukus.

Q4: Di mana bisa menemukan pecel khas Semarang yang berbeda dari daerah lain?

A4: Warung Pecel Bu Sumo adalah jawabannya. Pecelnya berisi sayuran segar seperti bayam, kecambah, dan kacang panjang yang dilumuri bumbu kacang khas racikan turun-temurun. Tempat ini sudah buka sejak 1965, sehingga menjadi salah satu warung pecel paling otentik di Semarang.

Foto Pilihan

Penari Reog Ponorogo dari Sedulur Warok Ponorogo Bekasi beraksi saat pembukaan acara Parade Wastra Nusantara 2025 yang di Grand Atrium Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Jumat (8/8/2025). (KapanLagi.com/Budy Santoso)
Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |